Poster Dakwah

DENGAN APA MENDIDIK ANAK KITA?

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 ما نحل والد ولده أفضل من أدب حسن

 “Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik.” (HR. Al Hakim: 7679).

Pagi yang hening mendadak ramai. Pecah oleh tangis anak kecil berusia 3 tahun, sambil teriak-teriak penuh iba, merengek ke ibunya. “Mama…hape…mamaaa!” Sang ibu pun cuek, karena sibuk menjawab telepon dari seseorang.

Inilah sepenggal kejadian yang sering terjadi akhir-akhir ini di sekitar kita. Problematika kehidupan di lingkungan keluarga. Kebersamaan, kehangatan dan kasih sayang seperti barang langka. Walaupun ada, hanyalah kejadian semu semata. Semua merasa paling sibuk. Paling banyak urusan. Padahal, urusan sepele pun menjadi sesuatu yang sangat penting. Lalu peranan penting seorang ibu, sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya mulai sulit ditemui dewasa ini.

Pengaruh teknologi yang begitu cepat. Barang-barang elektronik pun dengan mudah didapat. Dulu hanya orang-orang berada yang mampu membeli. Namun kini, dari kalangan menengah ke bawah bisa memiliki. Semua itu didasari karena pengaruh media sosial yang kian masif dan digandrungi. Bahkan didominasi oleh kalangan hawa. Akibatnya bermunculan kaum sosialita. Mengumbar kehidupan pribadinya di media sosial. Tentunya, ada bahaya mengancam di lingkungan keluarga. Gap antara ibu, ayah dan anak semakin menganga. Akibatnya pendidikan yang baik untuk anak-anaknya mulai terabaikan.

Ditambah dengan kondisi pandemi yang tidak kunjung berakhir. Sistem pendidikan daring, telah memaksa belajar dengan sistem online. Ironisnya, hal itu sering dimanfaatkan si anak untuk hal-hal yang kurang positif seperti bermain game online, buka youtube dan lain-lain, ketika tanpa pengawasan dari orangtua. Seharusnya ini adalah waktu yang paling tepat untuk mendidik anak. Kedekatan antara orang tua dan anak menjadi semakin intens.

Setelah berakhirnya generasi milenial (antara 1981-1994) kemudian menyusul Generasi Z (1995-2010), kini muncul yang namanya generasi Alfa (>2010). Pada masa ini anak-anak cenderung dengan bermain gadget, dan mulai melupakan permainan tradisional. Akhirnya ruang pikiran generasi ini terisi penuh dengan benda berbentuk kotak dan gepeng itu. Pagi, siang maupun malam. Hendak makan, mandi, tidur pun tidak terlepas dengan gadget.

Mari kita didik anak-anak kita dengan pendidikan yang baik. Tentunya dengan pendidikan sesuai yang diajarkan oleh Rasulullah. Ada beberapa cara dalam mendidik anak, diantaranya adalah:

  1. Mendidik anak dengan cara-cara yang baik dan sabar agar mereka mengenal dan mencintai Allah.. Ajarkanlah Tauhid, yaitu bagaimana mentauhidkan Allah, dan jauhkan serta laranglah anak dari berbuat syirik. Sebagaimanan nasihat Luqman kepada anaknya,

 وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Wahai anakku! Janganlah engkau memperskutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.’” [Luqman: 13]

  1. Pada usia balita (sekitar 2-5 tahun), kita ajarkan kepada mereka kalimat-kalimat yang baik serta bacaan Al-Qur-an, sebagaimana yang dicontohkan oleh para Shahabat dan generasi Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in, sehingga banyak dari mereka yang sudah hafal Al-Qur-an pada usia sangat belia.
  1. Ajari anak Shalat ketika berumur 10 tahun

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 مُـرُوْا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّـلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا، وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ.

 “Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur 7 tahun, dan kalau sudah berusia 10 tahun meninggal-kan shalat, maka pukullah ia. Dan pisahkanlah tempat tidurnya (antara anak laki-laki dan anak wanita).” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

  1. Ajarkan anak akhlak yang mulia, jujur, berkata baik dan benar, berlaku baik kepada keluarga, saudara, tetangga, juga menyayangi yang lebih kecil serta menghormati yang lebih tua, dan yang harus menjadi penekanan utama adalah akhlak (berbakti) kepada orang tua.
  1. Perhatikan teman pergaulan anaknya, karena sangat bisa jadi pengaruh jelek temannya akan berimbas pada perilaku dan akhlak anaknya

Sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

 اَلرَّجُلُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

 “Seseorang bergantung pada agama temannya. Maka hendaknya ia melihat dengan siapa dia berteman.” [HR. Abu Dawud, At Tirmidzi, Ahmad dan Al Hakim]

  1. Berdo’a kepada Allah ‘Azza wa Jalla pada waktu-waktu yang mustajab

 Wallahu ‘Alam Bishowab

  #jumatberkah #jumatan #jumat #jumatterbaik #ayosedekah #sedekahjumat #infaq #peduliyatim #yatimdhuafa #cintayatim

 


LAINNYA