Kisah Pilu Mbah Siti, Sang Ahli Ibadah Hidup Seorang Diri di Bilik Reyot Bantaran Sungai. Ayo Bantu.!!

...

Sungguh pilu kisah hidup Mbah Warsiti. Ditinggal wafat sang suami, nenek renta ahli ibadah ini hidup seorang diri di bilik reyot bantaran Bengawan Solo. Bila turun hujan, baju dan seisi rumah basah kebocoran air. Di malam hari, ia menggigil kedinginan diserang angin malam melalui dinding yang bolong-bolong. Kondisi rumah yang tidak rapat menjadi langganan ular untuk masuk ke rumah. Ayo bantu renovasi rumah Mbah Siti..!!!

 

SUKOHARJO, Infaq Dakwah Center (IDC) – Kondisi bilik bambu yang sudah dihuni selama 17 tahun ini sangat memprihatinkan. Hanya beralas tanah, atapnya melorot bocor-bocor, dindingnya bolong-bolong, pintunya keropos dan tiang-tiangnya lapuk.

Tumpukan pakaian berserakan di kasur karena tak ada lemari dan gantungan baju. Dapurnya hitam gelap bekas asap kayu bakar karena rumah tak memiliki ventilasi asap. Bila sedang memasak, asap berhamburan ke mana-mana, pengap dan jorok.

“Niki nggih pun rusak sedanten Mas. Genthenge melorot, kayune lapuk bolong sedanten,” ujarnya kepada Relawan IDC. (Rumah ini sudah pada rusak semua, genteng melorot, kayunya lapuk, berlubang semua).

Ditinggal wafat sang suami, Mbah Jiman Hadi Sarjono, ujian hidup Mbah Siti semakin lengkap. Di usia jelang 80 tahun, hidupnya sunyi sepi tanpa teman bercengkerama, bercanda ria dan berbagi  suka duka. Segala problematika harus dipikul sendiri dan diadukan hanya kepada Allah Ta’ala.

Dengan semangat hidup mandiri, Mbah Siti masih kerap beraktivitas mulai dari mencari kayu bakar, menanak nasi, memasak air, lauk-pauk dan keperluan sehari-hari.

Beruntung, warga sangat peduli terhadap kesejahteraan Mbah Siti. Untuk kebutuhan makanan dan keperluan harian, warga selalu memperhatikan dengan bantuan yang sangat baik.

...Ditinggal wafat sang suami, ujian hidup Mbah Siti semakin lengkap. Di gubuk reot bantaran sungai, hidupnya sunyi sepi tanpa teman bercengkerama dan bercanda ria...

SOSOK AHLI IBADAH YANG ISTIQAMAH

Di kalangan warga dan jamaah masjid, Mbah Siti dikenal sebagai sosok yang rajin beribadah, meskipun fisiknya sudah renta.

KH Faiz Hasbullah, ketua DKM Masjid Ciptosidi Langenharjo mengungkapkan, Mbah Siti adalah salah satu jamaah masjid yang sangat rajin.  Bahkan menunaikan shalat subuh ke masjid ia harus bersusah payah berjalan cukup jauh menggunakan tongkat kayu.

“Saya menjadi imam shalat selama 20 tahun, alhamdulillah tidak pernah saya meninggalkan shalat rawatib. Kegiatan saya cuma di masjid, jadi saya tahu sendiri dia (rajin) ke masjid pakai teken (tongkat, red.), duduknya dibelakang. Saya ini saksinya,” paparnya.

Namun kini Mbah Siti harus absen berjamaah ke masjid karena kondisi fisiknya sudah benar-benar uzur. Jangankan berjalan ke masjid, untuk shalat saja harus dilakukan sambil duduk karena tidak mampu lagi berdiri dan sujud. Mbah Siti hanya bisa menikmati ibadah dan aktivitas harian di rumah.

Karenanya, Kyai Faiz sangat mendukung program Bedah Rumah Dhuafa Yayasan IDC untuk merenovasi total rumah Mbah Siti.

“Saya bangga dan bahagia sekali ada warga di sini yang diperhatikan oleh IDC. Saya berharap agar program Bedah Rumah Yatim dan Dhuafa ini lebih luas lagi jangkauannya karena sangat bermanfaat sekali khususnya umat Islam,” pungkasnya.

Hal senada diungkapkan Bidan Retno Puji Dwihastuti, aktivis LSM Angkringan 47 Solo Raya yang secara rutin membantu perawatan, pengobatan dan nutrisi kesehatan Mbah Siti secara cuma-cuma. Ia sangat merekomendasikan kepada IDC agar merenovasi total rumah Mbah Siti, karena rumah ini sangat tidak layak huni, terlebih untuk kaum tuna grahita.

“Mbah Siti sering menangis cerita tentang rumahnya. Saya hanya bisa bantu doa saja kalau Simbah cerita ke saya tentang doa dan keinginannya untuk renovasi rumahnya. Makanya saya senang dan bersyukur sekali dengan kedatangan Relawan IDC untuk merenovasi rumah Mbah Siti. Doa yang selama ini dipanjatkan diijabah Allah melalui IDC,” ujarnya.

