Testimoni Mulyadi: Sedekah Mengundang Intervensi Allah untuk Menyelamatkan dari Kebangkrutan
JAKARTA (Infaq Dakwah Center) – Nas-nas Ilahi memberikan garansi mutlak bahwa sedekah tidak akan mengurangi harta. Bahkan sebaliknya, seberapapun harta yang diinfakkan di jalan Allah pasti akan diganti dengan yang lebih baik.
“...Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya” (Qs Saba’ 39).
Rasulullah SAW bersabda, Allah Ta'ala berfirman: "Wahai anak Adam berinfaqlah, niscaya Aku akan berinfaq kepadamu" (hadits qudsi, muttafaq 'alaih).
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah berpagi hari hamba-hamba itu kecuali akan turun dua malaikat (ke muka bumi). Salah seorang di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang bersedekah.” Sedangkan yang satu lagi berkata, “Ya Allah, musnahkanlah harta orang yang menahan hartanya tak mau bersedekah” (HR Bukhari dan Muslim).
Maka bersedekahlah agar menjadi alasan bagi Allah untuk melipatgandakan harta anda. Perbaiki niat sedekah, rawat dan siramilah pahalanya, seperti kisah nyata yang dialami oleh Drs H Mulyadi MMA, Direktur Utama PT Zebra Nusantara TBk Surabaya yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Steady Safe Tbk berikut:
DENGAN langkah gontai dan lemas, Mulyadi keluar dari kantor sebuah bank yang terletak di Jalan Diponegoro Jakarta Pusat, Jumat sore di bulan September. Ia tak bisa berbuat apa-apa lagi. Pihak bank memintanya untuk kooperatif, karena Senin atau Selasa, kantor pelelangan akan menyita seluruh asetnya.
''Jumat itu, saya diminta pihak bank untuk segera kooperatif atas kedatangan kantor pelelangan bahwa Senin atau Selasa akan datang untuk menyita asset saya. Kantor pelelangan tersebut akan mencoba menyelesaikan masalah saya dengan konsep dilelang,'' tutur Mulyadi mengawali kisahnya.
Selain bekerja di suatu perusahaan, suami dari Nurasiah Jamil ini membuka usaha sendiri. Posisi terakhir yang dijabatnya adalah Direktur Utama PT Zebra Nusantara TBk, perusahaan transportasi terbesar di kota Surabaya. ''Dari kesulitan-kesulitan makro berimbas kepada kesulitan termasuk perusahaan yang saya kelola. Akumulasi kesulitan itu berakibat terhadap terancamnya aset-aset yang saya miliki, ujarnya. Nilai aset itu hampir Rp 2 miliar, dan akumulasi utang hampir Rp 3 miliar.
Dan, untuk kali pertama dalam hidupnya, pria kelahiran Bogor 2 November 1970 yang pernah menjabat Direktur Utama PT Steady Safe Tbk ini menggunakan kendaraan umum untuk mengantarkannya ke tempat tujuan. Jujur saja, selama ini Mulyadi ke manapun selalu menggunakan sopir. ''Akhirnya saya naik Busway karena itu kendaraan yang saya lihat berlalu lalang. Pertama kali saya naik bis ya itu dari depan hotel Mandarin menuju Al-Azhar. Saya shalat Maghrib di situ saya lihat dan mendengar publikasi dari pengurus masjid tentang adanya tausiah.''
...Allah mengintervensi kehidupan manusia selama ia berada di jalan-Nya. Jika kita bersedekah, ternyata itu yang mengundang intervensi Allah lebih cepat lagi...
Ia pun beriktikaf di Masjid Agung Al-Azhar hingga waktu Isya tiba. Setelah shalat Isya berjamaah Mulyadi mengikuti pengajian yang malam itu menampilkan dai muda Ustadz Yusuf Mansur sebagai penceramah. ''Saya terkejut, ketika dalam tausiyah mengatakan, 'Mungkin di antara jamaah yang hadir di sini adalah orang yang tidak sama sekali berniat untuk datang ke Al Azhar bahkan mendengarkan tausiyah dari saya. Tapi, jamaah tersebut saat ini sedang dilanda kesulitan yang luar biasa,'' ungkap Mulyadi menirukan.
Intinya, sang ustadz mengatakan bagaimana cara mengatasi kesulitan dan mengharapkan pertolongan Allah. Caranya adalah dengan bersedekah, dan lebih utama adalah menyedekahkan harta benda yang paling dicintainya.
