Bunda Evi Terancam Lumpuh Total. Ayo Bantu Biaya Operasi
EVI LUTFIANI, ibu muda berusia 25 tahun ini hanya bisa tergolek lunglai di pembaringan. Virus Tuberculosis (TBC) yang menggerogoti tulangnya sudah menjalar ke sumsum tulang punggung, hingga mengakibatkan kelumpuhan. Untuk menghindari Kelumpuhan Total, ia harus dioperasi dengan biaya hingga 60 juta rupiah. Sang suami adalah aktivis anti pemurtadan yang berprofesi sebagai pedagang bubur keliling. Ayo Bantu.!!!.
SUKOHARJO, Infaq Dakwah Center (IDC) – Kondisi ibu tiga anak ini sungguh memprihatinkan. Akibat terpapar virus TBC tulang ini, selain kelumpuhan menimbulkan berbagai luka bernanah yang mengeluarkan bau tak sedap.
Mulanya Bunda Evi hanya mengalami batuk hebat selama dua pekan. Tak kunjung sembuh, kemudian tulang punggungnya terasa nyeri hebat. Untuk penyembuhan batuk dan nyeri tulang itu, ia berikhtiar pengobatan alternatif terapi herbal bolak-balik ke Madura. Namun hingga 8 bulan pengobatan, tak nampak tanda-tanda kesembuhan, bahkan semakin kritis.
Setelah dilakukan scan IMR (intensity modulated radiotherapy), baru diketahui bahwa ia positif mengidap virus TBC tulang. Dokter spesialis tulang pun menyarankan harus segera dioperasi untuk membersihkan virus yang bersarang di tulangnya. Ya Robbi….terbayang betapa besar biayanya.
Tak ada yang bisa dilakukan oleh Bunda Evi. Jangankan untuk bergerak atau miring, tidur posisi berbaring tanpa gerak saja, dia sering merintih kesakitan. Obat anti nyeri yang rutin konsumsi hanya sekedar mengurangi rasa sakit yang sangat itu.
“Ini kalau digerakkan sakit semua rasanya, ndak bisa saya gerakkan. Sebenarnya sudah lama saya rasakan ini, tapi baru yang parah dua pekan ini mulai terasa kaki perlahan berat untuk saya gerakkan," ujarnya saat dibesuk Relawan IDC, Selasa malam (12/6/2018).
Wanita asal pulau garam Madura ini hanya bisa melantunkan istigfar kepada Allah, berharap datangnya pertolongan Allah untuk segera diangkat penyakitnya. Karena untuk pengobatan yang memadai ia harus menjalani operasi dengan biaya hingga 60 juta rupiah.
KELUARGA AKTIVIS BUTUH ULURAN TANGAN
Sang suami, Wildan Kurniawan (26) bukan kalangan mampu. Alumnus pondok pesantren Darus Syahadah Boyolali yang aktif berdakwah di daerah rawan kristenisasi kawasan Baki Sukoharjo ini hanya berprofesi sebagai seorang penjual bubur kacang hijau keliling. Penghasilan 5o ribu perhari, jauh dari cukup untuk membiayai operasi sang istri.
Jangankan untuk biaya operasi. Saat pembayaran biaya scan IMR sebesar 3,5 juta saja ikhtiarnya susah setengah mati. Ditambah ikhtiar bolak-balik ke rumah sakit, terapis, herbalis dan medis lainnya dengan biaya yang tak terhitung, itupun masih belum membuahkan hasil.
Apalagi saat ini Wildan tak bisa mencari nafkah lagi karena penyakit istrinya yang semakin parah. Setiap hari ia harus mengurus istri dan ketiga anaknya yang masih balita: Nadiyah Mujahidah (TK) serta si kembar Umar dan Umeir (1 th).
Sang istri yang terbaring sakit di kamar harus diurus dan dilayani layaknya bayi, mulai dari kebutuhan saat sakit, menyuapi makan minum, memandikan, bersuci, shalat, mandi dan buang air besar.
