Laporan

Kabar Duka: Ustadz Andi Al-Hafizh Tutup Usia. Kematian yang Indah, Insya Allah Husnul Khatimah


 

JAKARTA, INFAQ DAKWAH CENTER (IDC) – Setelah berbulan-bulan melawan penyakit kanker darah, akhirnya Ustadz Andi Al-Hafizh wafat dengan indah. Sebelum meninggal, ia berdakwah mengajarkan makna Surat Ar-Rahman, tak henti-hentinya berzikir dan berdoa. Akhir hayatnya membawa obsesi mati syahid, dan mengakhiri ucapan lisannya dengan kalimat La ilaha ilallah. Semoga husnul khatimah.

Innalillahi wa inna ilaihi raji’un, telah berpulang ke rahmatullah Ustadz Andi Wiyarto , S.Psi., S.Pd.I Al-Hafizh. Dai muda pengasuh dan penghafal Al-Qur’an ini menghembuskan nafas yang terakhir sekira pukul 13.00 WIB di Rumah Sakit Kanker Dharmais.

Kabar duka diterima Relawan Infaq Dakwah Center (IDC) yang siang itu sedang melaksanakan tugas bakti sosial peduli korban bencana banjir di dua tempat, Kampung Pulo Jakarta Timur dan Muara Gembong Bekasi.

Tak membuang-buang waktu, prosesi pengiriman bantuan program “Tebar Sehari Seribu Bungkus Nasi” pun dipercepat. Usai menyampaikan amanah bantuan kepada para korban bencana banjir, para Relawan IDC di Kampung Pulo pun bergegas menuju RS Dharmais untuk bertakziyah dan membantu proses pemulangan jenazah ustadz Andi ke kampung halamannya di Solo.

Kedatangan rombongan relawan IDC di RS Dharmais disambut haru oleh orang tua Ustadz Andi. Relawan IDC dipersilahkan memasuki kamar jenazah untuk melihat jenazah Ustadz Andi terakhir kalinya, dilanjutkan dengan shalat jenazah.

Relawan IDC juga menyerahkan donasi Rp 10.000.000 (sepuluh juta) kepada pihak keluarga untuk pengurusan jenazah dan keperluan lainnya. Dengan demikian, total donasi yang telah diserahkan IDC dalam tiga tahap adalah 42.154.000,-

...Usai shalat zhuhur Ustadz Andi mengeluh sesak nafas. Lalu berusaha melawan sakit dengan terus dzikir dan doa. Lalu mengucapkan dua kalimat syahadat dengan suara keras. Setelah itu meninggal...

Subhanallah, kematian Ustadz Andi begitu indah, insya Allah husnul khatimah. Selama beberapa bulan menghadapi perihnya rasa sakit, Ustadz Andi selalu bersabar dan tawakkal. Detik-detik jelanag kepergiannya, Ustadz Andi tak lepas dari dzikir dan doa.

“Setelah shalat zhuhur, tahu-tahu dia mengeluh sesak nafas. Dia berusaha melawan sakit dengan terus dzikir, doa dan ngucapkan dua kalimat syahadat dengan suara keras. Setelah itu langsung ngga ada,” kata Sudarmanto, ayahanda Ustadz Andi kepada Relawan IDC di RS Dharmais, Kamis (23/1/2014).

Semoga Ustadz Andi husnul khatimah, dimudahkan di surga, memenuhi sabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa yang akhir ucapannya (ketika mati) adalah La ilaha illallah maka dia masuk surga” (HR Abu Daud).

SYAHID DI ATAS TEMPAT TIDUR

Siti Qoriah, ibunda Ustadz Andi membenarkan penuturan suaminya. Ibunda yang sangat tabah menjaga anaknya selama di rumah sakit ini, berkeyakinan anaknya syahid karena sejak lama Ustadz Andi bercita-cita meninggal dunia dalam golongan syuhada.

