News
Agenda Terlalu Padat, Anak Relawan IDC Terkapar Di Rumah Sakit. Mohon Doanya Supaya Lekas Sembuh…
BEKASI, Infaq Dakwah Center (IDC) – Padatnya agenda keummatan, menuntut para Relawan IDC ekstra sabar dan ikhlas berkorban waktu, terutama waktu bersama keluarga di rumah.
Kepadatan agenda IDC meningkat tajam sejak Ramadhan lalu. Untuk agenda rutin saja agenda Relawan IDC sudah terjadwal penuh, antara lain: program dakwah, Tahfizh Al-Qur’an di Penjara, beasiswa yatim dhuafa, santunan keluarga syuhada & mujahidin, jihad media, zakat, dll.
Salah satu Relawan IDC yang paling sibuk adalah Ahmed Widad. Tak mau kalah dengan Direktur IDC, relawan andalan yang berprofesi sebagai jurnalis ini haus terhadap tugas-tugas keummatan, dakwah dan sosial fisabilillah.
Awal Ramadhan, ayah dua anak ini bertugas ke Solo bersama Direktur IDC untuk persiapan pengiriman Dai Khusus IDC ke daerah pedalaman. Baru pulang dari Solo, ia disambut tugas baru ke Aceh dan Medan. Ditemani Direktur Program Tahfizh IDC, ia mengusung dua tugas: penyaluran bantuan untuk pengungsi Rohingya serta pendataan keluarga mujahidin dan yatim syuhada.
Akhir Ramadhan, Om Widad, sapaan akrabnya, bergabung bersama para Relawan IDC mengurus penyaluran zakat mal dan zakat fitrah. Alhadulillah, tugas bisa selesai tuntas pada pukul 02.00 dini hari menjelang persiapan shalat Ied.
….Di hari raya Idul Fitri, baru sehari berkumpul bersama keluarga, pecah Tragedi Pembakaran Masjid di Tolikara oleh Kristen Radikal Papua. Widad pun bertolak ke Papua menjalankan tugas Relawan IDC….
Baru sehari berkumpul bersama keluarga, saat merayakan Hari Raya Idul Fitri, pecah Tragedi Pembakaran Masjid di Tolikara oleh Kristen Radikal jemaat Gereja GIDI Papua. Dari Surabaya, Direktur IDC –yang sedang mengurus keperluan pengobatan istri mujahid yang sedang operasi tumor– menugaskannya untuk segera bertolak ke Papua untuk menjalankan tugas Relawan IDC. Alhamdulillah tugas diselesaikan dengan sebaik-baiknya dalam waktu sembilan hari, termasuk membawa buah tangan beberapa bongkah batu akik khas Papua.
PULANG TUGAS, BUAH HATI JATUH SAKIT
Ketika semua tugas sudah dituntaskan dengan baik, Om Widad sedikit lega, bisa menghela nafas, bersama keluarga di rumah. Di sebuah kontrakan di planet Bekasi, ia pun tidak lantas istirahat karena tugas-tugas kewartawanan harus diselesaikan melalui netbook yang sudah mulai uzur.
Ternyata tugasnya tak bisa diselesaikan dengan tenang, karena terganggu anak keduanya yang sering batuk-batuk. Awalnya, Widad mengira Muhammad Samir Shalih hanya menderita batuk biasa. Ia pun berikhtiar mengobati anaknya dengan berbagai macam herbal. Namun hingga dua pekan, bayi berusia lima bulan yang sedang lucu-lucunya itu tak kunjung sembuh.
Kondisi batuknya kian parah. Saking parahnya, setiap kali batuk, kurang lebih dalam hitungan satu menit tak berhenti. Ia pun kerap menangis, sulit tidur hingga berat badannya turun drastis.
Bersama istrinya, Widad pun melarikan Samir ke Rumah Sakit Karya Medika, Cibitung, Jawa Barat pada Kamis pagi (27/8/2015). Setelah diperiksa, dokter spesialis anak mengatakan bahwa batuk yang diderita Samir itu bukan batuk biasa.
“Anak inibatuk tapi tidak demam. Ini bukan batuk biasa, tapi dari paru-parunya,” ujar sang dokter spesialis.
Dokter pun menyarankan untuk dilakukan rontgent. Hasilnya, Samir menderita Bronkopneumonia, sebuah penyakit radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri.
Menurut dokter, salah satu faktornya adalah adanya cairan ketuban yang mengandung bakteri masuk ke paru-paru saat persalinan, sehingga dampak yang ditimbulkan baru terasa saat ini.
Kini, Samir harus menjalani rawat inap di rumah sakit agar pengobatannya bisa dilakukan secara intensif. Sampai berita ini diturunkan, Samir masih tergolek lemah di bangsal.
Agenda Tahfizh Al-Qur’an di LP Cirebon dan LP Kedungpane Semarang pun ditunda karena ia berbagi tugas bersama istrinya di rumah sakit.
Mohon doanya untuk kesembuhan ananda Muhammad Samir Shalih, agar kelak tumbuh menjadi generasi robbani, dan sang ayah bisa kembali beraktivitas bersama para Relawan IDC lainnya.
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِه وأَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَآءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
“Ya Allah, Wahai Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakitnya, sembukanlah ia. Engkau Zat Yang Maha Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain” (HR. Bukhori Muslim) [iwwaaak, Adih Kusuma]