Harapan terbesar Wildan saat ini adalah bisa melihat istrinya kembali sehat dan mengasuh anak-anaknya. Menghadapi mahalnya kebutuhan biaya operasi sang istri, Wildan hanya bisa pasrah kepada Allah. Pengaduannya hanya kepada Allah agar mengaruniakan rezeki yang tak disangka-sangka (min haitsu laa yahtashib).
GERAK CEPAT, RELAWAN IDC MENGEVAKUASI KE RUMAH SAKIT
Mendapat beredarnya kabar tentang Bunda Evi yang makin hari makin kritis ini, Relawan IDC Solo Raya bergerak cepat. Di bawah komando Kang Sedyo, tim ambulans langsung bergerak mengevakuasi Bunda Evi ke Rumah Sakit Siaga Medika Banyumas pada Rabu pagi (13/6/2018). Di rumah sakit ini ada dokter spesialis bedah tulang yang sering membantu operasi klien IDC.
Saat Relawan IDC menawarkan bantuan pengobatan dan operasi, Wildan bersyukur menyambut baik.
“Kemarin kita sudah ke Rumah Sakit Kustati, katanya mau dirujuk ke Moewardi atau Ortopedi, tapi biayanya mahal mas. Alhamdulillah IDC mau bantu, dan atas pertimbangan keluarga kita siap jika istri saya operasi ke Banyumas," ujarnya kepada Relawan IDC .
Bertolak dari Mancasan Baki Sukoharjo usai shalat subuh, perjalanan lancar tiba di Banyumas pukul 11.20 WIB. Di dampingi sang suami, sepanjang perjalanan tak henti-hentinya Bunda Evi istigfar dan merintih kesakitan.
Sesampai di rumah sakit, Bunda Evi segera ditangani dengan baik karena kondisi TBC tulangnya sudah sangat kritis. Dokter Siddiq, spesialis bedah tulang yang menangani menjelaskan bahwa Bunda Evi harus segera dioperasi untuk menghindari kelumpuhan total.
“Kondisi tulang punggungnya sudah terdesak satu ruas oleh virus TBC. Maka sesegera mungkin harus dioperasi demi menghindari kelumpuhan total. Mungkin pasca operasi akan ada efek lumpuh tapi insya Allah sementara. Kita berdoa saja tidak terjadi resiko yang besar,” terangnya.
Mengenai biaya operasi, ia berjanji akan mensubsidi separo biayanya. Biaya operasi yang menghabiskan biaya sekitar 60 juta, akan disubsidi setengahnya, sehingga hanya diperlukan biaya cuma 30 juta rupiah.
INFAQ DARURAT PEDULI KASIH SESAMA MUSLIM
Ujian berat yang dijalani Bunda Evi adalah beban kita juga, karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَومَ القِيَامَةِ و مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيهِ في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و مَن سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ الله في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و الله في عَونِ العَبْدِ ما كان العَبْدُ في عَونِ أَخِيهِ
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa membantu seorang hamba selama hamba tersebut senantiasa membantu saudaranya...” (HR Muslim).
Donasi peduli kasih untuk membantu pengobatan Bunda Evi bisa disalurkan melalui program INFAQ DARURAT ke Rekening IDC:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a.n: Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri Syari’ah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Bukopin Syariah, No.Rek: 880.218.4108 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center
- Bank BTN Syariah, No.Rek: 712.307.1539 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center
- Bank Mega Syariah, No.Rek: 1000.154.176 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank CIMB Niaga, No.Rek: 80011.6699.300 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC)
CATATAN:
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.000,- Rp 103.000,- 53.000,- dan seterusnya.
- Bantuan disampaikan dalam bentuk pembangunan sanitasi mck dan pelunasan tagihan sekolah/pesantren anak-anak Ustadz Purnomo.
- Bila biaya program ini sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
- Info: 08122.700020, 08999.704050