Lahir Keracunan Ketuban, Bayi Anak Aktivis Islam Kritis di Rumah Sakit

 

Usai persalinan, Ummu Azmi dirawat intensif di rumah sakit, sedangkan bayinya kritis masuk NICU karena keracunan ketuban saat persalinan. Biaya perawatannya cukup mahal, hari pertama saja mencapai 8 juta rupiah. Butuh uluran tangan kaum muslimin.

 

CIBUBUR, Infaq Dakwah Center (IDC) – Saat sang suami di luar pulau, Ibu Murkusuma yang biasa disapa Ummu Azmi mendapat ujian persalinan anak keempatnya. Sang suami, Pak Budi, adalah aktivis Islam yang aktif dalam pengajian dakwah tauhid dan gerakan dakwah nahi munkar. Saat butuh biaya besar, kondisi keuangan pria yang berprofesi sebagai sopir truk antar pulau ini sedang sulit.

Menurut Malik (18) putra sulungnya, detik-detik persalinan Sabtu pagi (16/09/2017) kondisi Ummu Azmi sangat tidak stabil saat kontraksi. Saat merasa mulas, ia dilarikan ke bidan terdekat untuk prosesi persalinan. Di ruang persalinan bidan kawasan Kranggan Bekasi, ketuban sudah pecah tapi sang bayi tak kunjung lahir juga. Ummu Azmi mulai lemas dan nafasnya tersengal-sengal.

Saat diperiksa, bidan menyatakan ketuban sudah lama kering dan sangat berbahaya jika sang jabang bayi tersebut keracunan ketuban. Ditambah dengan kondisi ibunya yang sesak nafas, maka jiwanya bisa terancam. Bidan pun angkat tangan dan merujuk Ummu Azmi ke rumah sakit yang lebih lengkap peralatannya.

Sekira pukul 11.00 WIB Ummu Azmi tiba di Permata Cibubur dan langsung dibawa ke ruang persalinan untuk ditangani dokter. Alhamdulillah 50 menit kemudian lahir dengan normal selamat bayi laki-laki dengan berat 3200 gram dan panjang 47 cm.

Pecahlah suasana tegang yang menyelimuti Ummu Azmi. Tapi masalah baru muncul lagi, karena sang bayi tidak normal, detak jantungnya sangat lemah nyaris hilang. Menurut dokter, sang bayi mengalami Meconium Aspiration Syndrome (MAS) akibat tersedak/keracunan kotoran yang bercampur dengan air ketuban sehingga sulit bernafas (sesak nafas).

Satu-satunya upaya penyelamatan, ia harus segera di rawat di ruang perawatan intensif NICU (Neonatal Intensive Care Unit) karena beresiko tinggi.

Di ruang NICU, bayi Ummu Azmi mendapat perawatan khusus di bawah pemantauan tim dokter, guna pengobatan dan mencegah terjadinya kegagalan organ-organ vital. Dengan fasilitas berbagai alat yang canggih mulai dari alat pernafasan, alat pengontrol detak jantung, pengatur suhu, serta lain-lain tentu biaya perawatannya pun sangat mahal.

Hari pertama saja tagihannya sudah mencapai 8 juta rupiah (Rp 7.939.596). Pada hari kedua, tagihan melonjak lagi menjadi 14 juta rupiah. Tentunya tagihan ini akan terus melonjak setiap saat, karena sampai berita ini diturunkan, belum diketahui kapan bayinya sehat dan diperbolehkan pulang.

Mahalnya tagihan biaya rumah sakit ini membuat Ummu Azmi hanya bisa tawakkal kepada Allah. Selain tak punya kartu BPJS, kondisi keuangan yang sang suami berada di luar pulau  juga sedang sulit sehingga tak mungkin menutupi mahalnya biaya rumah sakit.

INFAQ DARURAT PEDULI SESAMA MUSLIM

Seiring keterbatasan ekonomi keluarga, uluran tangan kaum muslimin sangat diharapkan, karena ujian yang dialami bayi Ummu Azmi adalah beban kita juga. Sesuai sabda Rasulullah SAW bahwa persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.

“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَومَ القِيَامَةِ و مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيهِ في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و مَن سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ الله في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و الله في عَونِ العَبْدِ ما كان العَبْدُ في عَونِ أَخِيهِ

“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa membantu seorang hamba selama hamba tersebut senantiasa membantu saudaranya...” (HR Muslim).

Donasi untuk membantu pengobatan bayi Ummu Azmi bisa disalurkan melalui program INFAQ DARURAT ke Rekening IDC:

  1. Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  2. Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a.n: Infaq Dakwah Center.
  3. Bank Mandiri Syar’iah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  4. Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  5. Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  6. Bank CIMB Niaga, No.Rek: 675.0100.407.006 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
  7. Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC).

CATATAN:

  • Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.000,- Rp 103.000,- 53.000,- dan seterusnya.
  • Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: www.infaqdakwahcenter.com.
  • Bila biaya pengobatan sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
  • Info: 08122.700020.

 

 


Info Dakwah Lain: