Anak Yatim Angga Mardhotillah Wafat, Bantuan 25.876.000 Sudah Disalurkan
BEKASI (idc.voa-islam.com) – Keluarga besar kantor berita online voa-islam.com dan pengurus Infaq Dakwah Club (IDC) bersyukur kepada Allah SWT, karena telah menyampaikan amanah bantuan para pembaca voa-islam.com untuk pengobatan kanker ganas anak yatim ananda Angga Mardhotillah.
Total bantuan pembaca voa-islam.com itu disalurkan oleh pengurus IDC (Infaq Dakwah Club) voa-islam.com itu sejumlah 25.876.000 (dua puluh lima juta delapan ratus tujuh puluh enam ribu rupiah), disampaikan dalam dua tahap.
Bantuan tahap pertama, sebesar 9.421.000 (sembilan juta empat ratus dua puluh satu ribu rupiah), disampaikan satu hari menjelang hari raya Idul Adha, Sabtu (5/11/2011). Bantuan pembaca voa-islam.com diserahkan langsung oleh Pemimpin Redaksi voa-islam.com kepada Angga Mardhotillah, disaksikan oleh ibunya, Elwiyati.
Angga tak bisa berucap apa-apa karena lidah dan mulutnya sakit berat akibat efek chemotherapy yang telah dijalaninya. Proses mematikan sel-sel kanker ini berefek pada rontoknya semua rambut, sariawan hebat pada bagian mulut, bibir dan lidahnya. Sehingga Angga tidak bisa bebas makan dan berbicara. Angga hanya bisa tersenyum dan menitikkan airmata menerima uluran tangan pembaca voa-islam.com.
Bantuan tahap kedua, sebesar 16.455.000 (enam belas juta empat ratus limah puluh lima ribu rupiah), disampaikan oleh Pemimpin Redaksi voa-islam.com yang didampingi istrinya, Ummu Kulsum, Selasa pagi (20/12/2011). Bantuan tahap kedua ini termasuk sumbangan dari para aktivis Buruh Migran (BMI) Indonesia di Hong Kong yang tergabung dalam Perpustakaan Al-Furqon Hong Kong.
Namun bantuan tahap kedua ini tidak bisa diterima oleh ananda Angga Mardhotillah, karena sudah meninggal dunia pekan sebelumnya. Innalillahi wa inna ilaihi roji’un...!
Angga Mardhotillah berpulang ke rahmatullah pada jam 9 pagi hari Sabtu, setelah menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Elwiyati, ibunda Angga Mardhotillah, menerima bantuan itu sambil berurai air mata. Karyawati bagian security di sebuah perusahaan garmen ini menyampaikan ribuan terimakasih dan mendoakan kepada para muhsinin semoga Allah SWT membalas kebaikan para muhsinin dengan keberkahan, pahala, kebahagiaan di dunia dan di surga. Jazakumullah khairan, mudah-mudahan Allah membalasnya dengan kebaika, keberkahan dan kemudahan dunia akhirat.
Usai membesarkan hati dan memberikan taushiyah mengenai hakikat hidup, ujian, kesabaran dan makna kematian, tim voa-islam.com berziarah ke makam Angga Mardhotillah di Pemakaman Islam Pereng Bekasi.
Angga Mardhotillah: Kesabaran Anak Yatim Menggapai Ridha Ilahi
Angga Mardhotillah adalah sosok anak yatim yang sabar dan tawakkal dalam menjalani takdir Allah SWT.
Dalam usia 8 tahun Angga sudah menjadi anak yatim. Ayahanda, Ujang Badri, wafat dalam usia 33 tahun pada 2008 silam. Angga pun harus menjalani keseharian bersama Elwiyati, ibunda yang sekaligus bertugas menjadi ayahnya. Untuk menutupi kebutuhan rumah tangga dan biaya pendidikan, Elwiyati bekerja sebagai security di sebuah perusahaan garmen di Bekasi.
Tempaan hidup sebagai anak yatim, menjadikan Angga tumbuh sebagai sosok yang mandiri. Dalam usia yang terbilang masih anak-anak, Angga sudah terbiasa masak sendiri maupun tinggal di rumah sendiri bila ibunya bekerja, terutama bila masuk kerja malam hari.
