News
Balita Penderita Tumor Mata dari Jambi Butuh Bantuan Biaya Pengobatan. Ayo Bantu!!!
JAKARTA, Infaq Dakwah Center (IDC) – Perhatikan baik-baik foto balita ini. Bayangkan bila ujian ini menimpa diri kita atau anak kita atau adik kita. Na’udzubillahi min dzalik.
Orang dewasa menahan bisul di kaki dua hari saja sakitnya luar biasa. Kalau sedang nyeri cekoot-cekooot, segala keluhan, gerutu dan ungkapan tak pantas kerap muncul.
Itu belum seberapa jika dibandingkan ujian penyakit yang diderita balita Irgi Perdana. Bocah mungil berusia 3 tahun ini menderita tumor mata (retinoblastoma) sejak usia satu tahun. Dua tahun lebih ia merasakan sakit, nyeri, cekot-cekot oleh tumor ganas di matanya, tapi bocah kelahiran Batanghari Jambi ini bisa tegar dan sabar menghadapi ujian Allah Ta’ala.
Beruntung, kedua orang tuanya, Waris (30) Santi (20) memiliki kesabaran yang luar biasa. Pasutri muda ini tak pernah putus asa dan berkorban apapun yang dimiliki untuk mengupayakan pengobatan terbaik demi kesembuhan salah satu putra kembarnya itu.
Mulanya, Waris dan Santi bersyukur saat Allah mengaruniakan dua putra kembar Arga Perdana dan Irgi Perdana, pada Sabtu 9 Februari 2013. Mahalnya biasa operasi Caesar terbayar dengan suka cita kehadiran dua bayi kembar yang lahir sempurna, lucu dan sehat tanpa cacat.
...Musibah yang dialami balita Irgi Perdana adalah penderitaan kita juga. Karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga...
Namun setahun kemudian, segala kebahagiaan ini berubah total saat Irgi mengalami perubahan aneh di matanya. Pupil mata sebelah kirinya muncul titik putih sebesar biji sawi, sehingga nampak berubah seperti mata kucing. Waris tak menghiraukan karena menganggap itu bukan penyakit berbahaya.
Seiring berjalannya waktu, di sekitar bola mata nampak benjolan dan matanya pun terus membengkak dengan cepat. Irgi pun diperiksa ke dokter setempat.
“Dia kelihatan begitu waktu umur satu tahun, matanya kelihatan juling dan berwarna putih. Kita pikir itu tanda lahir. Lalu lama-lama matanya itu terbungkus benjolan,” terang Waris kepada Relawan IDC di rumah kontrakannya.
Waris yang mendambakan kesembuhan anaknya, sudah pontang-panting membawa Irgi berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi. Secara rutin Irgi diperiksakan ke dokter spesialis mata, namun tak membuahkan hasil kesembuhan. Bahkan perkembangan tumor mata berkembang sangat cepat. Dalam waktu satu bulan, benjolan di mata Irgi drastis tumbuh menjadi sebesar kepalan tangan. Irgi pun dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
Tanpa pikir panjang, dengan bekal harta yang ada, Waris dan istrinya hijrah ke Jakarta. Ia terpaksa meninggalkan pekerjaan mencari nafkah sebagai buruh perkebunan karet, demi kesembuhan putra tercintanya.
Selama proses pengobatan, Waris beserta anak dan istrinya kini mengontrak rumah petak tak jauh dari RSCM. Ia beranggapan proses pengobatan di Jakarta bisa berlangsung tidak lama, sehingga biaya bisa ditanggulangi dengan berbagai cara.
Naasnya, setiba di Jakarta, pihak RSCM belum bisa merawat inap Irgi dengan alasan ruang kamar RSCM sedang penuh. Waris pun mengontrak satu kamar rumah petak tak jauh dari RSCM dengan biaya Rp 800.000 perbulan. Setelah menunggu selama dua bulan, Irgi baru mendapat kamar untuk rawat inap di RSCM.
Biaya hidup di Jakarta membengkak karena Arga Perdana, saudara kembar Irgi tak mau berpisah dengan Irgi, demikian pula sebaliknya. Tak hanya itu, Arga Perdana seolah ikut merasakan penderitaan saudara kembarnya itu.
“Mau ditinggal juga gimana, masalahnya anaknya kembar. Kalau yang satu sedang panas, satunya lagi juga panas. Jadi kalau minum obat kadang harus dua-duanya,” tuturnya.
Kini, Irgi Perdana sedang menjalani rawat jalan di RSCM. Di antaranya adalah proses kemoterapi yang harus secara rutin dilakukan.
Hingga berita ini diturunkan, Irgi sudah menjalani satu kali kemoterapi. Usai kemoterapi, kondisi Irgi nampak lemah, rambutnya pun banyak yang rontok. Ia mulai sulit tidur dan sering menangis menahan sakit yang dideritanya.
“Sering nangis, ngga bisa tidur, tidur pun dia maunya di luar. Kemarin baru satu kali kemo di RSCM,” ujarnya.
INFAQ PEDULI KASIH SESAMA MUSLIM
Meski biaya pengobatan Irgi di RSCM ditanggung Jamkesda, tapi ia membutuhkan biaya yang tidak sedikit selama pengobatan di Jakarta. Selain biaya untuk menebus resep dokter, ia juga butuh dana untuk membayar kontrakan rumah petak dan biaya hidup.
Untuk menutupi biaya tersebut, Irgi berharap uluran tangan dari kaum Muslimin, karena sejak hijrah ke Jakarta, ayahnya praktis berhenti total dari aktivitas mencari nafkah sebagai buruh berkebun karet di Batanghari Jambi.
“Kalau pengobatan Irgi sekarang ini pakai Jamkesda. Tapi, ya gimana kita repot juga kan, selama di sini nggak bisa cari nafkah. Biaya kontrak rumah saja Rp 800 ribu sebulan, ke depan ngga tahu biaya ini dari mana,” ungkapnya.
Untuk tahap awal, IDC telah menyerahkan bantuan sebesar Rp 2.000.000 untuk membantu kebutuhan sehari-hari dan biaya berobat Irgi Perdana.
Musibah yang dialami balita Irgi Perdana adalah penderitaan kita juga. Karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).
Dengan membantu saudara kita yang tertimpa musibah, insya Allah akan mendatangkan keberkahan, kemudahan dan pertolongan Allah di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَومَ القِيَامَةِ, و مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيهِ في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ, و مَن سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ الله في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ, و الله في عَونِ العَبْدِ ما كان العَبْدُ في عَونِ أَخِيهِ
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa membantu seorang hamba selama hamba tersebut senantiasa membantu saudaranya...” (HR Muslim).
Donasi untuk membantu meringankan biaya pengobatan ananda Irgi Perdana bisa disalurkan dalam program Infaq Darurat IDC:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syari’ah, No.Rek: 293.985.605 a/n: Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri Syariah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.728.9 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a/n: Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank CIMB Niaga, No.Rek: 675.0100.407.006 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank BCA, no.rek: 631.0230.497 a/n Budi Haryanto (Bendahara IDC).
CATATAN:
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.000,- Rp 103.000,- 53.000,- dan seterusnya.
- Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: infaqdakwahcenter.com.
- Bila biaya pengobatan Irgi Perdana tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
- Info: 08567.700020 – 08999.704050
- PIN BB: 2AF8061E; BBM CHANNEL: C001F2BF0