Laporan

IDC Beri Bantuan Nur Assyifa, Balita Penderita Tumor Ganas Cabangbungin


Tumornya makin membesar, Nur Assyifa rutin berobat ke Rumah Sakit, ia sudah menjalani kemoterapi 13 kali sejak awal mengidap tumor, kondisi orang tuanya pun tergolong dhuafa, ayahnya tunanetra, dan ibunya hanya buruh tani. Semoga Allah berikan kesembuhan, Aamin.

 

BEKASI, Infaq Dakwah Center (IDC)-- Sungguh memprihatinkan, balita Nur Assyifa (3) harus menjalani hidupnya dengan penyakit tumor ganas yang bersarang di pipi dan hidung pada muka bagian kirinya.

Tumor ganas tersebut berawal saat usia satu (1) tahun dua (2) bulan, di wajahnya terdapat memar memerah dan benjolan, kondisinya makin hari semakin membesar, dan puncaknya ketika usianya menginjak dua (2) tahun.

Pak Dawi, ayah Nur Assyifa seorang tunanetra, keahliannya memainkan biola, sesekali ia menghibur para tamu di acara hajatan, sementara Ibunya, Asanih bekerja sebagai buruh tani tandur di sawah, namun setelah anaknya sakit ia pun fokus merawat Assyifa.

Keluarganya tergolong dhuafa, jangankan untuk keperluan berobat ke Rumah Sakit yang memerlukan biaya besar, untuk makan sehari hari pun susah, mereka tinggal di sebuah rumah sederhana yang tanahnya milik pemerintah di desa Jayabakti, kecamatan Cabangbungin, kabupaten Bekasi

"Ini pak anak saya, Nur Asyifa usianya sudah 3,4 tahun, sakit tumor," ungkap Ibu Asanih saat kunjungan Relawan IDC ke rumahnya, Kamis (16/7) untuk menyerahkan bantuan.

Selain diterima keluarga, Relawan IDC juga di sambut Amin Saifudin, Relawan Sosial yang juga Guru Honorer yang membantu Assyifa, kepada Relawan IDC ia menceritakan awal melangkah Nur Assyifa untuk pengobatan tumor ganasnya itu.

"Untuk tahap awal pengobatan, Nur Assyifa dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Chasbullah Abdulmajid kota Bekasi untuk pemeriksaan, kemudian dilakukan CT Scan di RS Anna Medika, Bekasi selepas itu, lanjut di RS Persahabatan untuk biopsi, dan penerimaan sampel tumor," kata Amin kepada Relawan IDC.

...anaknya tidak mengeluh sakit ketika dikemo, malah sempat disebut ODP ketika dua bulan lalu panas tinggi...

Kondisi Syifa (sapaan karibnya) sudah 13 (tiga belas) kali kemotherapi, secara rutin di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, lanjut amin, anaknya yang tidak mengeluh sakit itu sering panas seusai kemo, dua bulan lalu panas tinggi, sempat disebut ODP.

"Anaknya gak ngeluh sakit,  habis kemo suhu tubuh panas, mungkin karena keseimbangannya gak ada, anti bodi lemah, setelah satu minggu segar lagi, pas dua bulan lalu berobat, panasnya tinggi, sempat masuk ODP dua pekan setelahnya tidak apa-apa," ungkap Amin.

Relawan IDC menyampaikan bantuan kepada ananda Nur Asyifa, sebesar Rp. 500.000 (lima ratus ribu rupiah) untuk membantu pengobatan dari program Infaq Darurat peduli musibah sesama muslim, diterima Ibu Asanih sembari mendoakan para donatur.

"Alhamdulillah, terimakasih telah membantu, semoga berkah dan lancar semuanya, Aaamin," ungkap Ibu Asanih.

Info: 08122.700020 - 08567.700020.