Bantuan Modal Usaha Muallaf Siska Masyitoh Rp 30 Juta Telah Diserahkan, Semoga Berkah dan Mandiri
JAKARTA, Infaq Dakwah Center (IDC) – Alhamdulillah, bantuan modal usaha warung makan untuk muallaf Siska Masyitoh Turangan Rp 30.505.000,- telah diserahkan.
Bantuan modal usaha ini membengkak dari berita penggalangan dana, karena pada saat yang sama, karena kebutuhan darurat Bu Masyitoh tidak sekedar modal usaha. Pada saat penyerahan dana, rumah tinggal yang selama ini ditempati secara cuma-cuma akan dipakai oleh pemiliknya. Otomatis Bu Masyitoh butuh kontrak rumah tinggal sekaligus tempat usaha warung.
Selain itu, ada tunggakan pendidikan anaknya yang harus dilunasi. Anak pertamanya yang duduk di kelas 3 sebuah SMK swasta di Jakarta. Saat ditemuai Relawan IDC, ia sedang tertekan untuk meluniasi tunggakan SPP, biaya ujian dan biaya sekolah lainnya sekitar empat juta rupiah. Bila tak segera dilunasi, sang anak terancam tak bisa ikut Ujian Nasional dan tidak lulus.
Bantuan diserahkan langsung kepada Bu Masyitoh di rumah kontrakannya di kawasan Utan Kayu Jakarta Timur, Selasa siang (20/1/2015). Bantuan diterima dengan suka cita. Ia bersyukur kepada Allah, ternyata selama bertahun-tahun hidup dalam kondisi yang amat kekurangan, akhirnya ada juga yang peduli terhadap kesulitan saudaranya sesama Muslim.
...Berapapun donasi yang diinfakkan, sangat berarti dan bermanfaat untuk kesejahteraan dan masa depan para muallaf...
“Alhamdulillah, bantuan dari IDC sangat membantu bagi saya dan keluarga. Saya mengucapkan banyak terima kasih, semoga Allah Ta’ala memberikan balasan di dunia dan di akhirat,” ujarnya.
Muallaf berdarah Manado ini berjanji akan memanfaatkan modal usaha yang diberikan para muhsinin melalui IDC dengan sebaik-baiknya.
“Dana bantuan yang diberikan kepada saya akan saya gunakan untuk modal usaha dengan sebaik mungkin untuk kehidupan mendatang bagi saya, anak-anak dan keluarga. Insya Allah, mudah-mudahan bisa berkembang. Mudah-mudahan anak-anak saya juga menjadi anak-anak yang berguna untuk masa depan, untuk bangsa, negara dan terutama untuk agama Islam,” tuturnya.
USTADZ INSAN MOKOGINTA DUKUNG PROGRAM PEDULI MUALLAF IDC
Serah terima bantuan ini sangat istimewa, karena oleh Relawan IDC didampingi Ustadz H Insan LS Mokoginta, dai pakar kristologi mantan Katolik dari Manado. Dai yang pernah menyandang nama baptis Wencelclaus inilah yang melaporkan keberadaan muallaf Siska Masyitoh yang sangat butuh bantuan.
Ustadz Insan memaparkan bahwa Siska Masyitoh adalah anggota jamaah pengajian Ustadz Insan yang sangat aktif, meski beban hidupnya begitu berat.
“Awalnya saya mengenal ibu Masyitoh ini sudah cukup lama, sudah beberapa tahun lalu. Dia sering kali mengadukan nasibnya kepada saya, kebetulan kita sama-sama dari Manado jadi lebih senang curhat. Saya melihat ibu Masyitoh ini punya beban yang cukup berat, dengan menanggung 5 anak, sementara suaminya tidak ada di sini karena sakit. Oleh sebab itu, saya berusaha agar ada donatur yang siap membantu. Lalu saya sampaikan kepada IDC yang juga sering menangani masalah para muallaf. Kemudian Tim Relawan dari IDC datang melakukan survey dan alhamdulillah, sekarang ini kami datang untuk menyerahkan bantuan modal usaha,” ujar Ustadz Insan yang juga anggota pendiri Forum Anti Gerakan Pemurtadan (FAKTA) itu.
Ustadz Insan Mokoginta juga memberikan arahan (taujih) kepada Ibu Masyitoh agar menggunakan bantuan sesuai amanah, yakni sebagai modal usaha.
“Kami berharap ibu Masyitoh bisa menggunakan dana ini sebaik-baiknya karena ini adalah dana dari umat dan untuk kepentingan umat. Apabila suatu saat ibu Masyitoh usahanya berhasil, semoga suatu saat bisa menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk kepentingan dakwah, karena masih banyak para muallaf lainnya, yang juga membutuhkan bantuan,” tuturnya.
