Mempersiapkan Bekal Menuju Perjalanan Akhirat
Mempersiapkan perBEKALan adalah hal terpenting jika kita akan safar, rihlah maupun tamasya, jika tidak dipersiapkan sedari awal maka banyak kekurangan yang akan kita rasakan ditengah perjalanan yang kita kan lalui.
Begitu juga dengan BEKAL untuk menuju negeri akhirat, karena sifat akhirat itu lebih mulia dan lebih kekal dibandingkan dunia fana ini.
Sebagaimana firman Allah Ta'ala:
وَالاَخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىَ
“Akhirat itu lebih baik dan lebih kekal”. (surah al-A’laa ayat 17)
وَلَلاَخِرَةُ خَيْرٌ لّكَ مِنَ الاُولَىَ
“Sungguh akhirat itu lebih baik bagi kamu (Muhammad) dari pada dunia”.(surah Ad-dhuha ayat 4 )
Abu Hurairah radhiyallahu anhu ditanya ketika beliau berada di ambang kematian:
مَا يُبْكِيكَ؟
"Apa yang membuatmu menangis?"
Beliau menjawab:
أَمَا إِنِّي لَا أَبْكِي عَلَى دُنْيَاكُمْ هَذِهِ، وَلَكِنِّي أَبْكِي عَلَى بُعْدِ سَفَرِي وَقِلَّةِ زادي، وَأَنِّي أَصْبَحْتُ فِي صُعُودٍ مُهْبِطٍ عَلَى جَنَّةٍ وَنَارٍ، لَا أَدْرِي أَيُّهُمَا يُؤْخَذُ بِي
"Adapun aku, maka sesungguhnya aku tidaklah menangis karena meninggalkan dunia. Namun aku menangis karena jauhnya perjalananku dan sedikitnya perbekalanku. Dan aku nanti akan berada di sebuah puncak yang akan menjatuhkan aku ke surga atau ke neraka. Dan aku tidak tahu, kemana diriku akan diseret" (Syarhussunnah Al Baghawi 14/373)
Abu Hurairah -radhiyallahu anhu- saja sangat menangis dengan perjalanan jauh itu (perjalanan akhirat) padahal bekal beliau sangatlah banyak dengan riwayat ribuan hadits dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Maka kita lebih berhak untuk menangis dan sudah sepatutnya untuk merenung, dan perbekalan terbaik yang perlu disiapkan adalah TAQWA.
Allah Ta'ala berfirman,
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
“ Berbekallah, dan sebenarnya sebaik-baik bekal adalah takwa. ”(QS. Al-Baqarah: 197)
Syaikh 'Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di rahimahullah berkata, “Bekal yang nyata yang tetap ada di dunia dan di akhirat adalah bekal takwa, ini adalah bekal yang mesti dibawa untuk negara akhirat yang kekal abadi. Bekal ini dibutuhkan untuk kehidupan sempurna yang penuh kelezatan di akhirat dan negeri yang kekal abadi selamanya. Orang yang melewatkan bekal ini, perjalanannya akan terputus dan akan mendapatkan berbagai kesulitan, bahkan ia tidak bisa sampai pada orang yang bertakwa (yaitu surga). Inilah kebebasan bagi yang bertakwa. ”( Taisir Al-Karim Ar-Rahman , hlm. 92)
==========================