Perbanyak Istighfar Solusi Permasalahan Hidup
Hidup ini penuh perjuangan juga tantangan. Tidak sedikit ujian menghampiri. Baik besar maupun kecil. Semua tergantung dari kadar keimanan dan ketaqwaan hamba kepada Rabb-nya. Namun tidak sedikit yang harus tersungkur. Jatuh ke tempat yang lebih dalam. Terjebak dalam putus asa. Hilang harapan.
Demi kebutuhan hidup yang sulit. Seseorang harus susah payah terbelit dalam riba. Belum lagi bermacam kejahatan yang dilakukan secara sadar mau pun tidak. Perampokan dan pencurian, bahkan rela mengorbankan kehormatan dan harga diri.
Tidakkah kita harus renungkan. Bagaimana Allah Subhanahu sudah menjelaskan dalam firmanNya,
وَّاَنِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَّتَاعًا حَسَنًا اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى وَّيُؤْتِ كُلَّ ذِيْ فَضْلٍ فَضْلَهٗ ۗوَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيْرٍ
“Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kesenangan yang baik kepadamu (di dunia) sampai waktu yang telah ditentukan (kematian) dan memberikan pahala-Nya (di akhirat) kepada setiap orang yang beramal saleh. Jika kamu berpaling, sesungguhnya aku takut kamu (akan) ditimpa azab pada hari yang besar (kiamat)” (Qs. Hud [11]: 3).
اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ
“Sesungguhnya di dalam setiap kesulitan ada kemudahan” (Qs. Asy Syarh [94]: 6).
Sungguh kasih sayang Allah tiada batasnya. Pernah dengar pertemuan Imam Ahmad bin Hanbal dengan penjual roti? Yang terus melafalkan istighfar di setiap kegiatannya. Penjual roti itu sibuk sendiri, kalau imam Ahmad ngajak ngomong, dijawabnya. Kalau tidak, dia terus membuat adonan roti sambil melafalkan istighfar, Astaghfirullah. Saat meletakkan garam astaghfirullah, memecahkan telur astaghfirullah, mencampur gandum astaghfirullah. Selalu mengucap istighfar.
Imam Ahmad memperhatikan terus. Lalu bertanya, "sudah berapa lama engkau melakukan ini?"
Penjual roti itu pun menjawab, "sudah lama sekali syaikh, saya menjual roti sudah 30 tahun, jadi semenjak itu saya lakukan".
Imam Ahmad Kembali bertanya, "apa hasil dari perbuatanmu ini?"
Orang itu menjawab "(lantaran wasilah istighfar) tidak ada hajat yang saya minta , kecuali pasti dikabulkan Allah. Semua yang saya minta ya Allah...., langsung diterima".
Memang Nabi saw pernah bersabda,
مَنۡ أَكۡثَرَ مِنَ الۡاِسۡتِغۡفَارِ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنۡ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنۡ كُلِّ ضِيقٍ مَخۡرَجًا وَرَزَقَهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُ
“Barang siapa memperbanyak istighfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka” (HR. Ahmad dari Ibnu Abbas dan sanadnya dinilai sahih oleh al-Hakim serta Ahmad Syakir).
Imam Ahmad penasaran kemudian bertanya, "apa itu?"
Kata orang itu, "saya minta kepada Allah supaya dipertemukan dengan imam Ahmad".
Seketika itu juga imam Ahmad bertakbir, "Allahuakbar, Allah telah mendatangkan saya jauh dari Bagdad pergi ke Bashrah dan bahkan sampai didorong-dorong oleh marbot masjid sampai ke jalanan karena istighfarmu".
Penjual roti terperanjat, memuji Allah, ternyata yang di depannya adalah Imam Ahmad.
Masya Allah, tabarakallah. Dari kisah ini bisa menjadikan banyak pelajaran hidup. Dengan sering beristighfar, maka berbagai kemudahan kenikmatan hidup akan datang.
Pikiran tenang, hati lapang, jiwa tenteram dan hidup nikmat. Badan lebih kuat, sehat dan bebas penyakit. Terhindar dari bencana, selamat dari musibah, dan terjaga dari fitnah. Rezeki lancar. Dosa diampuni, pahala bertambah dan derajat terangkat.
Mari mulai sekarang kita biasakan sering beristighfar. Memohon ampunan dan hidayah. Agar hidup kita menjadi terarah dan mudah. Wallahu A’lam bish showab.