Poster Dakwah
KEMANA HARTAMU DIBELANJAKAN
Di atas pematang sawah. Nafasnya terengah-engah. Namun tetap pongah. Ditatapnya bulir-bulir kuning menyala.
“Sebentar lagi panen raya” gumam pak Wardi (bukan nama sebenarnya) dengan bangga.
Bagi orang kaya seperti pa Wardi. Ini adalah panen yang kesekian kali. Sudah berton-ton padi yang dihasilkan. Sehingga gudangnya penuh dengan beras siap dipasarkan. Anehnya, walau kaya, dia tidak suka berderma. Tidak pernah bersedekah, padahal kekayaannya melimpah. Khawatir, dengan sedekah hartanya akan berkurang.
Sekilas kisah di negeri antah berantah di atas. Seperti kisah sinetron televisi, namun ada di kejadian nyata. Adalah sebuah gambaran tentang hilangnya rasa syukur. Allah telah memberikannya nikmat tak terkira. Berbanding terbalik harus dibalas dengan takabur.
Rasa sayang Allah tiada terhingga untuk hambaNya. Bermacam nikmat telah diberikan. Nikmat panjang umur, kesehatan, Ilmu dan harta yang berlimpah. Namun tidak jarang hambaNya lalai. Sikap pongah itu telah menuntun kepada keburukan.
Sahabat IDC yang dirahmati Allah...
Dengan bersyukur akan menjauhi kita dari sifat kufur. Hidup ini singkat. Pergunakan selagi sempat. Dengan meninggalkan mudharat. Maksimalkan hal-hal yang bermanfaat. Allah berikan kesehatan, agar kita senantiasa mengerjakan yang telah diperintahkan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ
“Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Allah kasih harta. Bukan untuk dihambur-hamburkan. Berfoya-foya. Membelanjakan dengan sesuatu yang tidak jelas. Padahal masih banyak saudara-saudara kita yang masih kekurangan. Hidup tak layak, bergelut dengan kemiskinan.
Kita diberikan akal kecerdasan. Diberikan ilmu untuk kemaslahatan, bukan kerusakan. Agar saudara-saudara kita tidak merasa dirugikan. Akibat perilaku yang arogan.
Hidup ini hanyalah sebuah perjalanan singkat. Akan berakhir dengan waktu dekat. Hanya amal shaleh yang menjaga kita dengan selamat. Menuju kampung akhirat. Karena tujuan kita hidup di dunia ini untuk beribadah kepadaNya. Sebagaiman firman Allah Ta’ala,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku” (QS. Adz- Dzariyat: 56)
Semua orang akan dikumpulkan di mahsyar. Dipertanyakan segala perbuatannya di dunia. Umurnya dihabiskan untuk apa? Ilmu diamalkan untuk apa? Hartanya dibelanjakan kemana? Dipakai untuk apa? Sehingga semua anggota tubuh pun dipertanyakan...
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda;
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ: عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ.
“Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai dia ditanya:tentang umurnya untuk apa dihabiskan; tentang ilmunya, apa yang dia amalkan; tentang hartanya, dari mana dia dapatkan dan pada perkara apa dia infakkan (belanjakan); serta tentang badannya, pada perkara apa dia gunakan” (H.R. At-Tirmidzi dan beliau katakan, “Hadits hasan sahih.” Lihat Silsilah ash-Shahihah 2/666)
Sahabat IDC yang selalu dalam cinta Allah...
Mari kita selalu panjatkan doa. Semoga Allah jaga kita. Terhindar dari perbuatan tercela. Raih kehidupan yang paripurna. Selalu mengamalkan perbuatan yang selalu dalam ridhoNya.
Wallahu ‘Alam Bishowab.