Menjaga Lisan Saat Berpuasa

WASPADALAH!! Lisanmu Menghancurkan Puasamu

Lisan memiliki peran sangat penting dalam pelaksanaan ibadah shiyam. Ada beberapa amalan utama di dalamnya yang menjadi domain lisan seperti membaca Al-Qur'an, zikir, doa, dan lainnya. Amalan-amalan tersebut akan menyempurnakan pahala ibadah shiyam.

Sebaliknya, lisan yang tidak dikendalikan bisa merusak puasa bahkan hilang nilai dan pahalanya. Artinya nilai pahala bisa berkurang, bahkan bisa tidak didapatkan sama sekali akibat kesalahan-kesalahan lisan.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ اَلزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ, وَالْجَهْلَ, فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan mengerjakannya serta berlaku bodoh, maka Allah tidak butuh kepada ia meninggalkan makanan dan minumannya.” (HR. Bukhari dan Abu Dawud. Lafadznya menurut riwayat Abu Dawud)

Qaul Al-Zuur adalah perkataan yang menyimpang dari kebenaran dan condong kepada kebatilan. Masuk di dalamnya setiap perkataan haram. Misalnya: bohong, ghibah (menggunjing), adu domba, kesaksian palsu, mencaci, mencela, dan semisalnya.

Sebenarnya, Perkataan Zuur diharamkan di mana saja dan kapan saja. Tetapi semakin tegas larangannya dan semakin besar dosanya apabila dikerjakan pada waktu-waktu utama seperti Ramadhan, dan di tempat yang mulia seperti di dua tanah haram, dan pada kondisi yang utama seperti shiyam.

Al-Jahlu juga sebutkan sebagian ulama berkaitan dengan amal lisan. Yakni, perkataan yang menjerumus kepada hal-hal porno dan jorok.

Jadi, perbuatan lisan punya pengaruh yang sangat besar terhadap kegiatan puasa kita. Bahkan sebagian ulama menyebutkan, apabila perbuatan-perbuatan tersebut dilakukan oleh orang yang melaksanakan puasa maka puasanya akan berkurang makna dan pahalanya. Puasanya menjadi tidak sempurna. Walaupun tetap sah puasa yang ia kerjakan dan tak perlu mengulanginya lagi.

Oleh sebab itu, orang yang sedang berpuasa wajib menjaga lisannya. Jangan sampai keluar dari lisannya kecuali yang baik-baik dan mendatangkan keridhaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala seperti membaca kalam-Nya (Al-Qur'an), zikir, doa, menasihati kepada kebenaran, mencegah dari kemungkaran, bertutur kata yang lembut kepada orang lain, tidak emosi dengan kalimat-kalimat kemarahan dan selainnya. Wallahu Ta’ala A’lam.


Info Dakwah Lain: