Laporan

PEDULI DHUAFA: Relawan IDC Solo Raya Santuni Mbah Saminah, Penjual Kerupuk Berkursi Roda


Meski sudah renta dan terkena stroke, Mbah Saminah terpaksa mendorong kursi roda dengan berjalan mundur demi sesuap nasi. Nenek uzur ini terpaksa berjualan kerupuk, karena himpitan ekonomi. Ayo bantu biaya hidup dan pengobatan Mbah Saminah agar sembuh dari penyakitnya.

SUKOHARJO, Infaq Dakwah Center (IDC)- Siapa yang tak mengenal orang tua yang melahirkan kita. Sesosok tua renta tanpa daya yang sudah merawat diri kita sejak tidak berdaya hingga menjadi anak yang cerdas, pandai, kaya raya, bahkan jabatan kita punya. Ibu, ya, setiap orang memiliki ibu yang mengasuh diri kita, jiwa kita, memelihara kebutuhan kita tanpa mengharapkan balasan dari anak-anaknya. Malahan, terkadang anaknya menjadi durhaka, tidak tahu balas budi dan menyengsarakan seorang ibunya, naudzu billahi min syarri dzalik.

Mbah Saminah (67), seorang ibu yang seharusnya menikmati masa tuanya dengan melihat anak dan cucunya tumbuh menjadi keluarga yang bahagia. Namun pemandangan itu tidak ada, dia harus keluar pagi hari menjajakan dagangan rambak kulit untuk meringankan beban ekonomi keluarga. Kondisi Mbah Saminah sungguh memprihatinkan, menggunakan kursi roda, dia mendorong dengan terbalik laju jalannya untuk mendapatkan pelanggan yang sudi membeli dagangannya.

Rambak kulit Mbah Saminah dijual seharga Rp 12.000,- setiap bungkusnya, dia hanya mampu menghabiskan 25 bungkus setiap kali berdagang dari rumahnya Sanggrahan, Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo, menyusuri jalanan mendorong kursi rodanya dengan kaki kanannya. Padahal rambak yang ia bawa hanya titipan dari tetangganya asal Karanganyar dengan keuntungan Rp 2000,- perbungkus.

Perjuangan Ibu Tak Berujung

Awalnya 5 tahun yang lalu, Mbah Saminah terjatuh dirumah di kamar tidurnya, kemudian mengalami stroke. Baru beberapa bulan bisa belajar berjalan, Mbah Saminah kembali terpleset saat di kamar mandi. Upaya mencari kesembuhan di salah satu Rumah Sakit (RS) di Solo, belum membuahkan hasil. Mencari alternatif terapi pun tidak mendapati jalan kembali sembuh sedia kala.

Sang suami, Kirman (82) yang hanya bekerja sebagai buruh bangunan tak bisa diharapkan gajinya untuk biaya mahalnya berobat. Bayangan puluhan juta rupiah yang harus dikeluarkan untuk berobat membuat Mbah Saminah hanya pasrah. Ia pun menyerah dengan kondisi tubuhnya lumpuh sebelah kiri.

Ujian yang dialami Mbah Saminah tidak berhenti. 7 bulan sebelumnya, kedua anaknya terpaksa berurusan dengan hukum lantaran mengusir penarik motor yang belum bisa dilunasinya. Himpitan ekonomi semakin menyesakkan dadanya, hingga Mbah Saminah, memutuskan berniat jualan rambak untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga.

Berangkat jam 7 pagi hingga masuk waktu sebelum dhuhur Mbah Saminah lakukan setiap hari berjualan, hanya berharap mendapatkan keuntungan 50 ribu rupiah. Panasnya matahari dan deraan hujan tak menyurutkan nyalinya terus mendorong sendiri kursi rodanya, satu harapannya semoga cepat habis rambak kulit yang ia bawa.

Relawan Infaq Dakwah Center (IDC) Solo Raya yang suatu hari melihat Mbah Saminah mendorong kursi rodanya berjualan mundur, tergerak memberikan santunan melalui program Santunan Yatim dan Dhuafa. Pada Sabtu siang (10/3/2018), Relawan IDC bersilaturrohmi ke rumahnya. Astagfirullah, rumah sempit ditengah kampung Sanggrahan menampakkan kemiskinan yang dialami Mbah Saminah.

Meski hidupnya susah dan berat, Mbah Saminah tidak meninggalkan ibadah sholat lima waktu. Setiap ada kajian rutin di Masjid kampungnya dia tak pernah absen untuk mendengarkan ceramah siraman rohani.

Kedatangan Relawan IDC disambut Mbah Saminah dan Anak bungsunya, Santo yang baru satu bulan keluar dari hotel prodeo. Alhamdulillah, hikmah dipenjara Santo sudah bisa membaca Al Qur'an. Sebelumnya, anak yang satu rumah dengan Mbah Saminah itu tidak mengenal huruf Arab. Mereka menyambut baik kedatangan Relawan IDC Solo Raya yang menyerahkan bantuan Santunan Yatim dan Dhuafa.

"Kami mewakili ibu saya, Saminah mengucapkan terima kasih kepada muhsinin dan donatur dari IDC. Jazakumullah Khoiron," ucap Santo mewakili Mbah Saminah yang sudah tidak jelas bicara.

Infaq untuk santunan kaum Dhuafa, bisa disalurkan melalui rekening IDC:

  1. Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  2. Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a.n: Infaq Dakwah Center.
  3. Bank Mandiri Syar’iah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  4. Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  5. Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  6. Bank CIMB Niaga, No.Rek: 80011.6699.300 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
  7. Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC)
  • Bila dana santunan yatim sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan dalam program Infaq Cerdas (Beasiswa Yatim & Dhuafa).
  • Info: 0812.2700020.