Innalillahi...Jatuh 2 Kali, Kaki Ulandari Butuh Biaya Operasi 20 Juta Angkat Pen. Ayo Bantu..!!
Dua tahun masa perawatan kaki patah tulang Ulandari belum membuahkan hasil sempurna. Apalagi pasca 2 kali terjatuh di lantai rumah kontrakan saat jalan dengan kruk, pen penopang tulang mulai kendor mau lepas. Sempat dilarikan ke UGD RS Karima Utama Kartosuro, Ulandari batal dioperasi angkat pen karena terbentur biaya sebesar 20 juta rupiah. Bantuan dari IDC sebanyak 100 juta juga telah ludes untuk biaya operasi, medikasi, obat-obatan dan perawatan jalan selama setahun. Ayo Bantu pengobatan Mahasiswi Dakwah ini, agar cepat sembuh dan mewujudkan cita-cita sebagai mujahidah dakwah!!!
SOLO, Infaq Dakwah Center (IDC) - Widati Sri Ulandari, mahasiswi Akademi Dakwah, sakit patah kaki akibat kecelakaan yang telah dibantu IDC 2 tahun lalu, saat ini kondisi lukanya belum sembuh sempurna. Sebab terjatuh 2 kali saat berjalan dengan sebuah kruk, pen penyangga patah tulang kaki kirinya kendor dan masih terlihat diluar daging.
Kecelakaan jatuh sendiri di dalam rumah kontrakan di Kartosuro, Sukoharjo itu, Ulandari hanya bisa merintih kesakitan dengan dibantu ibunya, Katrin. Kejadian terakhir bulan November 2019 lalu, Ulandari sempat di bawa ke UGD (Unit Gawat Darurat) Rumah Sakit Karima Utama Kartosuro. Pihak dokter menyarankan untuk segera dilakukan operasi angkat pen.
"Saya jatuh dua kali, terakhir bulan November 2019. Karena kruknya licin dibuat jalan dilantai, bantalan karetnya kadang lepas, harus diganti," kata Ulandari pada Relawan IDC Solo, Selasa (18/2/2020).
Keinginan operasi angkat pen kaki Ulandari pupus sudah karena terbentur biaya sebanyak 20 juta rupiah. Sedang bantuan IDC yang dulu telah diserahkan sebesar Rp 100.113.000,- telah habis untuk operasi, obat-obatan dan perawatan medikasi selama setahun.
Dan kini, Ulandari harus merawat sendiri luka kaki kirinya, sementara pen masih terlihat diluar dagingnya. Obat-obatan pembersih luka ia siapkan sendiri, melepas perban pembalut sendiri dan perlengkapan itu habis pakai kurang dari dua pekan. Padahal harganya mencapai 500 ribu rupiah.
"Selama ini menurut dokter di Karima, luka Ulan termasuk perkembangannya cepat. Ada pasien yang baru sembuh sampai 7 tahun, sakitnya ya kayak gini. Ini 2 tahun sudah menutup, hanya yang lama karena pen ini besar. Jika sudah diambil, insyaAllah pertumbuhan daging ini akan cepat menutup tulang," tutur Ulandari sambil membersihkan lukanya.
TEGUH BELAJAR DAKWAH, MERAJUT DAN MENJAHIT DEMI MENAMBAH BIAYA MAKAN KELUARGA
Dirumah kontrakan yang mulai habis masa sewanya itu, Ulandari ditemani adik-adiknya yang masih membutuhkan biaya sekolah. Alhamdulillah salah satu adiknya bernama Anggi sudah bekerja di kios isi ulang air minum.
Sang bunda single parent, Katrin juga harus bolak-balik Solo-Bengkulu karena masih punya tanggungan 2 anak yang membutuhkan biaya hidup bersama neneknya di Bengkulu. Sementara kegiatan untuk menambah penghasilan, ia baru bisa membuat kue yang dititipkan ke warung tetangga.
Untuk membantu biaya hidup sehari-hari keluarganya, Ulandari mulai belajar merajut bikin tas dan menjahit baju. Hanya saja mesin jahit masih harus pinjam milik temannya satu kajian. Hasil pekerjaannya memang belum dihargai dengan layak.
"Jahitan saya tidak tentu ada. Kalau pas diminta menjahit ya saya datang ke rumah teman nanti selesai dikasih uang," ucap Ulandari.
Meski sudah tidak belajar di Akademi Dakwah Indonesia (ADI), untuk mengisi kegiatan, Ulandari semangat dan tetap teguh belajar dakwah liqo yang digelar dari rumah ke rumah teman-temannya.
Sampai berita ini ditulis, Ulandari hanya bisa menunggu dan berdoa kepada Allah subhanahu wata'ala menurunkan pertolongannya, agar kakinya segera dioperasi. Padahal sejak Januari lalu dokter sudah menjadwalkan untuk segera dilakukan tindakan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Widati Sri Ulandari mengalami kecelakaan parah pada Selasa (11/9/2017) silam saat dibonceng kawannya sesama mahasiswi asal Bengkulu. Peristiwa nahas terjadi karena sepeda motor yang dikendarai Yesi (mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta–UMS) mengalami rem blong dan tersungkur ke dalam jurang di Tawangmangu, Karanganyar. Akibat kecelakaan tunggal itu, kaki kiri Ulandari mengalami patah tulang dan tak sadarkan diri.
Usai dibantu IDC, alhamdulillah donasi yang mencapai 100 juta, telah digunakan untuk operasi, dan perawatan selama satu tahun. Kini luka Ulandari belum pulih sempurna apalagi sempat mengalami jatuh 2 kali.
INFAQ DARURAT PEDULI KASIH SESAMA MUSLIM
Ujian berat yang diderita saudari kita Ulandari adalah beban kita juga, karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَومَ القِيَامَةِ و مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيهِ في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و مَن سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ الله في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و الله في عَونِ العَبْدِ ما كان العَبْدُ في عَونِ أَخِيهِ
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa membantu seorang hamba selama hamba tersebut senantiasa membantu saudaranya...” (HR Muslim).
Donasi untuk membantu pengobatan Widati Sri Ulandari bisa disalurkan melalui program INFAQ DARURAT ke Rekening IDC:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a.n: Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri Syari’ah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Bukopin Syariah, No.Rek: 880.218.4108 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BTN Syariah, No.Rek: 712.307.1539 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mega Syariah, No.Rek: 1000.154.176 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank CIMB Niaga, No.Rek: 80011.6699.300 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC).
CATATAN:
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.000,- Rp 103.000,- 53.000,- dan seterusnya.
- Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: www.infaqdakwahcenter.com.
- Bila biaya pengobatan sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
- Info: 08122.700020.