Daily IDC
Anak Aktivis Nahi Munkar Tasik Lahir Prematur Mengidap Infeksi Saluran Lambung. Ayo Bantu..!!
Innaalillahi, nasib malang menimpa ananda Muhammad Jibril, bayi mungil usia 3 minggu putera ke 5 pasangan keluarga aktivis nahi munkar, Muhammad Taji Surya dan Ummi Martini ini lahir prematur dan terkena infeksi saluran lambung. Keluarga hanya mengandalkan usaha warung kecil-kecilan dengan penghasilan pas-pasan, membutuhkan biaya perawatan dan pengobatan intensif di Rumah Sakit (RS) ternama di Tasikmalaya, hingga saat ini tagihan sudah mencapai Rp. 9.610.000 (sembilan juta enam ratus sepuluh ribu rupiah) biaya ini akan terus bertambah seiring perawatan terus berlanjut. Ayo Bantu..!!!
Tasikmalaya, Infaq Dakwah Center (IDC)-- Lebih dari dua (2) pekan pasca lahir, Muhammad Jibril bayi anak aktivis dakwah nahi munkar Tasikmalaya ini harus mendapat penangan intensif oleh medis di dua (2) Rumah Sakit ternama di kota Tasikmalaya lantaran lahir prematur dan terdampak infeksi pada saluran lambungnya.
Proses kelahiran ananda Muhammad Jibril ke alam dunia, hingga kini kondisinya cukup memprihatinkan. Ia lahir tanpa bantuan bidan, hanya disaksikan sang nenek yang sudah lanjut usia, kejadian itu terjadi pada Kamis 18 April 2019 pukul 22.00 malam hari di rumah sederhananya yang terletak di sekitar kawasan Stasiun kota Tasikmalaya.
Muhammad Taji Surya (50) dan Ummi Martini (34) sangat terpukul dengan kejadian ini, namun apa yang terjadi sudah menjadi ketetapan sang Maha Kuasa, sebagai aktivis dakwah, keluarga ini semakin menguatkan kesabaran, bersyukur dengan anugerah nikmat maupun cobaan (ujian) yang datang dari Allah SWT berbekal tawakkal dan do’a, berharap semoga diberi jalan keluar dan kemudahan dalam melewati masa-masa sulit ini.
Dikalangan aktivis dakwah Tasikmalaya, Kang Surya cukup familiar karena sering terlibat kegiatan keummatan, juga mengawal dakwah amar maruf nahi munkar yang dilakukan oleh lintas ormas di bawah AL MUMTAZ (aliansi aktivis muslim Tasikmalaya)
Awalnya, Ummi Martini merasakan bahwa dirinya hanya seperti terkena masuk angin biasa, batuk-batuk ringan, dan tidak ada gejala/ tanda kontraksi yang menyebabkan akan lahiran (hpl) saat itu juga.
Qadarullah, sang janin dalam kandungan tanpa disangka lahir saat itu juga, tanpa bantuan bidan, hingga sang mertua yang sudah lanjut usia menyaksikan terheran-heran dengan kejadian itu.
Selang Dua hari pasca lahir, bayi Jibril mengalami kesulitan dan minim asupan ASI karena kondisi tubuhnya yang lemah, keluarga dengan terpaksa harus melarikan ke Rumah Sakit Prasetya Bunda untuk identifikasi dokter dan perawatan maksimal.
Pihak dokter medis RS Prasetya Bunda menyatakan bahwa bayi Jibril ini terkena infeksi saluran lambung yang menyebabkan keluar cairan hijau dari mulutnya dan juga hyperbilirubin, sehingga dokter dengan segera harus melakukan tindakan.
Alhamdulillah, Bayi Jibril selama sembilan (9) hari dirawat di RS Prasetya Bunda Tasik, perkembangannya mulai membaik, Dokter RS mengizinkan dapat dibawa pulang hari itu juga.
Ujian keluarga aktivis dakwah nahi munkar ini belum usai, 3 hari usai dirawat, pada Jum’at (3/5) bayi Jibril ini mengalami kejang-kejang, wajahnya membiru, detak nadinya melemah, keluarga M. Taji Surya kembali panik, hingga sang bayi di larikan untuk perawatan lebih lanjut ke Rumah Sakit Bunda Aisyah Tasikmalaya.
Kondisi bayi Jibril hingga saat ini, Kamis (9/5) dinyatakan belum ada perkembangan lebih baik, dan cairan hijau akibat infkesi lambung pun masih keluar, sekujur tubuhnya lemah gemulai, selang infus pun masih menempel di bagian hidung, mulut dan tangannya.
