News

Janda Imam Masjid Menderita Kanker, Butuh Biaya Pengobatan dan Nafkah Anak Yatim. Ayo Bantu!!!


 

Ditinggal mati sang suami, janda imam masjid ini harus berjuang mati-matian untuk melawan kanker otot (rabdomiosarkoma). Ia juga harus membesarkan dan menyekolahkan anak yatimnya.

 

JAKARTA, Infaq Dakwah Center (IDC) — Sudah sebelas tahun Ummi Fauziah berjuang melawan penyakit kanker. Janda ustadz dan imam masjid berusia 48 tahun ini divonis kanker otot (rabdomiosarkoma) tahun 2005. Penyakit ini membuatnya merasa nyeri otot yang dahsyat serta memunculkan banyak benjolan di beberapa bagian tubuhnya.

Akibat kanker ini, tangan kirinya harus diamputasi pada 2005. Sejak saat itu ia harus bersusah payah beraktivitas mengurus diri dan keluarga dengan mengandalkan satu tangan. Namun, bukan berarti tindakan medis berupa amputasi tersebut Fauziah lantas sembuh total.

Kini, Fauziah tergolek lemah di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat. Nafasnya sesekali terdengar tersengal. Bicaranya pun berat nyaris tidak terdengar, karena ada masalah pada pita suaranya. Jika ingin menyimak apa yang dikatakan olehnya, lawan bicara harus lebih mendekatkan telinga ke arah mulutnya.

“Saat ini efek dari radiasi sinar X pada 2005 kena jantung dan paru-paru. Itu sebabnya saya dirawat di sini. Berat badan saya turun delapan kilogram,” kata Fauziah saat dibesuk relawan IDC di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat baru-baru ini.

Fauziah mulai merasakan penyakitnya kembali menjangkiti tubuhnya sejak dua tahun lalu. Namun saat itu tidak hiraukan supaya menjadi beban pikiran. Karena saat itu ia fokus dan sibuk mengurus sang suami yang menderita komplikasi ginjal dan diabetes. Sang suami, Ustadz Budiharto adalah aktivis pergerakan Islam dan imam masjid Al-Fataa Menteng Raya 58, Jakarta Pusat.

...Akibat kanker ini, tangan kirinya diamputasi pada 2005. Sejak saat itu ia harus bersusah payah beraktivitas mengurus diri dan keluarga dengan mengandalkan satu tangan...

Saat itu, terang Fauziah, ia sibuk bolak-balik ke rumah sakit menemani sang suami opname atau sekadar berobat jalan. “Ya saat itu tidak dirasa penyakit saya. Karena sibuk urus suami. Jadi saya tidak sempat kontrol penyakit saya ke dokter,” terang Fauziah.

Setelah sang suami wafat pada 28 Agustus 2015 silam, penyakitnya itu mulai dirasa makin hebat. Karena keterbatasan biaya, Fauziah hanya mengonsumsi obat-obat herbal sekedarnya saja. Itu ia lakukan selama berbulan-bulan. Hingga akhirnya pada awal Maret 2016, Fauziah tidak tahan lagi menahan nyeri dan ia pun dilarikan ke RSUD Tarakan.

 

INGIN MENGASUH ANAK YATIMNYA HINGGA DEWASA

Sebagai single parent, Ummi Fauziah hanya bisa berharap penyakit kanker ototnya ini tidak tumbuh kembali dan menyebar ke organ tubuh lainnya. Dengan mata berkaca-kaca sambil berbisik ia menyampaikan keinginan melihat anak semata wayang, Huzaifah (13 tahun), buah hatinya dengan almarhum Ustadz Budiharto tumbuh dewasa, jadi anak shalih, dan pejuang Islam yang mandiri.

“Saya hanya ingin lihat Huzaifah besar. Kasihan orangtuanya tinggal saya. Saya berharap bisa mendampingi dia sampai bisa mandiri,” harap Fauziah dengan suara lirih.

...Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan anak yatimnya, Fauziah berjualan herbal dan buku, dengan penghasilan yang tidak menentu...

 

PEDULI KASIH SESAMA MUKMIN

Dalam kesulitan ekonomi, keterbatasan fisik dan penyakit kanker yang menggerogotinya, Ummi Fauziah berusaha tetap tegar merajut masa depan. Sejak ditinggal Ustadz Budiharto, kehidupan sehari-hari Fauziah semakin sulit. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan anak yatimnya, Fauziah berjualan herbal dan buku usaha peninggalan sang suami. Dari usahanya ini, Fauzi mendapat penghasilan yang tidak menentu. Ditambah saat ini Fauziah harus dirawat di rumah sakit.

“Anak saya, saya titipkan tetangga di rumah di Cibitung (Kabupaten Bekasi, Jawa Barat). Kalau sakit kaya begini, saya belum bisa apa-apa, ya mudah-mudahan Huzaifah ada rezeki untuk kebutuhan sehari-hari dan sekolah,” kata Fauziah.

Beban dan ujian hidup yang dialami Ummi Fauziah untuk melawan penyakit kankter dan membesarkan anak yatimnya adalah beban kita juga. Karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.

“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).

Dengan membantu saudara kita yang tertimpa musibah, insya Allah akan mendatangkan keberkahan, kemudahan dan pertolongan Allah di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَومَ القِيَامَةِ, و مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيهِ في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ, و مَن سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ الله في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ, و الله في عَونِ العَبْدِ ما كان العَبْدُ في عَونِ أَخِيهِ

“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa membantu seorang hamba selama hamba tersebut senantiasa membantu saudaranya...” (HR Muslim).

Donasi untuk membantu meringankan beban Ummi Fauziah dan anak yatimnya bisa disalurkan dalam program Infaq Darurat IDC:

  1. Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  2. Bank BNI Syari’ah, No.Rek: 293.985.605 a/n: Infaq Dakwah Center.
  3. Bank Mandiri Syariah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  4. Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.728.9 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  5. Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a/n: Yayasan Infak Dakwah Center.
  6. Bank CIMB Niaga, No.Rek: 675.0100.407.006 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
  7. Bank BCA, no.rek: 631.0230.497 a/n Budi Haryanto (Bendahara IDC).

CATATAN:

  • Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.000,- Rp 103.000,- 53.000,- dan seterusnya.
  • Donasi disampaikan dalam bentuk: santunan bulanan, beasiswa sekolah dan biaya pengobatan.
  • Info: 08567.700020 – 08999.704050
  • PIN BB: 2AF8061E; BBM CHANNEL: C001F2BF0.