Sebagai orang yang pernah memeluk agama lain, Ustadz Insan berpesan kepada Bu Masyitoh dan para Muallaf pada umumnya, agar tetap istiqomah dan berpegang teguh kepada dienul Islam. Jangan sekali-kali berfikir untuk kembali murtad kepada agama sebelumnya, meski ujian melanda.
“Saya sampaikan juga kepada para muallaf, bagaimanapun sulitnya kita saya imbau untuk tetap melaksanakan shalat lima waktu dan tetap mendalami Islam. Dan yang terpenting jangan sekali-kali kita berfikir untuk kembali kepada ajaran agama yang lalu. Sekali Islam harus tetap dalam Islam, innaddiina ‘indallahil islam. Agama yang diridhoi Allah hanyalah Islam, agama selain Islam tidak diridhoi Allah,” terangnya sembari mengutip Al-Qur'an surat Ali Imran 85.
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”
“Yakinlah, sesulit apapun, dengan modal takwa, Allah akan memberikan jalan keluar dan memberikan rizki dari arah yang tidak kita duga. Asalkan kita yakin dan percaya, Allah tidak akan ingkar janji,” tegasnya dengan mengutip surat Ath-Tholaq 2-3.
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.”
Kepada para muhsinin (dermawan) dan kaum muslimin pada umumnya, Ustadz Insan mengimbau agar membantu saudara-saudaranya yang dilanda kesulitan, khususnya para muallaf. Karena muallaf adalah salah satu mustahiq yang berhak mendapatkan zakat dan santunan bila kondisinya tidak mampu.
“Orang-orang seperti ibu Masyitoh ini banyak sekali, muallaf seperti Masyitoh termasuk dalam salah satu dari delapan asnaf yang berhak untuk dibantu. Alhamdulillah dari IDC sudah berparitisipasi, menggalang dana untuk membantu, salah satunya adalah ibu Masyitoh,” tutupnya.
DIHANTAM UJIAN BERAT, MASYITOH JADI TULANG PUNGGUNG KELUARGA
Seperti diberitakan sebelumnya, ujian wanita mantan Kristen Protestan ini begitu berat, bermula ketika Lukman (51), sang suami diserang stroke. Mau tidak mau, Masyitoh harus banting tulang bekerja untuk menafkahi kelima anaknya. Kondisi sang ibu, Fatimah Cori Nongka (69) yang sudah lanjut dan juga terserang stroke semakin menambah berat beban Masyitoh mengurus keluarganya. Sebelumnya, sang ibu mengikuti jejak Masyitoh masuk Islam.
Masyitoh hanya bekerja sebagai buruh cuci dan setrika pakaian bagi tetangga di sekitarnya dengan penghasilan yang sangat minim, dengan upah Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu rupiah.
Penghasilan sekecil itu di Ibu Kota Jakarta, tentu amat sulit dijadikan sandaran menghidupi kelima anak yang masih kecil dan merawat ibu kandungnya yang terbaring sakit.
Beban ekonominya makin berat ditambah biaya sekolah anak-anaknya, khususnya anak pertamanya yang duduk di kelas 3 sebuah SMK swasta di Jakarta. Saat ditemuai Relawan IDC, ia sedang tertekan untuk meluniasi tunggakan SPP, biaya ujian dan biaya sekolah lainnya sekitar empat juta rupiah. Bila tak segera dilunasi, sang anak terancam tak bisa ikut Ujian Nasional dan tidak lulus.
Meski hidup di bawah garis kemiskinan tak membuat Masyitoh lemah iman, justru ia makin taat beragama. Ia aktif mengaji bersama ibu-ibu sekitar, maupun mengikuti kajian-kajian di luar. Dengan wawasan yang didapatnya, ia berhasil mengislamkan ibunda tercintanya Fatimah Cori Nongka, pada September 2013.
PEDULI KASIH UNTUK MUALLAF
Mudah-mudahan Bu Siska Masyitoh bisa hidup mandiri dan menatap masa depan dengan mulia tanpa menjadi peminta-minta. Berapapun donasi yang diinfakkan membantu program Infak Produktif Peduli Muallaf, insya Allah sangat berarti dan bermanfaat untuk kesejahteraan dan masa depan para muallaf.
Jazakumullah khairan kepada para donatur yang telah membantu, insya Allah infaqnya menjadi saksi di Yaumil Hisab bahwa para donatur IDC adalah manusia pilihan yang telah membuktikan keimanannya.
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).
Semoga infaqnya menjadi wasilah untuk mendatangkan keberkahan, pertolongan dan kemudahan di dunia-akhirat, dan investasi surga Firdaus. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat...” (HR Muslim).
BERITA TERKAIT: