Laporan
Infaq Produktif IDC Solusi Bagi Petani Terdampak Pandemi
BANDUNG, Infaq Dakwah Center (IDC) - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), seolah tak berlaku bagi para petani. Tengok saja, Wak Udes (65), di usia senja yang rentan terpapar COVID-19, ia harus tetap pergi ke ladang. Tanaman sayur mayur miliknya di Perkebunan Malabar, Pangalengan, Kabupaten Bandung, butuh sentuhan Wak Udes agar tetap tumbuh subur.
Meski usaha pertanian kian terpuruk, Wak Udes tak kenal lelah. Ia tetap berusaha mengais rejeki, menggugurkan kewajiban sebagai kepala keluarga. Usaha tani yang menjadi tumpuan ekonomi, kian lama kian sulit. Pandemi Corona, tak hanya berdampak pada kesehatan, tapi juga menjadi efek domino pada sektor ekonomi, khususnya pertanian. Bak jatuh tertimpa tangga, di tengah pandemi COVID-19, saat ini mereka juga mengalami musim kemarau.
“Hasilnya kurang menggembirakan, apalagi sekarang musim kemarau,” ujar Wak Udes, kepada Relawan Infaq Dakwah Center (IDC), Senin (31/8/2010).
Jika musim kemarau masih bisa diprediksi, lain halnya dengan pandemi. Ia tak tahu sampai kapan musibah COVID-19 yang melanda dunia itu akan berakhir. Padahal, faktor utama merosotnya pertanian saat ini adalah karena pandemi.
“Anjlok hampir 75 persen. Harga tomat per kilo dari petani itu biasanya Rp 3000 sekarang anjlok cuma Rp 500, kadang sampai Rp 200. Kita jadi tidak punya modal lagi untuk membeli benih, pupuk dan lain sebagainya,” ujarnya.
Nasib serupa dialami Ceu Ila. Ia heran, tak pernah selama hidupnya kondisi pertanian mengalami hal seburuk ini. Waluh (labu), hasil kebun miliknya, seolah tak ada harganya.
“Merugikan sekali. Harga labu sekilo biasanya seribu rupiah, sekarang menurun sampai tiga ratus rupiah,” ucap warga Desa Sukamanah, Pangalengan itu.
Mang Enjang, tetangga Ceu Ila, juga mengungkapkan hal senada. Menurutnya, banyak para petani yang frustasi saat diterpa badai pandemi.
“Dampak corona ini sayuran jadi tidak laku, tidak ada yang beli. Tomat, kol, labu, tidak ada harganya. Kalau dijual, jangankan buat gaji buruh tani, buat saya sendiri saja tidak cukup. Jadi tanaman sayur itu dibiarkan saja di ladang terbuang, tidak dipetik,” ucap Mang Enjang.
Kondisi para petani di titik nadir. Panen raya yang selama ini hanya bisa untuk menyambung hidup, seolah impian itu sirna akibat pandemi COVID-19 yang sangat memukul petani. Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019 mencatat sebanyak 49,41 persen rumah tangga miskin masih menggantungkan dari sektor pertanian. Sementara itu, menurut Kementerian Pertanian, ada 2,7 juta petani terdampak pandemi COVID-19.
TEBAR BENIH INFAQ PRODUKTIF BAGI PETANI
Alhamdulillah, berkat kepercayaan para muhsinin (donatur), IDC berusaha meringankan beban petani. Melalui program infaq produktif, IDC Go Green, menggelar kegiatan tebar benih sayur mayur kepada para petani secara gratis.
Kurang lebih 1000 benih yang disalurkan kepada para petani binaan di daerah perbukitan Pengalengan Kabupaten Bandung Jawa Barat. Adapun Benih yang akan di salurkan diantaranya: benih selada, benih, pakcoy, benih bayam hijau, benih kangkung, benih kemangi, benih cabai rawit, benih seledri, benih mentimun, benih tomat, benih kailan, benih jagung manis, benih sawi putih, benih caisin, benih brokoli, benih terong lalab, benih wortel.
Dalam satu paket, selain benih juga terdapat pupuk, polybag, hingga sanitizer sebagai antisipasi pandemi COVID-19.
Diharapkan, dari program infaq produktif tebar benih tersebut, bisa berkontribusi dalam ketahanan pangan dan para petani bisa kembali bangkit dari keterpurukan akibat pandemi.
Ustadz Suryana Nurfatwa, selaku Ketua Umum Pagar Aqidah (GARDAH) Jawa Barat mengungkapkan. Program Infaq Produktif tebar benih sayuran amat membantu para petani. Khususnya, petani binaan di daerah perkebunan Desa Sukamanah, Pangalengan, Kabupaten Bandung.
“Sangat bagus sekali. Ini adalah program IDC yang penyalurannya dibantu oleh Pagar Aqidah Jabar,” kata Ustadz Suryana saat memberikan penyuluhkan kepada para petani binaan di desa tersebut.
Relawan IDC kemudian membagikan paket tebar benih secara langsung dari rumah ke rumah para petani. Mereka pun amat senang menerima bantuan tersebut.
Aki Masri, petani perekebunan Walatra, Desa Sukamanah, menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan benih sayur mayur dari muhsinin IDC.
“Kepada IDC saya ucapkan banyak terima kasih, apa yang diberikan ini sangat membantu para petani,” tuturnya.
Demikian pula Kang Nono, petani terdampak COVID-19 yang kini tengah mengalami kesulitan membeli bibit. Baginya, tebar bibit gratis dari IDC, menjadi secercah harapan bagi petani untuk bangkit.
“Saya sangat berterima kasih kepada yayasan IDC atas bantuan bibitnya,” ungkapnya.
Kegiatan tebar bibir juga disaksikan langsung kepala lingkungan setempat. Pak Wahyu, selaku Ketua RW 02, Desa Sukamanah, Pangalengan, merasa bersyukur dengan program tebar benih kepada petani. Karena bantuan seperti itu amat jarang didapat warganya.
“Alhamdulillah, hal itu sangat dibutuhkan dan sangat membantu para petani di sini. Saya ucapkan terima kasih kepada IDC karena sudah membantu memberikan benih kepada para petani di sini, di tengah warga masyarakat saya. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada Yayasan IDC,” kata Pak Wahyu.
Di akhir penutup kegiatan tebar benih, Ustadz Suryana Nurfatwa yang juga pembina para petani setempat berharap, semoga bantuan infaq produktif IDC bisa menjadi pemacu para petani agar bangkit dari keterpurukan dampak COVID-19.
“Terima kasih kepada para donatur atas program infaq produktif tebar benih sayuran. Semoga kebaikan para donatur menjadi pemacu para petani binaan kami. Mudah-mudahan para petani juga bisa bangkit dari terpaparnya situasi akibat COVID-19,” tutupnya.
Perlu diketahui, program ketahanan pangan ini bisa berjalan dengan adanya partisipasi para donator melalui optimalisasi zakat, infak dan sedekah. Ayo Bantu Ketahanan Pangan Tebar Benih untuk Petani Binaan melalui Infaq Dakwah Center.
Gerakan tebar benih ini, selain untuk ketahanan pangan juga merupakan amal shalih yang bernilai sedekah.
مَنْ أَحْيَا أَرْضًا مَيْتَةً فَلَهُ فِيهَا أَجْرٌ وَمَا أَكَلَتِ الْعَافِيَةُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ
“Barangsiapa mengolah yang tanah mati (lahan gundul), dia mendapatkan pahala. Apapun yang dimakan oleh makhluk hidup bernilai sedekah baginya.” (HR Al-Baihaqi dalam Sunan Al-Kubra).
Rasulullah SAW menegaskan bahwa menanam pohon yang bermanfaat adalah sedekah jariyah yang pahalanya akan terus mengalir hingga hari kiamat.
فَلاَ يَغْرِسُ الْمُسْلِمُ غَرْسًا فَيَأْكُلَ مِنْهُ إِنْسَانٌ وَ لاَ دَابَّةٌ وَ لاَ طَيْرٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةً إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu tanaman itu dimakan manusia, binatang ataupun burung melainkan tanaman itu menjadi sedekah baginya sampai hari kiamat.” (HR Imam Muslim).
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلَّا كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةً وَمَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ مِنْهُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَتْ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَلَا يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلَّا كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ
“Nabi SAW bersabda: ‘Tak ada seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi sedekah baginya, dan yang dicuri akan menjadi sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorangpun yang mengurangi, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya’.” (HR. Muslim).
Sedemikian pentingnya menanam pohon, bahkan Nabi SAW memerintahkan menanam pohon meskipun hari kiamat sedang terjadi:
إِنْ قَامَتْ السَّاعَةُ وَبِيَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيلَةٌ فَإِنْ اسْتَطَاعَ أَنْ لَا يَقُومَ حَتَّى يَغْرِسَهَا فَلْيَفْعَلْ
“Jika hari kiamat telah tegak, sedang di tangan seorang di antara kalian terdapat bibit pohon kurma; jika ia mampu untuk tidak berdiri sampai ia menanamnya, maka lakukanlah.” (HR Ahmad).
Infaq Produktif untuk bantuan bibit para petani binaan dakwah bisa disampaikan melalui program INFAQ PRODUKTIF IDC:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a.n: Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri Syari’ah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Bukopin Syariah, No.Rek: 880.218.4108 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BTN Syariah, No.Rek: 712.307.1539 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mega Syariah, No.Rek: 1000.154.176 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank CIMB Niaga, No.Rek: 80011.6699.300 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC).
CATATAN:
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 5.000 (lima ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.005.000,- Rp 505.000,- Rp 205.000,- Rp 105.000,- 55.000,- dan seterusnya.
- Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: www.infaqDakwahCenter.com.
- Bila biaya sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
- Info: 08122.700020 – 08567.700020