“Mas Andi insya Allah Syahid. Wajahnya senyum, darahnya juga mengalir,” kata Siti Qoriah sambil terisak menitikkan air mata.

Ibu Siti Qoriah mengungkapkan,  kunjungan relawan IDC terakhir, sempat menemui Ustadz Andi dalam keadaan sadar. Meski sedang sakit parah, Ustadz Andi tak pernah berhenti memikirkan dakwah dan perjuangan umat Islam. Saat menyaksikan berita televisi di kamar mengenai 6 syuhada Ciputat yang gugur fisabilillah, Ustadz Andi terlihat sangat terpukul dan berduka.

Begitu besar perhatiannya Ustadz Andi terhadap perjuangan para aktivis Islam, ia pun menanyakan kepada relawan IDC tentang perkembangan kasus penembakan sejumlah pemuda muslim di Ciputat, Tangerang Selatan pada malam tahun baru Masehi 2014.

Relawan IDC menyampaikan bahwa jenazah enam ikhwan itu telah dimakamkan pada hari Sabtu (4/1/2014). para aktivis dari berbagai elemen datang berbondong-bondong mengantar kelima jenazah ke pemakaman di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur.

Bahkan sebagian aktivis Islam yang ikut mengurus pemulangan jenazah menyaksikan sendiri berbagai karomah para syuhada (insya Allah), dari mulai darah segar yang masih mengalir, bulir keringat yang terlihat jelas di wajah, darah mereka yang harum dan lain-lain.

Ustadz Andi yang mendengarkan dengan sepenuh perhatian, wajahnya nampak sayup. Dengan mata berkaca-kaca hendak menangis, berulang kali ia menyebut asma Allah karena takjub. “Masya Allah, masya Allah…,” ucapnya terbata-bata.

Siti Qoriah menambahkan, saat relawan IDC pulang, Ustadz Andi merasa iri mendengar cerita para syuhada tersebut. Berkali-kali ia meminta sang ibu untuk mendoakannya agar mati syahid.

“Bu, dengar nggak apa yang disampaikan mas relawan IDC? orang-orang yang ditembak kemarin itu insya Allah syahid. Kok kenapa Allah tidak memilih saya ya bu? Saya iri. Doakan saya ya bu, cita-citaku kalau hidup mulia, kalau mati syahid,” kenangnya.

Semoga Ustadz Andi husnul khatimah, memenuhi sabda Rasulullah SAW: "Barang siapa yang berdoa kepada Allah dengan benar untuk mendapatkan mati syahid, maka Allah akan menyampaikannya kedudukan para syuhada walau pun dia mati di atas tempat tidur" (HR. Muslim)

...Bu, dengar nggak apa yang disampaikan mas relawan IDC? Saya iri. Doakan saya ya bu, cita-citaku kalau hidup mulia, kalau mati syahid...

BERDAKWAH DARI PEMBARINGAN

Sebelum wafat Ustadz Andi juga sempat mendakwahkan kandungan isi surat Ar-Rahman kepada keluarganya, termasuk  kepada dokter yang merawatnya ketika itu.

“Waktu itu dia tanyakan, ibu apa sudah mengerti kandungan surat Ar-Rahman? Pak dokter apa sudah tahu? Saya dan mas Sudarmanto sampai menangis waktu dia menjelaskan kandungan surat Ar-Rahman, meskipun baru 7 ayat pertama,” paparnya.

Sejatinya, dalam rapat IDC sudah agendakan untuk membezuk Ustadz Andi pada Rabu lalu (22/1/2014). Namun karena kesibukan membantu korban bencana banjir, maka agenda bezuk dan menyampaikan donasi tahap ketiga diundur beberapa hari.

Allah Ta’ala pun berkehendak lain, Ustadz Andi Wiyarto akhirnya berpulang ke rahmatullah setelah berbulan-bulan berjuang melawan penyakit kanker darah (leukimia) yang dideritanya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Ustadz Andi adalah dai muda yang sukses di dunia dakwah. Dalam usianya yang masih relatif muda, Ustadz Andi sukses menghafal Al-Qur’an 30 juz, meraih gelar sarjana psikologi dan sarjana pendidikan. Namun Allah memberikan ujian lain dengan penyakit kanker sel darah putih (leukemia).