...Dibutuhkan dana 23 juta rupiah untuk merenovasi total gubuk Mbah Siti, supaya di sisa usianya bisa beribadah dengan khusyuk menyongsong husnul khatimah...

MENJEMPUT HUSNUL KHOTIMAH

Untuk menghabiskan sisa umurnya, Mbah Siti ingin menjemput husnul khatimah dengan beribadah, shalat, berdoa dan berzikir sekhusyuk-khusyuknya di rumah yang nyaman tanpa gangguan. Ia berharap agar rumahnya direnovasi agar tidak kebocoran hujan, tidak kedinginan dan aman dari binatang berbahaya.

“Menawi diparingaken kulo nyuwun bantuan griyo kalian IDC kangge dandosi griyo,” harap Mbah Siti. (Jika diperkenankan saya mohon bantuan kepada IDC untuk merenovasi rumah).

Dibutuhkan dana 23 juta rupiah untuk merenovasi total rumah Mbah Siti lengkap dengan lantai keramik, kamar mandi, dapur dan kamar yang memadai.

Bunga-bunga kasih dan kepedulian kaum Muslimin sangat dibutuhkan untuk membantu merenovasi rumah Mbah Siti, supaya di sisa usianya dapat merasakan tempat tinggal yang layak dan bisa beribadah dengan khusyuk menyongsong husnul khatimah.

AMALAN PENGUNDANG SUKSES DAN PERTOLONGAN ALLAH

Rasulullah SAW menjamin bahwa kepedulian terhadap kaum dhuafa akan mendatangkan kesuksesan rezeki, keberkahan dan pertolongan Allah Ta’ala:

هَلْ تُنْصَرُوْنَ وَتُرْزَقُوْنَ إِلاَّ بِضُعَفَائِكُمْ

“Kalian hanyalah mendapat pertolongan dan rezeki dengan sebab adanya orang-orang lemah dari kalangan kalian” (HR Bukhari 2896).

إِنَّمَا يَنْصُرُ اللهُ هَذَهِ اْلأُمَّةَ بِضَعِيْفِهَا: بِدَعْوَتِهِمْ، وَصَلاَتِهِمْ، وَإِخْلاَصِهِمْ

“Sesungguhnya Allah menolong umat ini dengan sebab orang-orang lemah di antara mereka di antara mereka, yaitu dengan doa, shalat, dan keikhlasan mereka” (HR An-Nasa’i 3178, shahih).

JIHAD FISABILILLAH PEDULI MBAH SITI

Mari berjihad di Jalan Allah dengan membantu hunian layak untuk Mbah Siti, janda dhuafa sebatang kara. Karena memperjuangkan kehidupan orang miskin termasuk Jihad Fisabilillah dengan keutamaan yang besar, sesuai sabda Rasulullah SAW:

السَّاعِي عَلَى الْأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَأَحْسِبُهُ قَالَ: وَكَالْقَائِمِ لَا يَفْتُرُ، وَكَالصَّائِمِ لَا يُفْطِرُ، متفق عليه

“Orang yang bekerja untuk membiayai kehidupan para janda dan orang-orang miskin itu bagaikan pejuang yang berjihad di Jalan Allah. –Aku (perawi) mengira beliau juga bersabda– dan bagaikan orang yang shalat tahajud di malam hari tanpa merasa lelah, serta bagaikan orang yang berpuasa terus-menerus tanpa berbuka” (Muttafaq Alaih dari Abu Hurairah RA: HR Bukhari 6007 dan Muslim 2982).

 

INFAQ DARURAT PEDULI KASIH SESAMA MUSLIM

Beban hidup Mbah Siti adalah beban kita juga. Karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.

“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَومَ القِيَامَةِ و مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيهِ في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و مَن سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ الله في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و الله في عَونِ العَبْدِ ما كان العَبْدُ في عَونِ أَخِيهِ

“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa membantu seorang hamba selama hamba tersebut senantiasa membantu saudaranya...” (HR Muslim).

Donasi Peduli Kasih untuk Mbah Siti bisa disalurkan melalui program INFAQ DARURAT:

  1. Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005  a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  2. Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605  a.n: Infaq Dakwah Center.
  3. Bank Mandiri Syari’ah (BSM), No.Rek: 7050.888.422  a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  4. Bank Bukopin Syariah, No.Rek:  880.218.4108  a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center
  5. Bank BTN Syariah, No.Rek:  712.307.1539  a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center
  6. Bank Mega Syariah, No.Rek:  1000.154.176 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center
  7. Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289  a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  8. Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302  a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  9. Bank CIMB Niaga, No.Rek: 80011.6699.300  a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
  10. Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497  a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC)

CATATAN:

  • Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.000,- Rp 103.000,- 53.000,- dan seterusnya.
  • Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: www.infaqDakwahCenter.com.
  • Bila biaya pengobatan sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
  • Video: https://youtu.be/5IiOkfi14-8.
  • Detail: http://www.infaqdakwahcenter.com/read/idc/1001/mbahsiti/
  • Info: 08122.700020 - 08567.700020.