Laporan

Bantuan 35 Juta untuk Ummu Irhab Sudah Diserahkan, Kondisinya Memprihatinkan!!


Alhamdulillah, dana bantuan untuk Ummu Irhab, pengikut jihad Ambon dan Poso sebesar 35.099.692 (tiga puluh lima juta sembilan puluh sembilan ribu enam ratus sembilan puluh dua rupiah) telah disampaikan pada Senin (13/8/2012).

Bantuan diserahkan langsung oleh A Mumtaz, Direktur Infaq Dakwah Club (IDC) voa-islam kepada Ummu Irhab di rumah kontrakannya, Kenteng Baru RT 02/RW 07, Semanggi Solo. Penyerahan dana disaksikan oleh Akhi Usamah (suami Ummu Irhab), Ustadz Al-Faruq dari Pesantren Al-Mukmin Ngruki Solo, dan beberapa ikhwan sanak keluarga Ummu Irhab.

Ummu Irhab tidak banyak komentar karena kondisinya masih lemah pasca operasi pengangkatan kanker di Rumah Sakit Kariadi Semarang, Senin (16/7/2012). Setelah prosesi serah terima dana bantuan ia langsung masuk kamar untuk istirahat.

Mewakili istrinya, Usamah menyampaikan salam, doa dan terima kasih kepada para donatur IDC yang membantu meringankan musibahnya dengan tulus ikhlas.

“Kami tak bisa berucap banyak. Kami sampaikan jazakumullah khairan atas bantuan para muhsinin melalui IDC voa-islam. Kami juga tidak bisa membalas keikhlasan antum semua. Kami hanya membalas dengan doa yang tulus agar Allah Ta’ala membalas infaq antum semua dengan yang lebih baik,” ujarnya.

Dana bantuan itu dimanfaatkan untuk melunasi sisa tagihan operasi di RS  Kariadi Semarang, sisanya untuk berobat rawat jalan. Total biaya operasi di rumah sakit ini adalah Rp 28.818.399,-

Rencananya, untuk penyembuhan penyakit kanker yang dideritanya, Ummu Irhab tidak akan melakukan Kemoterapi seperti yang direkomendasikan rumah sakit. Dokter rumah sakit menyarankan agar pascaoperasi, Ummu Irhab menjalani 8 kali kemoterapi, di mana biaya sekali kemoterapi mencapai 6 juta rupiah. Darimana mendapatkan dana 48 juta untuk kemoterapi?

Sebagai alternatif ikhtiar, Ummu Irhab akan menempuh pengobatan Thibbun Nabawi kepada Dr Teguh, herbalis kondang di Wonogiri, Jawa Tengah.

...Pintu rumahnya berhadapan dengan WC yang menyatu dengan kamar mandi. Kamar tidur, ruang tamu dan WC/kamar mandi hanya disekat dengan kayu setinggi dua meter. Sementara dapur dan ruang tamu dibiarkan terbuka. Saat ada anggota keluarga yang buang hajat atau memasak, tentu aromanya menyebar ke mana-mana....

SANGAT MEMPRIHATINKAN

Perjalanan IDC mencari rumah kontrakan Ummu Irhab tidaklah mudah, karena tidak memiliki nomor rumah. Dibonceng motor oleh Ustadz Faruq seharian, akhirnya IDC Mumtaz berhasil menemukan rumah yang kondisinya di bawah standar.

Di kawasan kumuh desa Kenteng Semanggi, tepatnya di bantaran tanggul sungai yang tak jauh dari tempat pembuangan sampah, ada rumah kontrakan  berukuran 3x4 meter. Dindingnya terbuat dari bata tanpa diplester, atapnya genting tanpa plafon.

Meski tinggal di kawasan kumuh, Usamah tetap ramah dan ceria menyapa Tim IDC, seolah tak ada masalah dengan kehidupan ekonomi rumah tangganya.

