Donasi Rp 32 Juta Telah Diserahkan, Ustadz Penghafal Al-Qur'an & Pengasuh Pesantren Masih Butuh Bantuan
JAKARTA, Infaq Dakwah Center (IDC) – Alhamdulillah, donasi tahap kedua untuk pengobatan kanker darah (leukimia) Ustadz Andi telah diserahkan. Total bantuan yang telah diserahkan adalah Rp 32.154.000,- sangat membantu biaya pengobatan ustadz muda penghafal Al-Qur'an dan pengasuh pesantren ini. Karena tingginya biaya pengobatan leukimia Ustadz Andi masih butuh uluran tangan kaum Muslimin. Ayo bantu!!
Kini kondisi kesehatan Ustadz Andi Wiyarto, S.Psi., S.Pd.I Al-Hafizh (24) terus mengalami kemajuan.
“Alhamdulillah, sudah menjalani kemoterapi yang ketiga dan ada banyak kemajuan. Menurut dokter, pemulihan kesehatan Andi juga terbilang cepat,” kata Sudarmanto, ayahanda ustadz Andi kepada Relawan IDC saat membezuk di Rumah Sakit Dharmais Jakarta, Selasa (7/1/2014).
Malam itu Relawan IDC menyerahkan donasi tahap kedua amanah dari para muhsinin sebesar Rp 21.304.00,- (dua puluh satu juta tiga ratus empat ribu rupiah). Bantuan diterima langsung oleh keluarga Ustadz Andi yang terdiri dari: Pak Sudarmanto (ayah), Bu Siti Qoriah (ibu) dan Amalia (istri). Sebelumnya, donasi tahap pertama sebesar Rp 10.850.000, diserahkan pada Sabtu (28/12/2013).
Relawan IDC bersyukur karena saat bezuk, Ustadz Andi dalam kondisi sadar dan sempat berbincang-bincang. Subhanalla!! Meski tubuhnya hanya bisa berbaring di rumah sakit, Ustadz Andi tak pernah berhenti memikirkan dakwah dan perjuangan umat Islam. Saat menyaksikan berita televisi di kamar mengenai 6 syuhada Ciputat yang gugur fisabilillah, Ustadz Andi terlihat sangat terpukul dan berduka.
...Meski tubuhnya hanya bisa berbaring di rumah sakit, Ustadz Andi tak pernah berhenti memikirkan dakwah dan perjuangan umat Islam...
Begitu besar perhatiannya Ustadz Andi terhadap perjuangan para aktivis Islam, ia pun menanyakan kepada relawan IDC tentang perkembangan kasus penembakan sejumlah pemuda muslim di Ciputat, Tangerang Selatan pada malam tahun baru Masehi 2014.
Relawan IDC menyampaikan bahwa jenazah enam ikhwan itu telah dimakamkan pada hari Sabtu (4/1/2014). para aktivis dari berbagai elemen datang berbondong-bondong mengantar kelima jenazah ke pemakaman di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur.
Bahkan sebagian aktivis Islam yang ikut mengurus pemulangan jenazah menyaksikan sendiri berbagai karomah para syuhada (insya Allah), dari mulai darah segar yang masih mengalir, bulir keringat yang terlihat jelas di wajah, darah mereka yang harum dan lain-lain.
Ustadz Andi yang mendengarkan dengan sepenuh perhatian, wajahnya nampak sayup. Dengan mata berkaca-kaca hendak menangis, berulang kali ia menyebut asma Allah karena takjub. “Masya Allah, masya Allah…,” ujarnya terbata-bata.
Sebelum jam bezuk berakhir, ustadz Andi menitipkan salam, terima kasih dan doa kepada kaum muslimin yang telah membantu biaya pengobatan dirinya.
“Ana atas nama pribadi dan keluarga mengucapkan jazaakumullah khairan kepada kaum Muslimin di mana pun mereka berada yang telah membantu kami. Semoga semuanya itu menjadi pemberat timbangan amal di Yaumil Mizan kelak,” tuturnya.
Jelang berpisah, Relawan IDC pun menyemangati ustadz Andi agar terus berjuang melawan ujian penyakit yang dihadapinya agar bisa terjun lagi membina umat dan mengasuh para santri penghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren.
INFAQ DARURAT UNTUK USTADZ ANDI MASIH DIBUKA
Sebelum pulang, pihak keluarga menyerahkan satu bundel bukti-bukti kuitansi dan pembayaran biaya pengobatan yang mencapai ratusan juta rupiah.
Mengingat besarnya biaya pengobatan kanker sel darah putih (leukimia), maka IDC masih membuka donasi Infaq Darurat (DINAR). Biaya untuk sekali kemoterapi saja sekitar 50 juta dan menurut dokter tahap awal beliau harus menjalani 5 kali kemoterapi. Selain itu, biaya untuk transfusi darah yang rutin dibutuhkan, setiap kali transfusi diperkirakan menelan biaya 3,8 juta rupiah.
Ustadz Andi adalah asset umat yang sangat berharga dengan ilmunya yang luas dan hidupnya sebagai penjaga Al-Qur’an. Dengan absennya di dunia dakwah, umat sangat kehilangan, karena Ustadz Andi adalah pemuda yang giat berdakwah dan membimbing kader-kader penjaga wahyu di pondok pesantren yang diasuhnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Ustadz Andi adalah dai muda yang sukses di dunia dakwah. Dalam usianya yang masih relatif muda, Ustadz Andi sukses menghafal Al-Qur’an 30 juz, meraih gelar sarjana psikologi dan sarjana pendidikan. Namun Allah memberikan ujian lain dengan penyakit kanker sel darah putih (leukemia).
Alumnus Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki Sukoharjo dan Pesantren Penghafal Al-Qur’an Isy Karima Karang Pandan Jawa Tengah ini memiliki kecerdasan yang luar biasa. Hanya dalam tempo dua tahun ia sukses mengkhatamkan hafalan Al-Qur’an 30 juz saat menimba ilmu di Pondok.
Tak puas dengan menghafal Al-Qur’an, ustadz Andi pun melanjutkan pendidikan di dua jurusan sekaligus: Fakultas Psikologi dan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah. Jenjang pendidikan yang tinggi dan bervariasi inilah yang mengantarkan sosok ustadz Andi Wiyarto sebagai dai muda yang memiliki pengetahuan luas dan multitallent.
Tak lama setelah lulus kuliah dan menjadi pengasuh Pondok Pesantren Baitul Hikmah, dai kelahiran Karanganyar, 24 Juli 1989 itu pun menyempurnakan separuh agamanya. Ia mempersunting gadis Amalia Salsabila (23) pada 17 Agustus 2013 lalu.
Namun, baru beberapa bulan mengarungi bahtera pernikahan, pasangan pengantin baru itu harus menghadapi ujian berat. Saat sang istri hamil dua bulan, Ustadz Andi Wiyarto mendapat ujian berat dengan penyakit kanker sel darah putih (leukemia).
Setelah beberapa kali keluar masuk RSUD dr. Moewardi Solo tak membuahkan hasil, Ustadz Andi dilarikan ke Sakit Kanker Dharmais Jakarta (27/11/2013).
DONASI PEDULI KASIH SESAMA MUSLIM
Musibah yang dialami Ustadz Andi adalah penderitaan kita juga. Karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).
Dengan membantu saudara kita yang tertimpa musibah, insya Allah akan mendatangkan keberkahan, kemudahan dan pertolongan Allah di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat...” (HR Muslim).
Bagi kaum Muslimin yang terpanggil untuk membantu meringankan biaya pengobatan kanker Ustadz Andi Al-Hafizh bisa mengirimkan donasi ke program Dana Infaq Darurat (DINAR) IDC:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syari’ah, No.Rek: 293.985.605 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri Syariah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.728.9 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BCA, no.rek: 631.0230.497 a/n Budi Haryanto (Bendahara IDC)
CATATAN:
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.000,- Rp 103.000,- 53.000,- dan seterusnya.
- Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: infaqdakwahcenter.com.
- Bila biaya pengobatan ustadz Andi sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
- Info: 08567.700020 – 08999.704050 PIN BB: 26FF7555.
BERITA TERKAIT:
- Ustadz Penghafal Al-Qur'an & Pengasuh Pesantren Kritis Mengidap Kanker Darah, Ayo Bantu!!
- Donasi Tahap Pertama Diserahkan, Ustadz Penghafal Al-Qur'an & Pengasuh Pesantren Masih Butuh Bantuan
- Donasi Rp 32 Juta Telah Diserahkan, Ustadz Penghafal Al-Qur'an & Pengasuh Pesantren Masih Butuh Bantuan.
- Kabar Duka: Ustadz Andi Al-Hafizh Tutup Usia dengan Kematian yang Indah dan Mengharukan