Laporan

Bantuan IDC Diserahkan, Kakek Bandi Sang Ahli Ibadah Mulai Operasi Tumor Mata


Alhamdulillah, bantuan donatur Infaq Dakwah Club (IDC) voa-islam untuk Kakek Bandi sebesar Rp 10.103.000,- (sepuluh juta seratus tiga ribu rupiah), telah diserahkan.

Bantuan diserahkan langsung kepada Kakek Bandi di Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung, Rabu pagi (19/9/2012), disaksikan istri, anak dan cucu yang menunggunya.

Dengan dana pas-pasan, pria renta berusia 89 tahun itu dilarikan ke rumah sakit karena tumor matanya makin meradang. Sudah dua hari mata kanannya mengucurkan darah tak henti-hentinya.

Kakek Bandi dan istrinya tak kuasa menahan tangis dan haru. Mereka menangis bercampur bingung IDC ini dari lembaga mana? Bahkan salah seorang menantu Kakek Bandi mengira IDC ini lembaga milik sekte LDII (Islam Jama’ah). “Kami takut kalau ini bantuan LDII, takut dibai’at dijadikan pengikut mereka,” ujar salah seorang menantu Kakek Bandi.

Namun setelah dijelaskan sekilas misi dan visi IDC, akhirnya mereka paham. Alhamdulillah, bantuan itu datang pada saat yang sangat tepat, ketika mereka sangat membutuhkan dana. Karena dana yang mereka bawa dari rumah hanya cukup untuk membayar biaya pendaftaran rumah sakit.

Sebagai warga kurang mampu, mereka tidak bisa menikmati fasilitas Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat), karena formulir Jamkesmas di desanya sudah habis. Padahal kondisi tumor di mata Kakek Bandi sudah makin menggila, terus mengucurkan darah.

“Alhamdulillah, ya Allah… Terima kasih atas bantuannya jang, saya kakek bisa ngasih apa-apa. Besok kalau kakek sudah sembuh main ke rumah ya. Kakek mau menjamu di kampung,” ujarnya sambil menangis sesenggukan.

“Kami mengucapkan banyak terimakasih yang tiada terhingga kepada pihak IDC yang telah membantu biaya operasi. Semoga apa yang telah diberikan baik tenaga, pikiran dan waktunya senantiasa dibalas oleh Allah SWT, semoga segala urusannya dimudahkan, semoga umurnya dipanjangkan dan penuh berkah,” tambah Aang Zaeni, salah satu cucu Kakek Bandi.

Di rumah sakit ini, Kakek Bandi menghuni kamar 6 kelas III dengan biaya kamar Rp 150.000 perhari. Rencananya, Kakek Bandi dioperasi setelah menjalani cityscan dan diketahui tingkat keganasan tumor di matanya. Tanpa Jamkesmas, perkiraan dana operasi sekitar Rp 20 juta. Bagi pembaca yang terpanggil untuk meringankan beban Kakek Bandi, silahkan menyalurkan melalui Rekening Dinar IDC dengan menambahkan nominal Rp 3.000,- agar dananya tidak tertukar dengan program lainnya.

Sebesar apapun kepedulian kita, insya Allah sangat membantu kakek ahli ibadah agar bisa beraktivitas ibadah lebih maksimal.

“Orang-orang mukmin itu bagaikan seorang manusia yang satu. Jika kepalanya terasa sakit, maka seluruh badannya pun ikut merasakan demam dan tidak bisa tidur” (Muttafaq ‘Alaih).

Dengan membantu saudara orang-orang yang tertimpa musibah, insya Allah akan mendatangkan barakah, pertolongan dan kemudahan  di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat...” (HR Muslim).

Kakek Bandi, Sosok Ahli Ibadah Perindu Surga

Sebagaimana diberitakan IDC sebelumnya, Kakek Bandi bin Encik adalah ahli ibadah yang memiliki etos kerja yang tinggi. (baca: Ahli Ibadah Keluarga Pesantren Menderita Tumor, Butuh Uluran Tangan Kita).

Seiring dengan usia yang makin, Kakek Bandi justru semakin rajin beribadah, pengajian dan beraktivitas di masjid. Dusun tempat tinggalnya, Kampung Cileunca desa Ciwangi Kecamatan Limbangan Kabupaten Garut Jawa Barat memang sangat religius. Keluarga Pak Bandi sendiri besar di lingkungan ulama dan pesantren kampung.

Kebiasaan Pak Bandi ini patut diteladani. Malam hari usai magrib ia rutin membaca Al-Qur’an. Usai shalat isya, kalau tidak ada aktivitas ia istirahat yang diawali dengan membaca Al-Qur'an sebelum tidur. Sepertiga malam, ia bangun dan untuk tahajud dan membaca Al-Qur’an hingga subuh. Usai shalat shubuh dan berzikir, ia lanjutkan taqarrub kepada Allah dengan tilawatul Qur’an.

Subhanallah!! Begitulah amaliah harian Kakek Bandi untuk menyongsong ajal demi menggapai husnul khatimah.

Namun 3 bulan terakhir aktivitas Kakek Bandi mulai terganggu setelah menderita tumor di mata kirinya. Ujian penyakit ini mengakibatkan uzur sehingga tidak bisa lagi mengikuti pengajian dan shalat jamaah di masjid. Jamaah masjid nampak ada yang kurang tanpa kehadiran Kakek Bandi. Maklum, di kampungnya, ia dikenal sebagai sosok yang sabar, ramah dan baik hati. Tidak ada kamus bertengkar, marah-marah atau bermusuhan dalam riwayat hidupnya.

Mulanya, tumbuh bintik hitam seperti tahi lalat di mata kiri Kakek Bandi akibat luka kecil. Karena awam soal kesehatan, luka itu dibiarkan tanpa diberi obat penyembuh luka atau cairan anti infeksi/kuman. Makin hari luka itu tidak hilang, justru hidup berkembang menjadi seperti bisul kecil yang mengeluarkan nanah dan darah setiap hari.

Bisul itu makin membesar dan menimbulkan rasa sakit yang tiada tara: gatal, sakit dan nyut-nyutan.

Subhanallah, sudah tiga bulan rasa sakit itu diderita Kakek Bandi dengan sabar dan tawakkal kepada Allah. Ia berharap sakit yang dideritanya itu bisa menjadi sarana penghapus dosa.

Saat hari raya Idul Fitri kemarin, meski sakitnya makin parah, Kakek Bandi tetap menunjukkan sikap periang dan ramah. Ia berprinsip tak mau merepotkan orang lain yang dipegangnya sejak jaman penjajahan Belanda dulu.

Selama ini Kakek Bandi berikhtiar menggapai kesembuhan dengan obat-obatan tradisional dan obat-obatan eceran, namun tidak ada hasilnya. Puncaknya, dua hari yang lalu matanya terus mengucurkan darah, sehingga dilarikan ke rumah sakit. [A. Azka Izzatillah]