Ujian Angga bertambah berat ketika pada usia 10 tahun mendapat musibah penyakit kanker ganas di kaki kanannya. Bersama ibunya, Angga harus pontang-panting dalam keadaan sakit untuk berobat ke tiga rumah sakit: RSU Bekasi, RSU Ciptomangunkusumo Jakarta dan RS Hasan Sadikin Bandung.
Saat menderita kanker, hal paling memprihatinkan yang dialami Angga adalah ketika sang ibu masuk kerja malam hari di pabrik. Angga yang hanya bisa terbaring di atas tempat tidur itu harus melewati malam hari sendirian, tanpa ditemani seorang pun. Padahal dalam kondisinya seperti saat ini, ia butuh perawatan, teman dan hiburan.
Beberapa pekan lalu, Angga kembali ke RS Hasan Sadikin Bandung untuk menjalani chemotherapy rutin. Seperti biasanya, rasa sakit yang hebat sebagai efek terapi kanker harus dirasakannya. Dari raut muka dan bahasa tubuhnya, nampak jelas bahwa Angga sedang merasakan sakit yang teramat dahsyat.
“Angga bilang rasanya seperti sekujur tubuhnya ditusuk-tusuk pedang,” kenang Elwiyati kepada voa-islam.com, Selasa (20/12/2011).
Meski sakit teramat dahsyat, uniknya, kali ini Angga tidak banyak mengeluh sebagaimana orang yang kesakitan. Saat ditanya mengapa tidak mengeluh, Angga hanya menjawab singkat, agar menjadi penghapus dosa-dosanya. “Kata Pak Muchdi, kalau sakit harus sabar agar jadi penghapus dosa-dosa,” jawabnya terbata-bata.
Tak lama kemudian, Angga pun meminta maaf kepada ibunya. “Maafkan Angga ya Bu,” ujarnya.
Elwiyati hanya menjawab permintaan anak semata wayangnya dengan mengiyakan. “Saya tak sadar, kalau itu adalah firasat kematian dan ungkapan perpisahan,” jelasnya.
Allahu Akbar!! Begitu berat ujian yang dipikul Angga Mardhotillah. Tanpa didampingi seorang ayah, dalam usianya yang belum baligh, harus menjalani beratnya ujian hidup.
Ujian seberat itu, kalau dihadapi manusia biasa, oleh orang dewasa sekalipun, mustahil bisa kuat menghadapinya.
Beruntung, berkat pendidikan akidah yang shahih di sekolahnya, siswa teladan kelas 6A Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ulul Albab Bekasi ini senantiasa bersabar menerima taqdir yang digariskan Ilahi.
Sesuai nama yang diwariskan almarhum ayahnya, Angga Mardhotillah menggapai ridha Ilahi dengan sepenuh kesabaran dan tawakal atas ujian hidup.
Setelah ditinggal Angga pergi menyusul almarhum ayahnya ke alam barzah, kini tinggal Elwiyati, sang ibunda, dirundung kesedihan yang teramat dalam. Untuk sementara, wanita kelahiran 1974 ini harus tinggal di rumah orang tua atau teman-teman kerjanya, karena tak kuasa tinggal di rumahnya, bila teringat memori bersama almarhum suami dan anak semata wayangnya. Memori terberatnya adalah bila teringat ungkapan Angga, “Ibu, Angga berjanji akan bahagiakan Ibu. Jangan khawatir Bu, insya Allah!”
Semoga wafatnya Angga Mardhatillah menjadi kebaikan bagi semuanya. Semoga Angga diterima Allah di tempat yang mulia, bahagia, penuh rahmat dan ridha-Nya.
Kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga mendapat hikmah dan kebaikan setelah musibah ini. Apapun musibah dan kesedihan, janji Allah pasti terjadi, sesudah kesulitan pasti ada kemudahan.
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Qs Alam Nasyrah 5-6).
“Allaahumma’jurni fii mushiibatii wakhluflii khairan minhaa” (Ya Allah, berilah pahala kepadaku dan gantilah aku dengan yang lebih baik dari musibah ini) (HR Muslim 2/632).
Dan kepada para dermawan yang telah membantu pengobatan ananda Angga Mardhotillah, semoga mendapat peluang emas emas menggapai surga bersama Rasulullah SAW, sesuai dengan sabdanya yang diucapkan sambil menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah dan merapatkan keduanya:
“Aku dan pengasuh anak yatim kelak di surga seperti dua jari ini” (HR. Bukhari). [taz]
BERITA TERKAIT: