Laporan
Innalillahi Wainna Ilayhi Roji'un... Balita Syauqi Wafat, Bantuan Telah Diserahkan untuk Biaya Rumah Sakit
BATANG (Infaq Dakwah Center) – Innalillahi wainna ilayhi roji’uun. Setelah setahun lebih berjibaku melawan kanker ganas di matanya (retinoblastoma), akhirnya Syauqi pasrah kepada takdir Allah. Balita berusia 3 tahun ini wafat pada Senin pagi (8/7/2013). Donasi sebesar Rp 11.088.000,- telah diserahkan untuk biaya pengobatan di rumah sakit, sisanya diinfakkan pihak keluarga untuk program IDC lainnya.
Kedua orang tua Syauqi, Lutfi Hakim (26) dan Rizka Fitriana (24) telah berupaya maksimal untuk mengobati penyakit yang diderita Syauqi selama ini.
“Sudah empat bulan tidak pulang ke rumah. Dua bulan di Sleman, satu bulan di Sardjito dan sisanya di tempat lain,” ujar Lutfi saat ditemui relawan Infaq Dakwah Center dalam rangka takziyah di rumahnya, Pasar Bawang, Batang, Jawa Tengah, pada Ahad (14/7/2013).
Menurut dokter yang merawat Syauqi, balita berusia tiga tahun tersebut memang sudah terlambat. Sebab penyakit kanker di matanya ternyata sudah menyebar ke otak. Kedua orang tua Syauqi mengungkapkan, begitu ganasnya kanker mata yang dialami anaknya, sampai-sampai hanya dalam waktu dua bulan saja kanker di mata Syauqi tumbuh begitu cepat sebesar buah mangga. Akibatnya, bola mata kirinya terdorong keluar sejauh 10 cm, melekat di ujung daging tumbuh berwarna merah itu. Sejak itu, hari-hari Syauqi hanya diisi dengan berbaring merasakan rasa sakit menyanggah daging tumbuh di matanya.
Namun demikian, orang tua Syauqi pantang menyerah dan terus berikhtiar mengupayakan pengobatan terbaik untuk anak semata wayangnya, dari pengobatan herbal (tradisional) hingga kedokteran modern. Berbagai rumah sakit dari daerah lokalnya, hingga Tangerang, Solo, Salatiga dan Yogyakarta telah ditempuhnya.
Terakhir kali, Syauqi dirawat inap di RS Dr Sardjito Yogyakarta. Di rumah sakit ini, dokter memperkirakan Syauqi harus menjalani ratusan kali chemotherapy. Untuk kemo sebanyak itu diperkirakan memakan biaya hingga ratusan juta rupiah dan kemungkinan sembuhnya juga kecil. Tapi Syauqi belum sempat menjalani chemotherapy, baru diambil sumsum karena sudah metastase.
“Kemo selama 110 minggu, selama dua tahun, ya Allah kuatkah anakku?” tanya Fitriana membatin.
...Menjelang kepergiannya, hal menakjubkan terjadi. Tak seperti biasanya, Syauqi hari itu ceria, sumringah dan tersenyum...
Sampai suatu saat, dokter spesialis kanker asal Belanda mengungkapkan bahwa harapan sembuh bagi Syauqi amat tipis. “Kita buat senyaman mungkin buat adik, daripada kemo nanti malah menyiksa,” ujarnya menirukan ucapan dokter yang merawat Syauqi.
Saat menunggu opname di rumah sakit, setiap hari rasa sedih kedua orang tua Syauqi bertambah tatkala melihat anak-anak penderita kanker yang sama-sama dirawat dengan Syauqi pergi ke alam baka satu persatu. “Di sini tempat kita menata hati,” tuturnya, seolah sedang menghitung hari putra tercintanya.
Sampai akhirnya saat detik-detik perpisahan itu pun tiba. Namun menjelang kepergiannya, hal menakjubkan terjadi. Tak seperti biasanya, Syauqi hari itu ceria, sumringah dan tersenyum. “Syauqi tersenyum lebar seharian, padahal kakeknya saat itu menangis melihat Syauqi,” kenangnya.
Akhirnya, pada hari Senin pagi (8/7/2013), sekitar pukul 09.30 WIB, Syauqi Syahid Al-Fatih menghembuskan nafas terakhir. Kesedihan mendalam pun menyelimuti seluruh keluarga. Kedua orang tua Syauqi berduka kehilangan balita semata wayang yang sedang lucu-lucunya itu. Mereka pun meminta agar foto-foto Syauqi di situs IDC dihapus karena tak tega melihatnya lagi.
“Afwan, kalau boleh saya minta tolong, mohon foto-fotonya Syauqi dihapus saja, soalnya kami pihak keluarga masih nggak tega melihatnya,” pinta Lutfi kepada relawan IDC.
Takziyah Relawan IDC kepada keluarga Syauqi diakhiri dengan ziarah ke makam Syauqi yang tidak jauh dari rumahnya. Relawan IDC diantar langsung oleh kedua orang tua Syauqi.
Jelang perpisahan, pihak keluarga mengucapkan terima kasih atas bantuan para donatur IDC selama proses pengobatan di rumah sakit. Selain itu, pihak keluarga pun mengikhlaskan sisa biaya pengobatan Syauqi agar diamanahkan bagi kaum muslimin lainnya yang membutuhkan.
“Kami ucapkan jazaakumullah khairan atas bantuan dari IDC. Soal sisa donasi yang ada, karena Syauqi sudah nggak ada, kami ikhlaskan untuk kaum muslimin yang membutuhkan,” ujar pria lulusan pesantren yang berprofesi sebagai seorang guru agama di sekolah swasta itu.
Keluarga besar IDC berdoa semoga Syauqi Syahid Al-Fatih menjadi tabungan bagi kedua orang tuanya kelak di akhirat, menuju jannah-Nya.
Kepada kedua orang tua Syauqi yang ikhlas menginfakkan kembali biaya pengobatan Syauqi yang tersisa, Allah Ta’ala Maha Menyaksikan. Jazaakumullah khairal jazaa, semoga Allah Ta’ala memberikan balasan kebaikan yang berlipat ganda di dunia-akhirat, dan Allah segera memberi ganti ananda Syauqi dengan keturunan yang lebih baik.
... Insya Allah di Yaumil Makhsyar kelak Syauqi menjadi saksi bahwa para donatur IDC adalah orang-orang yang teruji keimanannya dengan membantu kesulitan sesama mukmin...
Dan kepada seluruh donatur IDC yang telah berinfaq untuk membantu pengobatan kanker Syauqi, semoga menjadi amal shalih, dipanjangkan umurnya dalam kebahagiaan, pertolongan dan kemudahan Allah. Insya Allah di Yaumil Makhsyar kelak ananda Syauqi akan menjadi saksi bahwa para donatur IDC adalah orang-orang yang benar-benar membuktikan keimanannya dengan membantu kesulitan sesama mukmin, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih). [ahmed widad]
BERITA TERKAIT:
- Kanker Mata Ganas, Balita Syauqi Syahid Harus Dioperasi. Ayo Bantu!!
- Innalillahi Wainna Ilayhi Roji'un... Balita Syauqi Wafat, Bantuan Telah Diserahkan untuk Biaya Rumah Sakit.