Subhanallah!! Kisah Infaq yang Mengharukan dari Donatur IDC

“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk Islam” (Qs Al-An’am 125).

Bila hati terbuka untuk menerima kebenaran dan hidayah Allah masuk ke dalam qalbu, tak ada makhluk manapun yang mampu menghalangi untuk beramal shalih. Minimnya ekonomi bukanlah penghalang untuk berinfaq.

Selama lima bulan berkiprah menggalang dan menyalurkan dana infaq, antusiasme umat dalam menginfakkan hartanya melalui Infaq Dakwah Club (IDC) voa-islam sangat tinggi. Berbagai kalangan berlomba-lomba menyalurkan infak melalui IDC dengan caranya masing-masing.

Selain transfer ke rekening IDC, tak sedikit muhsinin yang langsung menyerahkan infaq kepada orang yang diberitakan di situs resmi IDC. Ketika berita Ummi Nurhalimah dipublikasikan IDC, tak sedikit jamaah yang langsung memberikan bantuan ke Rumah Sakit Haji Jakarta. (baca: Janda Mujahid Tergolek Kritis di Rumah Sakit, Butuh Uluran Tangan Kita).

Uniknya, di antara ratusan juta dana yang diinfakkan melalui IDC setiap bulan itu, tidak semuanya dari kaum hartawan yang kaya raya. Contohnya adalah dua kisah berikut.

Dari sebuah desa terpencil, seorang pemuda desa ingin berpartisipasi menyalurkan sedekah melalui IDC. Namun ia terkendala teknis karena jarak rumah dan bank terlalu jauh.

“Akhi, saya mau infaq tapi tidak banyak, apa boleh?” tanya dia melalui pesan singkat kepada SMS Centre IDC.

“Alhamdulillah, tafaddhal akhi. Berapapun infaq antum, insya Allah kami salurkan sesuai amanah. Barakallah fikum,” jawab petugas SMS Centre IDC.

“Tapi saya tinggal di pelosok, jauh dari bank. Apa boleh saya infaq dalam bentuk pulsa?” lanjutnya.

“Tafaddhal akhi, mohon konfirmasinya kalau sudah transfer pulsa, supaya segera kami jual/uangkan untuk disalurkan,” jawab petugas SMS Centre IDC.

...Di antara ratusan juta dana yang diinfakkan melalui IDC setiap bulan itu, tidak semuanya dari kaum hartawan yang kaya raya. Berapapun infaq antum, insya Allah kami salurkan sesuai amanah...

Esoknya, di HP IDC muncul berita transfer pulsa sebesar 10 ribu rupiah. Beberapa saat kemudian datang sms, “Akhi, saya sudah transfer pulsa 10 ribu, mohon disalurkan.”

“Baikh akhi, infaqnya segera kami salurkan. Semoga menjadi amal shalih, harta yang berkah dan tabungan akhirat. Jazakumullah khairan,” jawab SMS Centre.

Oleh petugas SMS Centre IDC, pulsa itu pun dijual kepada kenalan yang membutuhkan pulsa. Lalu uang sejumlah 10.000 digabung dengan dana infaq dan disalurkan sesuai permintaan munfiqin.

 

INFAQ TERBAIK DENGAN MAHAR PERKAWINAN

Masih ada lagi kisah infak yang mengharukan di dapur IDC. Pagi itu, Ahad (23/9/2012), Tim IDC bersiap-siap berangkat ke Pesantren Zaid bin Tsabit Poncol Bekasi  untuk menyalurkan dana sebesar Rp 100 juta rupiah. (baca: IDC Salurkan Dana Rp 100 Juta untuk Pembangunan Pesantren Zaid bin Tsabit Bekasi).

Tiba-tiba datang tamu sepasang suami-istri dari Cibinong Bogor untuk bersilaturrahim. Setelah bincang-bincang sejenak, sang suami memberikan tiga lusin kopi berbagai merek. Katanya untuk menambah semangat kru voa-islam.com dan IDC.

Kemudian sang istri, sebut saja Muliawati –nama alias– mengemukakan maksud kedatangannya. Setelah membaca berita dua anak mujahid yatim piatu (baca: Kabar Duka Syuhada: Ummi Nurhalimah Janda Mujahid Wafat, Kedua Anaknya Jadi Yatim Piatu), ia terpanggil untuk berinfaq membantu dua anak yatim piatu Ahmad Dahlan dan Navis Rafa’ul Haqq.

“Pak Mul, saya tersentuh sekali membaca dua yatim piatu anak mujahid ini. Saya mau infak untuk mereka tapi tidak berupa uang tunai. Ini saya infakkan mahar perkawinan saya,” ujar wanita bercadar itu sembari menyerahkan sebuah dompet berisi cincin emas beserta suratnya.

Subhanallah!!! Rupanya mereka adalah pengantin anyar yang baru menikah beberapa pekan. Mereka naik sepeda motor menempuh jarak sekira 60 km ke kantor IDC di Bekasi untuk berinfak kepada anak yatim piatu. Mereka jadikan perjalanan itu sebagai salah satu agenda “bulan madu” di jalan Allah. Betapa mulia hati Muliawati.

...Subhanallah!!! Pengantin baru ini naik sepeda motor menempuh jarak sekira 60 km ke kantor IDC di Bekasi untuk berinfak kepada anak yatim piatu dengan harta terbaiknya. Mereka jadikan perjalanan itu sebagai salah satu agenda “bulan madu” di jalan Allah...

Muliawati dan suaminya bukanlah seorang tajir. Sebagai pasangan baru yang tinggal di rumah kontrakan, mereka sangat memerlukan banyak biaya untuk mengarungi bahtera rumah tangga. Tapi mereka tulus menginfakkan harta terbaiknya. Dan harta terbaik yang dimilikinya saat ini adalah mahar perkawinan itu.

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya” (Qs Ali Imran 92).

Ya Allah, kami pengurus IDC adalah saksi bahwa mereka adalah seorang dermawan yang menginfakkan harta terbaiknya untuk anak yatim piatu. Jadikanlah mereka ahli surga, masukkanlah mereka ke surga-Mu bersama-sama dengan Rasulullah SAW sedekat dua jari. Bahagiakan rumah tangga mereka, karuniakan kepada mereka keturunan yang shalih, generasi qurrata a’yun, generasi rabbani yang ikhlas mendermakan jiwa raga dan hartanya untuk agama-Mu . Aamiin. [Tawang Jaya]