Rumah mini yang dikontrak senilai Rp 600.000 setahun itu, tentunya nilai yang setara dengan fasilitasnya yang juga super minim.

Memasuki pintu rumah, langsung berhadapan dengan WC yang menyatu dengan kamar mandi. Bagian dalam rumah petak ini tak dilengkapi dengan plafon, dindingnya hanya bata kasar tanpa dilapisi pelur semen. Atap genting langsung terlihat dari bawah. Kamar tidur, ruang tamu dan WC/kamar mandi pun hanya disekat dengan kayu setinggi dua meter. Sementara dapur dan ruang tamu dibiarkan terbuka. Bisa anda bayangkan, saat ada anggota keluarga yang buang hajat atau memasak, tentu aromanya menyebar ke mana-mana.

Belum lagi posisi rumah di bantaran tanggul sungai yang airnya hitam pekat dan sangat bau. Lokasinya yang bersebelahan dengan tempat pembuangan sampah menambah aromah kumuh rumah Ummu Irhab.

Suaminya, Usamah, bukanlah lelaki yang tidak bertanggung jawab. Ia sudah kerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tapi apa daya, gaji sebagai pembantu di warung sate milik pamannya yang tak seberapa, tak bisa diandalkan untuk mengontrak rumah yang lebih layak. Apalagi ia juga pontang-panting mencari biaya pengobatan kanker istrinya.

...Di rumah kurang layak inilah Ummu Irhab dan suaminya berusaha membesarkan dan mentarbiyah dua buah hatinya: Muhammad Abdurrahman Al-Irhabi dan Hanif Al-Yasir...

Subhanallah!! Di rumah super sederhana (baca: kurang layak) inilah Ummu Irhab dan suaminya berusaha membesarkan dan mentarbiyah dua buah hatinya: Muhammad Abdurrahman Al-Irhabi dan Hanif Al-Yasir. Apapun kondisinya, mereka bercita-cita agar kedua anaknya menjadi generasi robbani, mujahid dan manusia alim yang ikhlas menggadaikan seluruh jiwa dan raganya fisabilillah.

Teriris hati kita bila memasuki rumah Ummu Irhab ini. Tak kuasa membendung kesedihan, direktur IDC, Abu Mumtaz tak bisa bertahan lama untuk bertamu dan reportase di rumah ini. Setelah menyerahkan bantuan, berfoto-foto dan bincang-bincang sejenak ia langsung mohon pamit dengan alasan meneruskan perjalanan ke Jawa Timur.

Ya Allah, seorang akhwat mujahidah yang penyabar mendapat ujian yang begitu besar. Jauh lebih berat daripada materi yang dimilikinya. Tempaan keras di medan Jihad Ambon dan Poso ketika mengikuti abinya, membuat mentalnya sekeras baja.

JEJAK PERJALANAN UMMU IRHAB

Seperti diberitakan IDC sebelumnya, perjuangan hidup Ummu Irhab penuh dengan ujian berat. Meski musibah datang silih berganti, ibu muda yang dibesarkan di daerah jihad Ambon ini tegar istiqamah sepenuh tawakkal menerima takdir Ilahi. (baca: Ummahat Pengikut Jihad Ambon-Poso Menderita Kanker Ganas, Ulurkan Kepedulian Kita).

Sejak kecil, wanita kelahiran Banyumas, 13 November 1990 ini sudah malang melintang mengikuti ayahandanya keliling di berbagai medan jihad nasional, dari Ambon hingga Poso.

Tempaan kehidupan keras di medan jihad itulah yang mengokohkan mental dan imannya, meski saat ini keluarga Ummu Irhab tak diketahui keberadaannya karena aktivitas menegakkan syariat Islam.

Ujian datang silih berganti!! Usai melahirkan anak ketiganya, Ummu Irhab kehilangan keluarga, termasuk suaminya. Dalam usia yang relatif muda, ia pun menyandang status janda.

