Keutamaan Kalimat Thayyibah
Laa Ilaaha Illallah adalah kalimat agung yang dengannya tegak langit dan bumi. Untuknya diciptakan manusia, diutus para rasul, dan diturunkan kitab-kitab dari langit.
Dengan Laa Ilaaha Illallah ini terbelah manusia menjadi mukmin dan kafir. Kalimat yang menjadi Miftah Daaris Sa'adah; kunci penentu nasib manusia di akhirat sebagai penghuni surga atau neraka.
Inilah kalimat takwa yang Allah sebutkan dalam firmannya,
فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَى رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوَى وَكَانُوا أَحَقَّ بِهَا وَأَهْلَهَا
“Lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya.” (QS. Al-Fath: 26)
Disebut kalimah taqwa karena orang yang mengucapkannya wajib menjauhi kemurkaan Allah dan siksa-Nya dengan tidak melakukan kesyirikan dan maksiat. Kemudian ia ikhlas ibadah kepada Allah dan mengikuti syariat-Nya yang disampaikan utusan-Nya.
Kalimat inilah yang dimaksud sebagai Kalimah Thayibah pada firman Allah Subahanahu wa Ta'ala,
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِتُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS. Ibrahim: 24-25)
Imam Ibnu Katsir menukil ucapan Ali bin Abi Thalhah tentang perkataan Ibnu Abbas dalam firman Allah Ta’ala,
مَثَلا كَلِمَةً طَيِّبَةً (kalimat yang baik): syahadat Laa Ilaaha Illallah.
كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ (seperti pohon yang baik) : seorang mukmin.
أَصْلُهَا ثَابِتٌ (akarnya teguh) : Laa Ilaaha Illallah dalam hati seorang mukmin.
وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ (cabangnya menjulang ke langit) : amal seorang mukmin diangkat ke langit.
Laa Ilaaha Illallaah adalah Qaulun Tsabit (ucapan teguh) yang Allah teguhkan orang-orang beriman dengannya –di antaranya saat menghadapi kematian sehingga mampu mengucapkannya dan saat ditanya di kuburnya-.
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” (QS. Ibrahim: 27)
Seseorang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah didasari ilmu keikhlasan, dan kejujuran; maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga.
Diriwayatkan di Shahih Muslim dari Utsman Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallambersadba,
من مات وهو يعلم أنه لا إله إلا الله دخل الجنة
“Siapa meninggal dunia sementara dia mengetahu bahwa tiada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah pasti masuk surga.”
Dalam haidts lain,
ما من عبد قال لا إله إلا الله ثم مات على ذلك إلا دخل الجنة
“Tidaklah seorang hamba mengucapkan Laa Illa Illallah kemudian ia meninggal dunia di atas ucapan itu kecuali pasti masuk surga.” (HR. Al-Bukhari dari Abu Dzar Radhiyallahu 'Anhu)
Dalam Al-Shahih juga, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah haramkan neraka bagi orang yg mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah dengan menari wajah Allah.”
Dan siapa yang dalam hatinya masih terjaga Laa Illaha Illallaah pasti akan dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke surga.
يخرج من النار من قال لا إله إلا الله وفي قلبه وزن شعيرة من خير ويخرج من النار من قال لا إله إلا الله و في قلبه وزن برة من خير ويخرج من النار من قال لا إله إلا الله وفي قلبه وزن ذرة من خير
"Akan keluar dari neraka orang-orang yang mengucapkan La Ilaaha Illallaah, sedangkan dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji beras. Akan keluar dari neraka orang-orang yang mengucapkan La Ilaaha Illallaah sedangkan dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji gandum. Akan keluar dari neraka orang-orang yang mengucapkan La Ilaaha Illallaah sedangkan dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji sawi." (HR. Al-Bukhari dari Anas bin Malik)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga menyampaikan bahwa orang yang paling berbahagia mendapatkan syafa’at dari beliau di hari kiamat kelak adalah orang yang mengucapkan La Ilaaha Illallaah murni dari hatinya. (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu)
Tidaklah membenci kalimat ini –sebagaimana dituturkan Al-Qur'an- kecuali orang yang sombong dan dekat kepada kemusyrikan.
إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ
“Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa Ilaaha Illallaah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri.” (QS. Al-Shaaffaat: 34-35)
Wallahu A’lam.