Daily IDC

Darurat Musim Hujan..!! Korban Tsunami Banten Butuh Hunian Layak, Ayo Bantu.!!!


BANTEN, Relawan Infaq Dakwah Center (IDC) - untuk ketiga kalinya kembali mengunjungi korban bencana tsunami selat sunda.

Setelah menempuh perjalanan sekitar tujuh jam dari markas dakwah IDC di Veteran 48 Kota Bekasi, Jawa Barat, akhirnya Relawan IDC tiba di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten. Lokasi ini merupakan salah satu daerah terparah, dampak bencana tsunami Selat Sunda.

Sudah hampir dua bulan korban tsunami Selat Sunda di Desa Sumberjaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten hidup dalam kondisi memprihatinkan.

Sebagian dari mereka belum bisa kembali ke tempat semula, lantaran rumah-rumah yang dulu dihuni, luluh lantak diterjang tsunami.

Ustadz Hambali, Ketua Hilal Merah Indonesia (HILMI) Banten yang merupakan sayap juang Front Pembela Islam (FPI), menyampaikan masih ada sekitar 300 kepala keluarga korban tsunami Selat Sunda yang i terus dibantu.

Posko HILMI di Desa Sumberjaya, Kecamatan Sumur hingga saat ini masih berdiri, para relawan sayap juang FPI juga masih berdatangan silih berganti.

“Insya Allah HILMI akan setia menunggu sampai masyarakat hilang kesedihannya, sedikit demi sedikit,” kata Ustadz Hambali saat ditemui Relawan Infaq Dakwah Center (IDC) di Posko HILMI, Desa Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (7/2/2019).

Ketika ditanya bantuan apa yang menjadi prioritas bagi korban tsunami selat sunda saat ini, Ustadz Hambali menyampaikan yakni bantuan dana untuk membangun rumah-rumah warga.

Menurut Ustadz Hambali, bantuan untuk membangun rumah warga seharusnya berasal dari pemerintah. Meski demikian, HILMI berusah pro aktif dengan memberi bantuan untuk membangun rumah warga.

Oleh sebab itu, HILMI Banten mengimbau kepada kaum Muslimin untuk membantu pembangunan rumah-rumah warga.

“Kalau logistik penuh, bahkan sampai tiga gudang kami penuh. Makanya kami sarankan bantu mereka dalam bentuk dana untuk membangun kembali rumah-rumah hunian sementara,” ungkapnya.

Hal tersebut diaminkan oleh Ibu Sanah, salah satu warga Sumur, korban tsunami selat sunda. Seluruh rumahnya hancur luluh lantak. Tak  ada harta yang tersisa, kecuali pakaian yang melekat di badan.

“Kelihatan terang bulan, sekitar jam setelah sepuluh kurang. Tadinya ombak kecil, orang pada ke sini lihat, terus datang ombak lebih besar.  Dilihat dari masjid tinggi banget ombaknya. Kalo inget itu lemes, pokoknya sudah luluh lantak tidak ada yang tersisa,” ujarnya.

Kondisi yang sama juga dirasakan bapak Anung. Meski seluruh keluarganya selamat dari tsunami, namun hingga kini belum bisa kembali mendiami tempat tinggalnya. Lantaran rumah tempatnya berteduh dari terik panas dan hujan, hancur diterjang tsunami.

Anung mengakui, bila bantun sembako memang sering ia dapatkan. Tetapi bantuan untuk membangun kembali rumahnya, belum ada sama sekali.

“Sembako mah ada, tapi untuk rumah belum ada. Yang paling membutuhkan rumah sebenarnya. Untuk sementara kami ngontrak,” tuturnya.

Ibu Enah, istri dari Bapak Anung menambahkan, bila ada pembangunan rumah warga, ia merasa belum merata. Pasalnya, hingga saat ini mereka sekeluarga belum tersentuh bantuan.

“Belum ada untuk rumah mah,  nggak tahu yang dapat dapat, yang nggak nggak. Kalau bagi sembako mah banyak, tapi rumah saya belum dapat,” imbuhnya.

…Donasi Peduli Gempa Tsunami Palu:     
Bank Bukopin Syariah, No.Rek: 880.218.4108
a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center…

INFAQ DARURAT PEDULI BANTEN

Saat ini, korban bencana Tsunami Selat Sunda, membutuhkan uluran tangan dari kaum Muslimin. Apalagi cuaca sudah memasuki musim hujan, sehingga mereka membutuhkan tempat tinggal yang layak.

Musibah bencana yang diderita kaum Muslimin akibat tsunami di Banten adalah duka kita juga. Karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.

“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَومَ القِيَامَةِ و مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيهِ في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و مَن سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ الله في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و الله في عَونِ العَبْدِ ما كان العَبْدُ في عَونِ أَخِيهِ

“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa membantu seorang hamba selama hamba tersebut senantiasa membantu saudaranya...” (HR Muslim).

DONASI PEDULI TSUNAMI BANTEN:

Bank Bukopin Syariah
No. Rek: 880.218.4108
an: Yayasan Infaq Dakwah Center
(Kode Transfer ATM: 521)


INFO: 08122.700020