Duka cita akibat kehilangan suami itu, diperparah dengan kedatangan penyakit kanker Miom stadium-4 yang ganas seberat 5 kg tumbuh di ovarium sebelah kanan. Operasi pertama pun dilakukan di RS Muwardi solo dengan biaya yang sangat mahal.

Alhamdulillah seorang ikhwan, Usamah, dengan tulus menikahinya dalam apa adanya. Lillahi Ta’ala, Usamah menikahi Ummu Irhab yang sedang mengidap penyakit kanker. Pria kelahiran Kartasura ini melandasi pernikahannya sesuai anjuran Nabi untuk menyempurnakan iman dengan mencintai karena Allah.

“Barang siapa yang mencintai karena Allah. Membenci karena Allah. Memberi karena Allah. Dan tidak memberi juga karena Allah. Maka sungguh dia telah menyempurnakan imannya” (HR Abu Dawud).

Tekad Usamah meringankan beban Ummu Irhab begitu membuncah, setelah ia mengenal hakikat Islam. Usamah lahir dari keluarga bromocorah yang terkenal garang. Berkat sentuhan dakwah Sigit Qordhowi, ayah Usamah diberi hidayah dalam Islam. Keluarga bromocorah ini pun berubah menjadi aktivis penegakan syariat Islam.

Beberapa tahun pernikahan Usamah dan Ummu Irhab, Allah mengaruniakan keturunan kepada keduanya. Di tengah kegembiraan menyambut sang bayi, untuk kesekian kalinya, pasangan mujahid itu harus memikul ujian Allah  yang sungguh berat.

Dalam kehamilan yang keempat, ternyata kanker Miom  Ummu Irhab tumbuh kembali, bahkan jauh lebih ganas dari sebelumnya. Innalillahi!!! Hasil USG menunjukkan kankernya seberat 25 kg. Kondisinya memprihatinkan dengan tumbuh benjolan-benjolan di sekitar janin, tubuhnya membesar (gemuk tidak wajar), otot membesar dan mengeras, serta suaranya ikut membesar.

Ummu Irhab pun kembali masuk RSUP Kariyadi Semarang dengan biaya penghabisan dari seluruh harta yang dimilikinya. Dokter menyarankan agar Ummu Irhab menjalani dua kali operasi untuk menyelamatkan ibu dan janinnya. Dengan modal nekad, Usamah pun menyetujui operasi dilakukan dua kali, yaitu operasi persalinan dan operasi pengangkatan kanker pada hari Senin (16/7/2012) jam 08.00-11.00 berjalan sukses, dengan total biaya sebesar Rp 28.818.399,-

BANTUAN RUMAH UNTUK MUJAHID

Bagi pembaca yang terpanggil untuk membantu pengadaan Rumah Layak Huni atau kontrakan untuk Ummu Irhab, bisa menyalurkan donasi melalui program DINAR (Dana Infaq Darurat). Nomor rekening DINAR IDC:

  1. Bank Muamalat Indonesia (BMI),  No.Rek. 0132465841 a/n Budi Haryanto.
  2. Bank Syariah Mandiri (BSM),  No.Rek: 0120043587 a/n Budi Haryanto.
  3. Bank Mandiri, No.Rek: 0060006012623 a/n Budi Haryanto.
  4. BCA (Bank Central Asia),  No.Rek: 6310230497 a/n Budi Haryanto.

CATATAN:

  1. Demi kedisiplinan amanah agar tidak bercampur dengan dana lainnya, silahkan tambahkan nominal unik Rp 3 (tiga rupiah). Misalnya: Rp 1.000.003,- Rp 500.003,- Rp 200.003,- Rp 100.003,-dan seterusnya.
  2. Bila donasi tercukupi, maka donasi akan kami alihkan untuk keperluan para mujahid dan aktivis Islam lainnya dalam program DINAR IDC lainnya.
  3. Info dan konfirmasi: Mumtaz (08999.704050)..