3 Pekan Kritis, Bayi Muhammad Jibril Anak Aktivis Nahi Munkar Tasik Tutup Usia
BANDUNG, Infaq Dakwah Center (IDC) - Innaalillahi wa Inna Ilaihi roojiun, Muhammad Jibril, bayi mungil anak aktivis Nahi Munkar Tasik yang baru lahir 3 pekan lalu meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Santosa Central, Bandung, Jawa Barat.
Relawan IDC mendapat informasi wafatnya Jibril pagi ini, di tengah perjalanan menuju Bandung untuk membezuk Jibril yang baru sampai tadi malam, Rabu (15/5) pukul 21.00. Ananda Jibril mendapat surat rujuk ke RS Santosa Central, usai menerima perawatan intensif 15 hari di RS Bunda Aisyah, kota Tasikmalaya.
"Innalilahi wa Inna ilaihi roojiun, putera Abi ngantunkeun kang," (anak saya meninggal dunia)," pesan WhatsApp yang diterima Relawan IDC dari Kang Muhammad Taji, Ayah Muhammad Jibril.
Untuk diketahui, ananda Jibril pasca lahir prematur mengidap infeksi saluran lambung, ikhtiar berobat untuk kesembuhan putera ke 5 nya itu sudah dilakukan kang Muhammad Taji dan istrinya Ummi Martini, Jibril di rawat di 2 rumah sakit ternama di Tasikmalaya.
Hingga Rabu (15/5) kemarin, ananda Jibril di beri rujuk berobat ke RS Santosa Central, Bandung. Qadarullah, Allah ta'ala amat sayang kepada Jibril, ia tidak bisa bertahan dalam kondisinya yang lemah dan kritis di saluran lambung dan usus besarnya.
"Anak bapak sudah kritis, lambungnya sudah infeksi, Bocor dan pecah, paru-parunya berisi cairan, nafas tidak stabil, usus besar bolong dan tersumbat, kondisinya tidak bisa diselamatkan," ungkap Dokter RS Santosa Central kepada Ayah Jibril, Muhammad Taji.
Relawan IDC dengan Armada Ambulance layanan ummat akan mengantar ananda Jibril ke Tasikmalaya untuk prosesi pemakaman, hingga berita ini ditulis, Ambulance sudah memasuki Cileunyi, akan tiba di Tasik waktu Dzhuhur, In syaa Allah.
Semoga kang Muhammad Taji dan Ummi Martini bersabar dan ridha atas keputusan terbaik yang Allah berikan, hingga Allah karuniakan pahala dan Baitul hamd (rumah pujian) di Surga.
dari Abu Musa al-Asy'ari, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا ماتَ ولدُ العَبْدِ ، قالَ اللهُ لمَلَائِكَتِهِ: قَبَضْتُمْ وَلَدَ عَبْدِي؟ فَيَقُولُونَ: نَعَمْ. فَيَقُولُ: قَبَضْتُم ثَمَرَةَ فُؤَادِهِ؟فَيَقُولُونَ: نَعَمْ. فَيَقُولُ: مَاْذَا قالَ عَبْدِيْ؟ فَيَقُولُونَ: حَمِدَكَ وَاسْتَرْجَعَ. فَيَقُولُ اللّهُ: ابْنُوا لِعَبْدِيْ بَيْتًا فِيْ الجَنَّةِ وَسَمُّوهُ بيتَ الحَمْدِ
"Jika anak-anak hamba meninggal dunia, maka Allah bertanya pada malaikat, 'Apakah kalian mencabut nyawa anak hamba-Ku?' Mereka menjawab, 'Ya'. Allah bertanya lagi, 'Apakah kalian mencabut buahwa menjawab?' Mereka menjawab, 'Ya'. Allah bertanya lagi, 'Apa yang diucapkan hamba-Ku?' Malaikat menjawab, 'Dia memuji-Mu dan membalas inna lillahi wa inna ilaihi raajiun'. Kemudian Allah berfirman, 'Bangunkan untuk hamba-Ku satu rumah di surga. Beri nama rumah itu dengan Baitul Hamdi (rumah pujian) '. " (HR. Tirmidzi 1037, Ibu Hibban 2948 dihasankan al-Albani)