Saat Orang Tuanya Shalat, 50 Persen Tubuh Khubaib Melepuh Tersiram Air
Saat kedua orang tuanya menunaikan shalat, Khubaib tersiram air teh satu teko yang masih mendidih hingga 50 persen tubuhnya melepuh. Terkendala biaya, selama 6 hari ia dirawat seadanya di rumah hingga lukanya mulai membusuk.
CIBITUNG, Infaq Dakwah Center (IDC) – Sudah enam hari bocah berusia 5,5 tahun ini kini tergolek lemah menahan perih tiada tara akibat luka bakar di sekujur tubuhnya. Di kamar berukuran minimalis itu, Khubaib hanya bisa terbaring di atas kasur tanpa sehelai benang pun. Sekitar 50 persen tubuhnya yang sudah mulai memborok, tidak mungkin dipakaikan baju.
Musibah dialami Khubaib pada Jum’at (7/4/2017) di rumahnya, kawasan Tridaya Sakti, Tambun Selatan Bekasi saat sang ayah menunaikan shalat Jum’at di masjid terdekat. Siang itu, usai menuangkan air teh mendidih ke dalam teko ukuran dua liter di atas meja, sang ibu menunaikan shalat zuhur.
Lepas dari pengawasan orang tua, bocah periang yang polos ini berinisiatif mengambil sendiri air teh tersebut di meja dapur untuk dituangkan ke gelas. Tentu saja, teko besar yang dipenuhi air mendidih itu tak sanggup diangkatnya dengan baik. Saat mulai mengangkat teko, ia pun terjatuh sehinggah air mendidih di dalam teko itu mengguyur sekujur tubuhnya hingga melepuh mengerikan.
Khubaib pun histeris tersiram air panas mendidih dengan luka bakar di bagian belakang kepala, leher, dada, punggung, tangan dan kaki sebelah kanan. Prayitno, sang ayah yang baru saja pulang dari jum’atan kaget luar biasa. Tanpa pikir panjang, hanya berbekal uang 500 ribu rupiah di dompetnya, ia bersama istrinya segera melarikan Khubaib ke rumah sakit terdekat.
Sudah jatuh tertimpa tangga, nasib Khubaib sungguh tragis. Sesampai di rumah sakit swasta di Cibitung, ia langsung masuk UGD tanpa tindakan serius oleh pihak rumah sakit. Untuk tindakan medis selanjutnya, tanpa kompromi pihak rumah sakit meminta jaminan deposit sebesar Rp 3.500.000,- tak peduli meski saat itu Khubaib merintih-rintih kesakitan dalam kondisi darurat.
Sang ayah yang tak memiliki uang sebanyak itu hanya bisa mengelus dada dan beristigfar. Dana 500 ribu rupiah jauh dari cukup untuk memasukkan buah hatinya ke rumah sakit. Dengan perih tak tertahankan, Khubaib terpaksa dibawa kembali pulang ke rumah. “Sabar ya Nak, abi akan merawat dan mengobatimu di rumah, insya Allah sembuh,” ujarnya menghibur.
Tanpa perawatan medis dan tanpa bekal pengetahuan ilmu kedokteran kulit, Khubaib dirawat di rumah. Atas saran kawan-kawan komunitas di group whatsapp, sekujur luka Khubaib ditaburi minyak dan tepung herbal supaya lekas kering. Alas tidurnya pun dilapisi daun pisang yang dibalur minyak herbal supaya tidak lengket dengan luka Khubaib. Demikian kondisi perawatan Khubaib selama hampir sepekan.
Namun bukannya membaik, kondisi Khubaib malah memprihatinkan. Luka di sekujur tubuhnya mulai mengeluarkan aroma busuk. Luka di lengan kanannya justru lengket dengan luka di rusuk kanan, begitu pula luka di kakinya.
...Enam hari dirawat di rumah kondisi Khubaib makin memprihatinkan. Luka di sekujur tubuhnya mulai membusuk. Luka di lengan kanannya justru lengket dengan luka di rusuk kanan, begitu pula luka di kakinya...
Mendengar kabar tersebut, Ustadz Khudori dari Tambun segera membezuk Khubaib. Tak tega melihat kondisi yang disaksikannya, ia langsung melapor kepada Direktur IDC yang dikenalnya. “Pak ini ada anak ikhwan sudah enam hari luka bakar, gak punya bpjs cuma dirawat seadanya di rumah. Tolong IDC bantu ya,” lapornya, Rabu sore (13/4/2017).
Tanpa membuang-buang waktu, Direktur IDC segera menghubungi Tim Ambulan yang hari itu sedang bertugas membantu pengobatan balita hidrosefalus di RSCM Jakarta sejak pagi. “Kusuy, setelah urusan di RSCM selesai, tolong segera meluncur ke Tambun. Ada anak jamaah masjid menderita luka bakar harus dilarikan ke rumah sakit!” ujar Direktur IDC via ponsel kepada driver ambulan IDC.
Tim Ambulan IDC pun tiba di kawasan Tambun tepat saat azan magrib tiba. Setelah istirahat sejenak di masjid, Khubaib pun dilarikan ke rumah sakit swasta terdekat di Tambun Selatan, dengan pengawalan jamaah masjid Al-Hidayah. Di IGD, setelah ditangani sebentar, dokter spesialis bedah umum menyatakan angkat tangan karena kasus luka bakar seperti itu harus ditangani oleh dokter spesialis bedah plastik. Khubaib pun dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibitung Kabupaten Bekasi Jawa Barat.
Alhamdulillah, sekira pukul 02.00 WIB dini hari Tim Ambulan IDC dan jamaah Masjid Al-Hidayah mulai meninggalkan rumah sakit, setelah menyelesaikan segala urusan administrasi, perawatan, resep obat-obatan dan tetek bengek di rumah sakit. Kini Khubaib mendapat perawatan terbaik di ruang isolasi lantai 4.
Semoga lekas sembuh dan kelak sukses menjadi pejuang Islam yang tangguh. Setangguh shahabat Khubaib bin Adi yang teguh menggenggam iman dan Islam meski dieksekusi secara sadis oleh kaum musyrikin. Dalam sirah nabawiyah, namanya tercatat sebagai shahabat yang syahid dengan cara badannya disalibkan dan dihujani panah oleh para algojo musyrikin.
INFAQ DARURAT PEDULI KASIH SESAMA MUSLIM
Musibah yang diderita ananda Khubaib adalah beban kita juga, karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).
Infaq untuk membantu meringankan musibah sesama muslim insya Allah akan mengantarkan menjadi pribadi beruntung yang berhak mendapat kemudahan dan pertolongan Allah Ta’ala. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَومَ القِيَامَةِ, و مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيهِ في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ, و مَن سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ الله في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ, و الله في عَونِ العَبْدِ ما كان العَبْدُ في عَونِ أَخِيهِ
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa membantu seorang hamba selama hamba tersebut senantiasa membantu saudaranya...” (HR Muslim).
Donasi untuk membantu Sofia Putri bisa disalurkan melalui program Infaq Darurat ke rekening IDC:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a.n: Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri Syar’iah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank CIMB Niaga, No.Rek: 675.0100.407.006 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC)
CATATAN:
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.000,- Rp 103.000,- 53.000,- dan seterusnya.
- Laporan penyaluran dana insya Allah disampaikan secara online di: www.infaqdakwahcenter.com.
- Bila biaya pengobatan sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
- Info: 08122.700020.
- PIN BBM: IDCPUSAT; BBM Channel: C00354681.
BERITA TERKAIT: