Santri TPQ Alami Luka Bakar, Telinga Hilang dan Jari Membusuk. Ayo Bantu..!!

Sungguh tragis kondisi Kinanti Valerina Isnaini, santri TPQ Walisongo ini, mengalami luka bakar serius hingga telinganya hilang, jari-jari kedua tangannya membusuk dan tubuhnya masih dibalut perban. Sudah 23 operasi dialami tapi  masih belum pulih. Meski biaya operasinya ditanggung BPJS, tapi banyak obat dan kebutuhan transport tiap bulan hampir 1 juta rupiah harus ditanggung orang tuanya yang terpaksa nganggur. Ayo bantu Kinanti agar segera pulih dan kembali belajar bersama teman TPQnya..!!

SUKOHARJO, Infaq Dakwah Center (IDC) - Kinanti Valerina Isnaini, sudah sepuluh bulan lamanya berobat jalan di RS Moewardi namun hingga kini kondisinya belum juga membaik. Rintihan rasa sakit masih terus terucap dari mulut bocah berusia lima tahun ini lantaran separuh tubuhnya mengalami luka bakar. Santri TPQ (Taman Pendidikan Al Quran) Walisongo Klumprit, Mojolaban, Sukoharjo ini, mengalami kecelakaan, mobil Angkot yang ia tumpangi bersama neneknya tiba-tiba terbakar di jalan raya Banyudono, Boyolali, pada Ahad (17/10/2021).

Pasca kejadian, bocah mungil dari pasangan Nanto dan Aprilia Kurniartuti itu, seringkali meringis kesakitan di tempat tidur. Luka parah yang dialami mebuat rambut dan telinga Kinanti hilang, jari-jari kedua tangannya pun mulai membusuk dan beberapa bagian tubuh lainnya masih dibalut perban. Wajah Kinanti yang dulu imut dan ayu kini berubah menyeramkan, bahkan mata sebelah kanannya hampir mengalami kebutaan.

Aprilia dengan nada sedih menceritakan nasib malang yang menimpa putrinya. Awalnya, Kinanti diajak oleh neneknya ke rumah keluarga di Boyolali dalam rangka silaturahim. Sayangnya, angkot yang ditumpanginya ternyata bermasalah, mesinnya terasa panas dan sempat mogok. Saat suhu di dalam mobil terasa semakin panas tiba-tiba terjadi kobaran api pada derigen bensin yang berada tepat di atas mesin dan langsung menyambar tubuh Kinanti yang kebetulan poisi duduknya tak jauh dari sumber kobaran api. Semua penumpang panik dan segera menyelamatkan diri keluar, Nahasnya Kinanti telat diselamatkan, sebagian tubuhnya terbakar dan di larikan ke Rumah Sakit (RS) Boyolali sebelum kemudian dirujuk ke RS Moewardi Solo.

BERHARAP KESEMBUHAN UNTUK PUTRI TERSAYANG

Nanto, ayah Kinanti hanya seorang buruh tukang las. Penghasilan hariannya, hanya sebesar Rp 60 ribu. Uang sebesar itu, jangankan untuk berobat ke rumah sakit, terkadang untuk makan sehari-hari pun tak cukup.

Apalagi, Aprilia, sang istri, kini tak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya fokus merawat putri tercintanya yang tergolek lemah di tempat tidur.

Harapan besar kedua pasangan itu, agar putri tercintanya, Kinanti, bisa segera sembuh. Kembali menuntut ilmu sebagai santri TPQ (Taman Pendidikan Al Quran) Walisongo Klumprit, Mojolaban, Sukoharjo

Dalam benak orang tuanya, Kinanti kelak didambakan menjadi putri yang shalihah, penghias pandangan mata, yang mengalirkan pahala di akhirat kelak.

“Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan : 74).

Nanto dan Aprilia selama ini telah berusaha peras keringat banting tulang, mencari jalan keluar untuk pengobatan sang buah hati. Hingga akhirnya, mereka meminta bantuan pengobatan melalui IDC karena kondisi ekonomi yang sulit.