Setelah berjuang dengan segenap kemampuan yang dimiliki berupaya melakukan pembayaran tagihan biaya pengobatan awal di Rumah Sakit Prasetya Bunda selama 9 hari, kini keluarga aktivis Nahi Munkar ini kembali harus menyiapkan dana yang cukup besar untuk pembayaran tagihan lanjutan perawatan anaknya yang sudah 6 (enam) hari di RS Bunda Asiyah, total tagihan hingga kini sebesar Rp. 9.610.000 (sembilan juta enam ratus sepuluh ribu rupiah) dan akan terus bertambah hingga dinyatakan sehat (normal) kembali.
BUTUH BIAYA PERAWATAN INTENSIF UNTUK SANG ANAK YANG LAHIR PREMATUR MENGIDAP INFEKSI SALURAN LAMBUNG
Kondisi ekonomi pas-pasan dirasakan Muhammad Taji Surya, ayah dari bayi Muhammad Jibril yang terlahir prematur dan mengalami infeksi pada saluran lambungnya, bekerja sebagai pedagang warung kecil-kecilan tentunya serba kesulitan untuk menjawab tantangan ke depan berupa tagihan biaya perawatan puteranya itu di Rumah Sakit.
Dua hari pasca lahir, anaknya harus mendapat perawatan intensif di dua rumah sakit, hingga kini belum ada perkembangan membaik, cairan hijau dari mulutnya masih keluar lantaran infeksi saluran lambung yang terjadi pada bayi jibril di usianya yang baru 3 minggu.
Belum lagi dengan kondisi istri yang masih lemah, beban Muhammad Taji Surya semakin bertambah, secara langsung rekan aktivis dakwah Tasikmalaya mengajukan permohonan bantuan kepada IDC agar dapat membantu meringankan beban keluarga aktivis Nahi Munkat, M. Taji Surya dan Ummi Martini.
“Akhi, semoga bisa dibantu biaya perawatan putera ke 5 kang Taji Surya, anaknya lahir prematur, sampai sekarang masih dirawat di RS Bunda Aisyah, Tasik, dalam sehari membutuhkan biaya lebih dari satu juta rupiah,” berikut pesan singkat yang diterima relawan IDC dari rekan aktivis dakwah di Tasikmalaya.
INFAQ DARURAT PEDULI KASIH SESAMA MUSLIM
Muhammad Taji Surya, ayah dari Jibril, bayi prematur mengidap infeksi saluran lambung tak bisa mengandalkan penghasilan dari profesinya sebagai pedagang warung kecil-kecilan untuk melunasi tagihan rumah sakit yang sudah mencapai 10 juta rupiah, dan akan terus bertambah seiring dengan kondisi anaknya yang belum ada perkembangan membaik.
Dua kali dirawat di RS dengan biaya dengan tagihan biaya mahal, keluarga ini hanya bisa tawakkal kepada Allah. Semoga para muhsinin donatur IDC terpanggil untuk meringankan beban perawatan ananda Muhammad Jibril, bayi usia 3 minggu hingga pulih seperti bayi normal lainnya.
“Kita belum punya kemampuan biaya sebanyak itu, kita sangat butuh bantuannya dari ikhwah dan muhsinin IDC. Sebelum dan sesudahnya saya mengucapkan jazakumullah khoiron kepada muhsinin IDC dan semua yang turut membantu perawatan anak saya,” ujarnya kepada Relawan IDC.
Ujian berat yang diderita ananda Muhammad Jibril adalah beban kita juga, karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَومَ القِيَامَةِ و مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيهِ في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و مَن سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ الله في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و الله في عَونِ العَبْدِ ما كان العَبْدُ في عَونِ أَخِيهِ
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa membantu seorang hamba selama hamba tersebut senantiasa membantu saudaranya...” (HR Muslim).
Mari bantu pengobatan ananda Muhammad Jibril agar sembuh dan tumbuh berkembang normal seperti anak-anak bayi lainnya. Semoga kelak menjadi anak shalih yang cerdas dan mujahid dakwah pejuang Islam.
Bunga-bunga kasih kaum Muslimin untuk keperluan pengobatan ananda Muhammad Jibril bisa disalurkan melalui program INFAQ DARURAT IDC:
1. Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
2. Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a.n: Infaq Dakwah Center.
3. Bank Mandiri Syari’ah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
4. Bank Bukopin Syariah, No.Rek: 880.218.4108 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
5. Bank BTN Syariah, No.Rek: 712.307.1539 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
6. Bank Mega Syariah, No.Rek: 1000.154.176 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
7. Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
8. Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
9. Bank CIMB Niaga, No.Rek: 80011.6699.300 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
10. Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC).
CATATAN:
* Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.000,- Rp 103.000,- 53.000,- dan seterusnya.
* Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: www.infaqDakwahCenter.com.
* Bila biaya pengobatan sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
* Detail:
* Video:
* Info: 08122.700020 - 08567.700020.