Tanpa pikir panjang, Mulyadi pun mengikhlaskan jam tangan merek Bvlgari yang melingkar di tangannya seharga 3.000 dolar AS untuk disedekahkan. ''Waktu itu, yang paling berharga hanya jam tangan karena di dompet hanya ada uang Rp 110 ribu. ATM saldonya sudah sangat minimum, Kartu Kredit sudah over limit. Waktu itu saya pikir kalau saya sedekahkan Rp 100 ribu uang saya tinggal Rp 10 ribu.
Sejenak ada rasa berat. Jam tangan itu memang tipe jam yang diidam-idamkannya dari dulu. Namun ia segera menepisnya. Saat dilelang, jam itu dibeli seorang jamaah seharga Rp 200 ribu.
...Sepulang dari masjid Mulyadi berada di puncak kepasrahan tertinggi selama hidupnya...
Sepulang dari masjid Mulyadi merasa enteng. Ia berada di puncak kepasrahan tertinggi selama hidupnya. Ia siap untuk menerima keputusan apapun, termasuk hilangnya semua aset yang dimilikinya.
Tak lama kemudian, teleponnya berdering. Jauh sebelum krisis mendera dirinya, ia pernah mengajukan sebuah proposal proyek kepada sebuah lembaga. Suara telepon di seberang sana menanyakan proposalnya dulu, apakah berminat untuk meneruskan atau tidak. “Allah menggerakkan hatinya untuk mengakomodasi proposal saya,” kisahnya penuh suka cita.
Senin, hanya berselang dua hari setelah menyedekahkan jam Bvlgari-nya, Mulyadi diminta datang ke kantor rekannya bersamaan dengan rencana eksekusi lelang. Mereka sepakat bekerja sama.
Tak sampai seminggu, ia sudah meneken surat perjanjian kerja sama. Uang muka honorarium segera dikirim ke rekening, begitu kata mereka. Di hari batas terakhir ia harus melunasi hutangnya, ia pergi ke bank. “Subhanallah, sudah ada jumlah uang yang sangat lebih dari cukup untuk menyelesaikan semua kewajiban saya,” ia berkisah dengan mata berbinar.
...Inilah pengalaman batin yang paling berkesan sepanjang hidup Mulyadi. Apa yang kita sangka, tak selalu seperti itu yang Allah kehendaki...
Ia tak akan pernah melupakan kisah itu. ''Inilah pengalaman batin yang paling berkesan sepanjang hidup saya. Apa yang kita sangka, tak selalu seperti itu yang Allah kehendaki.
Ia pun teringat, boleh jadi, keajaiban itu datang karena sebelumnya ia berikhtiar, berdoa tanpa putus, ibadah puasa Senin-Kamis, shalat dhuha setiap hari, iktikaf di masjid, dan selalu mendoakan orang tua.
Mulyadi bersyukur Allah memberinya kesulitan hidup, karena itu adalah momentum untuk melihat keperkasaan Allah. Allah mengintervensi kehidupan manusia selama manusia berada di jalan Allah dan mengikhtiarkan sesuatu yang benar-benar mengharap ridha Allah total tidak berkehendak atau tidak tergantung selain Allah. ''Jika kita bersedekah, ternyata itu yang mengundang intervensi Allah lebih cepat lagi,'' tandas Mulyadi berfilosofi. [a ahmad hizbullah/rpb]
BIODATA: Drs H Mulyadi MMA #TTL: Bogor 2 November 1970 #ISTRI: Nurasiah Jamil #ANAK: Nurfajrina Sabila Putri Mulyadi, Muhammad Sultan Ramadhan Putra Mulyadi, Nursabrina Saskia Putri Mulyadi #PENDIDIKAN: Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unpar Bandung 1995; Pascasarjana Program Magister Management Agribisnis IPB 2004 #PEKERJAAN: Direktur PT Infiniti Finance 1999-2003;Komisaris PT Steady Safe Tbk 1999-2003; Direktur Utama PT Steady Safe Tbk 2000-2001; Direktur Utama PT Zebra Nusantara Tbk 2003-Juni 2006;Ketua Bidang Transfortasi dan Telekomunikasi DPP HIPPI 2004-sekarang. [Sumber: “Dialog Jum'at” Republika, 27 Oktober 2006]