Poster Dakwah
Jangan Pernah Menunda Bersedekah
Sahabat IDC yang dirahmati Allah…
Di tengah pandemi ini berbagai kesulitan seringkali datang silih berganti. Kesulitan ekonomi menjadi penyebab utama hilangnya harga diri. Di PHK dari pekerjaan, kebutuhan hidup pun kian tinggi. Butuh keimanan di hati, agar semua ini mudah untuk dilewati.
Namun ketika menengok ke belakang, masih banyak saudara-saudara kita yang kehidupannya lebih memprihatinkan. Jangankan mencari kebutuhan lain, untuk makan sehari-hari pun terasa sulit.
Dalam Islam kita diajarkan untuk berbagi, meringankan beban sesama. Hal yang paling mendasar untuk diaplikasikan adalah kebiasaan untuk bersedekah. Karena banyak sekali manfaat yang bisa kita rasakan dalam bersedekah.
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan bahwa manfaat sedekah begitu banyak, hanya Allah yang bisa menghitungnya, di antara manfaatnya adalah:
أَنَّهَا تَقِيَ مَصَارِعَ السُّوْءِ وَتَدْفَعُ البَلاَءَ حَتَّى إِنَّهَا لَتَدْفَعَ عَنِ الظَّالِمِ , قاَلَ إِبْرَاهِيْمُ النَّخَعِي: وَكَانُوْ يَرَوْنَ أَنَّ الصَّدَقَةَ تَدْفَعُ عَنِ الرَّجُلِ الظَّلُوْمِ ,وَتُطْفِئُ الخَطِيْئَةَ وَتَحْفَظُ المَالَ وَتَجْلِبُ الرِّزْقَ وَتُفْرِحُ القَلْبَ وَتُوْجِبَ الثِّقَّةَ بِاللهِ وَحُسْنَ الظَّنِّ بِهِ
“Sungguh bersedekah itu mencegah kematian yang jelek, mencegah malapetaka (bala), sampai sedekah itu melindungi dari orang yang zalim. Ibrahim An-Nakha’i mengatakan, ‘Orang-orang dahulu memandang bahwa sedekah akan melindungi dari orang yang suka berbuat zalim.’ Sedekah juga akan menghapus dosa, menjaga harta, mendatangkan rezeki, membuat gembira hati, serta menyebabkan hati yakin dan berbaik sangka kepada Allah” (‘Uddah Ash-Shabirin wa Dzakhirah Asy-Syakirin, hlm. 313).
Marilah agar hidup ini tambah berkah dan mudah, jangan pernah menunda-nunda untuk bersedekah. Jangan sampai penyesalan itu terjadi ketika berada di napas terakhir. Ketika ruh meninggalkan jasad.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ada seseorang yang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ia berkata,
يَا رَسُوۡلَ ٱللّٰهِ أَىُّ ٱلصَّدَقَةِ أَعۡظَمُ أَجۡرًا قَالَ: أَنۡ تَصَدَّقَ وَأَنۡتَ صَحِيۡحٌ شَحِيۡحٌ، تَخۡشَى ٱلۡفَقۡرَ وَتَأۡمُلُ ٱلۡغِنَى، وَلَا تُمۡهِلُ حَتّٰى إِذَا بَلَغَتِ ٱلۡحُلۡقُومَ قُلۡتَ لِفُلَانٍ كَذَا، وَلِفُلاَنٍ كَذَا، وَقَدۡ كَانَ لِفُلَانٍ.
“Wahai Rasulullah, sedekah mana yang lebih besar pahalanya?” Beliau menjawab, “Engkau bersedekah pada saat engkau masih sehat, saat engkau takut menjadi fakir, dan saat engkau berangan-angan menjadi kaya. Janganlah engkau menunda-nunda sedekah itu, hingga apabila nyawamu telah sampai di tenggorokan, barulah engkau berkata, ‘Untuk si fulan sekian dan untuk si fulan sekian, padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 1419 dan Muslim no. 1032).
Semoga di Jumat penuh berkah ini, Allah selalu memberi petunjuk dan kemudahan kita untuk bersedekah. Pandemi covid-19 bukan halangan. Karena sedekah tidak harus menunggu kaya, semua sudah ada ketentuan dan balasan dari Allah SWT.
Wallahu A’lam Bishowab.
[Ad-K]