Kami mohon kepada para donatur IDC untuk membantu pengobatan anak kami Kinan. Suami sudah tidak bisa bekerja karena harus bolak-balik ke RS," Tutur Aprilia sambil menangis pada Relawan IDC, Rabu (3/8/2022).

KANGEN MENGAJI, BELAJAR BERSAMA TEMAN-TEMAN DI TPQ

Ustadzah Siti Yuari, guru TPQ Walisongo di Masjid  Baitul Hamdi Klumprit, Mojolaban, Sukoharjo mengaku sedih mendapatkan kabar santrinya kecelakaan. Melihat langsung wajah Kinanti, hatinya ikut teriris menahan tangis. Tak banyak yang bisa ia perbuat, semoga teman-teman Kinanti memberi semangat.

"Saya sangat sedih mendengar kejadian itu, Kinan yang anaknya suka bertanya ini itu, anak yang ceria kini berubah seperti itu. Kalau TPA suka sekali dan perhatian menyimah huruf-huruf iqro'. Saya tak tahu lagi nanti kalau mau datang ke TPA, teman-tenmannya bagaimana? Semoga tidak diejek dan saya ajarkan mereka harus memberi semangat pada Kinan. Jika IDC mau membantu, saya sangat berterima kasih, semoga jadi amal kebaikan kita semua," ujar Ustadzah Siti.

Kinanti saat ini sudah merasa kangen mengaji bersama teman TPAnya. Nanto mengatakan dirinya sudah meminta ijin kepada Ustadzah Siti agar Kinanti didaftarkan lagi masuk kelas TPA. Tapi ia ragu, apakah nanti jadi olok-olokan atau disemangati temannya.

"Yah, aku mau TPA, sama temen lagi. Begitu pintanya sama saya. Tapi kondisinya begitu saya beralasan, nanti didaftar lagi ke bu dhe Siti. Saya takutnya nanti malah temannya takut atau bahkan malak diejek, bikin drop dia kan kasihan. Anaknya itu pengin banget TPA lagi," pungkas Nanto ayah Kinanti.

INFAQ DARURAT PEDULI KASIH SESAMA MUSLIM

Seiring keterbatasan ekonomi keluarga, uluran tangan kaum muslimin sangat diharapkan untuk biaya pengobatan Ananda Kinanti Valerina Isnaini. Musibah yang dialami Kinanti adalah beban kita juga. Karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.

“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَومَ القِيَامَةِ و مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيهِ في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و مَن سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ الله في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و الله في عَونِ العَبْدِ ما كان العَبْدُ في عَونِ أَخِيهِ

“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa membantu seorang hamba selama hamba tersebut senantiasa membantu saudaranya...” (HR Muslim).

Bunga-bunga kasih kepedulian kaum Muslimin sangat dibutuhkan untuk membantu pengobatan ananda Khanza, agar segera sehat dan bisa merajut masa depan.

Donasi bisa disampaikan melalui program INFAQ DARURAT:

  1. Bank Syariah Indonesia (BSI), No.Rek: 7050.888.422.
  2. Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005.
  3. Bank DKI Syariah, No.Rek: 7052.4715.862.
  4. Bank BJB Syariah, No.Rek: 006010.2072.450.
  5. Bank BTN Syari’ah, No.Rek: 712.307.1539.
  6. Bank BCA, No.Rek: 1641.999.666.
  7. Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289.
  8. Bank BNI, No.Rek: 5353.5757.10.
  9. Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302.
  10. Bank CIMB Niaga, No.Rek: 80011.6699.300.

CATATAN:

  • Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 5.000 (lima ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.005.000,- Rp 505.000,- Rp 205.000,- Rp 105.000,- 55.000,- dan seterusnya.
  • Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: www.infaqDakwahCenter.com.
  • Bila biaya sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
  • Detail: http://www.infaqdakwahcenter.com/read/idc/1230/santri-tpq-alami-luka-bakar
  • VIDEO: https://youtu.be/
  • Info: 08122.700020  087720.700020  08567.700020.