...Ustadz Andi juga sempat mendakwahkan kandungan isi surat Ar-Rahman kepada keluarganya, termasuk  kepada dokter yang merawatnya ketika itu...

Alumnus Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki Sukoharjo dan Pesantren Penghafal Al-Qur’an Isy Karima Karang Pandan Jawa Tengah ini memiliki kecerdasan yang luar biasa. Hanya dalam tempo dua tahun ia sukses mengkhatamkan hafalan Al-Qur’an 30 juz saat menimba ilmu di Pondok.

Tak puas dengan menghafal Al-Qur’an, ustadz Andi pun melanjutkan pendidikan di dua jurusan sekaligus: Fakultas Psikologi dan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah. Jenjang pendidikan yang tinggi dan bervariasi inilah yang mengantarkan sosok ustadz Andi Wiyarto sebagai dai muda yang memiliki pengetahuan luas dan multitallent.

Tak lama setelah lulus kuliah dan menjadi pengasuh Pondok Pesantren Baitul Hikmah, dai kelahiran Karanganyar, 24 Juli 1989 itu pun menyempurnakan separuh agamanya. Ia mempersunting gadis Amalia Salsabila (23) pada 17 Agustus 2013 lalu.

Namun, baru beberapa bulan mengarungi bahtera pernikahan, pasangan pengantin baru itu harus menghadapi ujian berat. Saat sang istri hamil dua bulan, Ustadz Andi Wiyarto mendapat ujian berat dengan penyakit kanker sel darah putih (leukemia).

Setelah beberapa kali keluar masuk RSUD dr. Moewardi Solo tak membuahkan hasil, Ustadz Andi dilarikan ke Sakit Kanker Dharmais Jakarta (27/11/2013).

Rencananya jenazah Ustadz Andi hari ini disemayamkan di rumah keluarga di Joho Kidul, RT 03/04 no. 16, Desa Joho, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah. Setelah shalat Jum’at sekitar pukul 13.00 WIB, jenazah Ustadz Andi akan dimakamkan di TPU desa Joho.

...Insya Allah di Yaumil Mahsyar kelak Ustadz Andi Al-Hafizh tampil menjadi saksi bahwa para donatur IDC adalah orang-orang mukmin sejati yang telah membuktikan keimanannya dengan membantu meringankan kesulitan sesama mukmin...

INFAQ DONATUR MENJADI BUKTI KEBENARAN IMAN

Jazakumullah khayran kepada seluruh donatur IDC yang telah berinfaq untuk membantu biaya pengobatan Ustadz Andi Al-Hafizh. Mudah-mudahan menjadi amal shalih, dipanjangkan umurnya dalam kebahagiaan, pertolongan dan kemudahan Allah.

Insya Allah di Yaumil Mahsyar kelak Ustadz Andi Al-Hafizh akan tampil menjadi saksi bahwa para donatur IDC adalah orang-orang mukmin sejati yang telah membuktikan keimanannya dengan membantu meringankan kesulitan sesama mukmin, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:

“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih). [Ahmed Widad]

BERITA TERKAIT:

  1. Ustadz Penghafal Al-Qur'an & Pengasuh Pesantren Kritis Mengidap Kanker Darah, Ayo Bantu!!
  2. Donasi Tahap Pertama Diserahkan, Ustadz Penghafal Al-Qur'an & Pengasuh Pesantren Masih Butuh Bantuan
  3. Donasi Rp 32 Juta Telah Diserahkan, Ustadz Penghafal Al-Qur'an & Pengasuh Pesantren Masih Butuh Bantuan.
  4. Kabar Duka: Ustadz Andi Al-Hafizh Tutup Usia dengan Kematian yang Indah dan Mengharukan