Laporan
Abyan Fathin Meninggal Usai Shalat dan Berzikir, Donasi Rp 22 Juta Telah Diserahkan
GARUT, Infaq Dakwah Center (IDC) – Abyan Fathin, remaja berprestasi berusia 17 tahun, meninggal dunia dengan indah setelah bersabar merasakan dahsyatnya sakit kanker hidung belakang (nasofaring) selama dua tahun lebih. Donasi peduli kasih sesama Muslim senilai Rp 22.401.000,- untuk biaya pengobatan di rumah sakit.
Detik-detik terakhir sebelum menghembuskan nafas terakhir, Abyan masih sempat shalat dhuha, zhalat zhuhur dan tak henti-hentinya berdzikir. Sampai akhirnya, matanya perlahan sayup dan genggaman Abyan pada ibunya perlahan terlepas. Insya Allah remaja aktivis persyarikatan Muhammadiyah meninggal dalam keadaan husnul khatimah.
Kematian yang indah itu diperoleh setelah Abyan bersabar menerima ujian Allah. Selama dua tahun lebih merasakan derita penyakit tumor kanker hidung belakang (nasofaring) stadium empat. Enam bulan belakangan, kondisi kesehatan Abyan semakin memburuk.
“Abyan Fathin sudah dua tahun sakit. Lalu enam bulan belakangan semakin memburuk hingga dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Sampai selama 27 hari terakhir kondisinya makin parah dengan panas tinggi sampai 40° celcius. Dia sempat kejang dan mengeluarkan darah dari hidung,” ungkap Uun Frinawaty, ibunda Abyan kepada Relawan IDC sambil menangis terisak-isak.
...sampai detik-detik terakhir kepergiannya, Abyan Fathin masih sempat shalat dhuha, shalat zhuhur dan tak berhenti berzikir...
Sang Ayah, Eksa Sujatnika pun tak dapat memendam rasa sedihnya karena kepergian anak sulungnya tersebut.
“Terakhir saya berpamitan, mau pulang dulu ke Garut untuk ngurus adiknya yang mau UTS. Dia mengizinkan sambil mengangguk. Tak disangka waktu pulang, ternyata Abyan Fathin sudah nggak ada. Saya nggak sempat menyaksikan detik-detik terakhir dia,” tuturnya dengan mimik gemetar.
Kedua orang tua Abyan mengakui bahwa anaknya amat tegar, bahkan ia tak pernah mengeluh sampai terakhir ajal menjemput. Abyan tak ingin orang tuanya bersedih melihat penderitaannya itu.
Sampai-sampai ketika Abyan Fathin kembali mengeluarkan darah dari mulutnya, ia pun membisikkan agar ayahnya tak perlu memberitahu sang ibu agar tidak cemas.
“Ayah jangan kasih tahu ibu ya kalau Abyan ngeluarin darah, langsung buang aja tisunya ke tempat sampah,” ujar Eksa menirukan anaknya yang mahir bahasa Inggris dan bahasa Jepang itu.
Kedua orang tua Abyan Fathin tak henti-hentinya meneteskan air mata karena benar-benar merasa kehilangan anaknya yang shalih dan dikenal ahli ibadah tersebut.
Bahkan sampai detik-detik terakhir kepergiannya pada Ahad (29/9/2013), Abyan Fathin masih sempat shalat dhuha, shalat zhuhur dan tak berhenti berzikir.
“Pagi dia masih sempat shalat Dhuha, lalu shalat zhuhur dan zikir seperti baca surat Al-Fatihah. Sampai ketika jam 2 siang dia ngedrop. Tapi di wajahnya nggak menunjukkan rasa sakit. Saya pegang dia, dia senyum, lalu sedikit-sedikit matanya redup setelah azan ashar. Begitu indahnya Abyan pulang,” kenangnya.
Meski sangat bersedih, kepergian Abyah disambut dengan ikhlas oleh kedua orang tuanya. Mereka sudah melakukan ikhtiar maksimal untuk pengobatan anak shalih tercintanya. Namun keputusan Allah berkehendak lain, mereka pasrah sepenuh tawakkal, dengan keyakinan takdir Allah pasti yang terbaik.
SEMOGA INFAQ MENJADI BUKTI KESEJATIAN IMAN
Selasa (1/10/2013), Relawan IDC bertakziah ke rumah Abyan di Garut, Jawa Barat. Kedatangan Ahmad Widad di Garut, disambut pihak keluarga Abyan dengan sangat mengharukan. Bapak Eksa Sujatnika dan Bu Uun Frinawaty, kedua orang tua Abyan Fathin masih sangat kehilangan anaknya yang semasa hidupnya dikenal taat beribadah itu. Keduanya tak henti-hentinya meneteskan air mata saat bercerita saat-saat terakhir Abyan.
Kedua orang tua Abyan Fathin bersyukur kepada Allah dan mengucapkan terima kasih kepada para muhsinin yang telah membantu meringankan biaya pengobatan anaknya. Mereka begitu terharu dengan bantuan yang tidak disangka-sangka dari saudara jauh yang tidak pernah berjumpa, yaitu muhsinin (donatur IDC).
“Kami mengucapkan terima kasih dan mendoakan yang terbaik untuk teman-teman yang telah membantu, juga kepada para aghniya dan donatur IDC,” ujarnya.
...Insya Allah di Yaumil Mahsyar Abyan Fathin akan tampil menjadi saksi bahwa para donatur IDC adalah mukmin sejati yang telah membuktikan keimanannya dengan membantu meringankan kesulitan sesama mukmin...
Sebagai pelaku yang mengalami masa-masa sulit untuk mendapatkan biaya pengobatan kanker yang relatif mahal, kedua orang tua Abyan pun membuat paguyuban para orang tua yang anaknya menderita kanker. Paguyuban ini, didirikan sebagai sarana berbagi untuk para orang tua yang pada umumnya memiliki keluhan yang sama, yaitu sulitnya mendapatkan biaya pengobatan kanker yang sangat mahal.
Sebagai ungkapan syukur dan terima kasih, Ibu Uun Frinawaty dan suaminya menawarkan diri, bersedia jika suatu saat IDC membutuhkan tenaganya sebagai relawan kemanusiaan untuk para penderita kanker.
“Insya Allah, saya siap sebagai jembatan di sekitar wilayah Garut, jika IDC membutuhkan,” tuturnya.
Usai silaturrahim kepada pihak keluarga, Relawan IDC melanjutkan perjalanan ke makam Abyan untuk ziarah kubur, dengan berziarah ditemani ayah almarhum.
Jazakumullah khayran kepada seluruh donatur IDC yang telah berinfaq untuk membantu biaya pengobatan Abyan. Mudah-mudahan menjadi amal shalih, dipanjangkan umurnya dalam kebahagiaan, pertolongan dan kemudahan Allah. Insya Allah di Yaumil Mahsyar kelak Abyan Fathin akan tampil menjadi saksi bahwa para donatur IDC adalah orang-orang mukmin sejati yang telah membuktikan keimanannya dengan membantu meringankan kesulitan sesama mukmin, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih). [Ahmed Widad]
BERITA TERKAIT:
- Abyan Fathin: Remaja Islam Berprestasi Menderita Kanker Hidung Belakang (Nasofaring), Ayo Bantu!!
- Abyan Fathin Meninggal Usai Shalat dan Berzikir, Donasi Rp 22 Juta Telah Diserahkan.